Bola Internasional

Virus Corona Renggut Nyawa Mantan Presiden Marseille, Pape Diouf

Rabu, 1 April 2020 14:00 WIB
Penulis: Katarina Erlita Cadrasari | Editor: Theresia Ruth Simanjuntak
© Amanda Dwi Ayustri/INDOSPORT
Kabar duka datang dari mantan Presiden Marseille, Pape Diouf yang telah wafat pada Selasa (31/03/20) akibat virus corona. Copyright: © Amanda Dwi Ayustri/INDOSPORT
Kabar duka datang dari mantan Presiden Marseille, Pape Diouf yang telah wafat pada Selasa (31/03/20) akibat virus corona.

INDOSPORT.COM - Kabar duka datang dari mantan Presiden Marseille, Pape Diouf yang telah wafat pada, Selasa (31/03/20).

Pape Diouf meninggal setelah dinyatakan positif terjangkit virus corona. Ia sempat dirawat di salah satu rumah sakit yang ada di Senegal.

Namun pada, Sabtu (28/03/20), kondisi kesehatannya terus menurun hingga nyawanya tak bisa diselamatkan lagi. Klub Marseille pun turut menyampaikan belasungkawa melalui cuitan di media sosial Twitter.

"Kesedihan mendalam dirasakan oleh Olympique de Marseille atas kepergian Pape Diouf. Beliau akan tetap ada di hati Marseillais selamanya, arsitek hebat yang telah mengukir sejarah klub. Belasungkawa kami untuk keluarganya dan orang-orang terkasih," tulis @OM_English.

Selama menjabat sebagai Presiden Marseille, Pape Diouf berhasil mengawal tim tersebut bertengger di papan atas klasemen Ligue 1 Prancis secara konsisten, walaupun tidak pernah meraih gelar juara.

Hasil akhir tertinggi yang telah diraih Marseille selama masa kepemimpinan Diouf adalah menduduki peringkat kedua dan pencapaian terendah bertengger di urutan kelima.

Sebelum menjadi presiden Marseille, Pria yang wafat di usia 68 tahun ini pernah bekerja sebagai jurnalis olahraga. Ia juga pernah menjadi agen dari sejumlah pemain ternama seperti Desailly, Gallas, Nasri dan Drogba yang berkiprah di Ligue 1 Prancis.

Karier itulah yang mengantarkan Pape Diouf menjadi presiden Marseille pada Januari 2005. Tak pelak, kematian Diouf menjadi pukulan bagi dunia sepak bola ketika krisis virus corona terjadi.

Virus berbahaya itu telah menyebabkan sejumlah turnamen ditunda, bahkan Euro 2020 dan Olimpiade Tokyo 2020 pun harus ditunda hingga tahun depan.