Liga Indonesia

Assyabaab, Klub Arab asal Surabaya yang Mewarnai Sejarah Panjang Sepak Bola Indonesia

Kamis, 16 April 2020 06:36 WIB
Penulis: Arief Tirtana | Editor: Yohanes Ishak
© Grafis:Frmn/Indosport.com
assyabab Surabaya, klub yang punya sejarah di sepak bola Indonesia. Copyright: © Grafis:Frmn/Indosport.com
assyabab Surabaya, klub yang punya sejarah di sepak bola Indonesia.

INDOSPORT.COM – Al kisah ada klub sepak bola asal Surabaya yang kehadirannya bukan hanya unik, namun juga mampu mencatatakan sejarah panjang di sepak bola Indonesia, bernama Assyabaab.

Buat Sebagian besar penggemar sepak bola belakangan ini, nama klub Assyabaab mungkin akan sangat asing di telinga. Bahkan saat mendengar nama tersebut, mungkin akan banyak yang berpikir bahwa Assyabaab adalah klub asal Timur Tengah atau merupakan klub Arab.

Tidak salah memang, jika menyebut Assyabaab adalah klub Arab. Dengan nama khas Arab, Assyabaab memang merupakan klub yang juga didirikan oleh orang Arab. Namun bukan oleh orang Arab yang jauh di Timur Tengah, melainkan orang-orang keturunan Arab yang ada di Surabaya, tepatnya di wilyah Ampel.

Dengan keunikan tersebut, Assyabaab juga mempunyai sejarah Panjang di sepak bola Indonesia. Sebab keberadaan mereka sudah ada sjak tahin 1930 silam atau sebelum era kemerdekaan Indonesia.

Saat itu di wilayah Amperl Surabaya, yang banyak berdomisili warga keturunan Arab, Assyabaab berdiri, dengan nama kala itu adalah An Nasher atau secara harfiah berarti kemenangan.

Pada awal didirikan oleh Yislam Murtak, Salim Barmen, Mohammad bin Said Martak, dan Mohammad Bahalmar, Al Nasher hanya sebuah perhimpunan olah raga yang tujuannya untuk menunjukan eksistensi masyarakat keturunan Arab, sekaligus wadah mereka berolah raga. Tak mengherankan kemudian jika bukan hanya sepak bola, namun juga ada pencak silat dan bola voli.

Baru di tahun 1932 An Nasher kemudian bergabung dengan NIVB (Nederlandsch Indische Voetbal Bond) atau federasi sepakbola di Hindia Belanda sehingga mereka bisa mengikuti kompetisi internal Federasi Sepak Bola Surabaya, SVB (Soerabhaiasche Voetbal Bond). 

Memasuki masa pendudukan Jepang, komeptisis sepak bola jadi lebih sering vakum. Meski sempat ada, kompetisi tak berjalan secara reguler pada masa itu. An Nasher sendiri sempat berganti nama menjadi Al Faouz. Atau yang dalam Bahasa Arab juga masih berate ‘kemenangan’.

Memasuki era kemerdekaan, tepat di tanggal 16 Juni 1948 sebuah perubahan besar terjadi. Diprakasai oleh Zein bin Agil, Aly Bahalwan, Mochtar, dan Ali Salim, nama Al Faouz akhirnya Kembali diganti. Menjadi Assyabaab yang artinya Pemuda. Naman yang etrus melekat hingga kini.

Dengan nama yang yang berbauh Arab, pada tahun 1964s empat ada wacana untuk menganti nama Assyabaab menjadi Putra Indonesia.

Namun wacana yang mendapatkan pertentangan dari sejumlah pengurus internal, akhirnya usai setelah ditengahi Menteri Olah Raga kala itu, Maladi. Yang menyarankan agar nama Assyabaab tetap digunakan. Seperti ada juga beberapa klub lainnya di Indonesia yang memiliki nama berbau Arab kala itu seperti Al Badar, Hizbul Wathon, dan Al Hilal.

Pada era Galatama yang dimulai pada tahun 1979/80, Assyabaab turut serta ambil bagian. Posisi mereka cukup bisa bersaing, bahkan sempat juara Divisi I Galatama di tahun 1990. Prestasi itu akhirnya pada tahun 1991, membuat perusahaan Salim Group datang menjadi sponsor utama mereka. Hingga nama klub bertambah menjadi Assyabaab Salim Group.

Nama itu juga yang mereka pakai Ketika ambil bagian di era Liga Indonesia dimulai musim 1994/95. Saat itu Assyabaab Salim Group mampu mencuri perhatian. Mereka bisa bertengger di peringkat tiga Wilayah Barat sehingga lolos ke babak 8 besar.

Tapi saying di babak 8 besar itu mereka berada satu grup dengan Persib Bandungd an Petrokimia Gresik. Mereka kalah saing dan hanya berada di peringkat tiga, dari dua klub yang kelak menjadi finalis itu.

Sempat menghiasi iga Indonesia beberapa musim setelahnya, Assyabaab Salim Group akhirnya harus puas terdegradasi di musim 1996/97. Di tahun 1997 itu juga akibat terpaan krisis moneter, kebangkrutan Salim Grup membuat Assyabaab Salim Group harus ikut bubar sebagai klub profesional.

Namun meski bubar sebagai klub professional pada 1997, sejatinya Assyabaab masih ada hingga kini. Dengan status sebagai klub amatir, bagian dari internal Persebaya Surabaya.