Liga Indonesia

Disoroti PSSI Terkait Gaji 10 Persen, Manajemen Persita Beri Penjelasan

Jumat, 10 April 2020 19:14 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Persita Tangerang
Ketum PSSI, Mochamad Iriawan belum lama ini menyoroti kebijakan gaji 10 persen yang ditetapkan manajemen klub Liga 1 Persita Tangerang. Copyright: © Persita Tangerang
Ketum PSSI, Mochamad Iriawan belum lama ini menyoroti kebijakan gaji 10 persen yang ditetapkan manajemen klub Liga 1 Persita Tangerang.

INDOSPORT.COM - Ketum PSSI, Mochamad Iriawan belum lama ini menyoroti kebijakan gaji 10 persen yang ditetapkan manajemen klub Liga 1 Persita Tangerang selama masa force majeure akibat pandemi virus corona. PSSI menyatakan akan meminta penjelasan dari klub yang bersangkutan.

"Berkaitan dengan keadaan sekarang, kami diskusi dengan klub sehingga sepakat gaji pemain 25 persen. Ada Persita 10 persen, ini jadi pelajaran kami dan kami akan lakukan komunikasi dengan Persita," kata Iriawan.

Bukan tanpa alasan PSSI ingin berbicara dengan Persita. Federasi mengeluarkan kebijakan agar klub peserta Liga 1 2020 dibolehkan untuk membayarkan gaji pemainnya maksimal 25 persen dari nilai kontrak yang tertera.

Saat disinggung mengenai sorotan PSSI tersebut, manajemen Persita mengaku belum mendapat informasi apapun. Manajer Persita, I Nyoman Suryanthara mengaku belum menerima komunikasi dari pihak PSSI.

"Sejauh ini belum ada komunikasi," tuturnya.

Terkait gaji 10 persen untuk pemain selama bulan April hingga Juni, manajemen Persita mengkonfirmasi jika telah disepakati bersama. Keputusan yang diambil cukup berat, tapi memang harus dilakukan untuk memastikan kelangsungan operasional klub ke depannya.

Terlebih lagi, selama masa vakum kompetisi Liga 1 karena virus corona, minimal dua bulan ke depan, tim tidak banyak memiliki pemasukan untuk membiayai keperluan operasional.

"Memang berat, tapi kami sudah mengupayakan segala kemungkinan yang terbaik untuk pemain, pelatih dan ofisial sebelum keputusan ini diambil.”

“Kami juga sudah membayarkan gaji bulan Maret secara penuh meski arahan PSSI bahwa klub bisa membayar gaji tim maksimal 25 persen sejak Maret,”ujar Nyoman.

"Bagaimana pun juga penghentian kompetisi sementara ini memang pasti berdampak kurang baik, terutama untuk pemasukan klub. Kami mau tidak mau harus menyesuaikan untuk bisa menjamin operasional tim ke depannya, jadi ini sudah kami perhitungkan secara matang,” tutupnya.

Sekadar informasi, PSSI sebelumnya juga sempat menyatakan tidak menutup kemungkinan menghentikan total Liga 1 2020, apabila wabah virus corona di Indonesia terus mengalami peningkatan.