In-depth

Kilas Balik Perjalanan Persma Manado, Klub Elite Lawas Asal Sulawesi Utara

Kamis, 16 April 2020 15:05 WIB
Penulis: Adriyan Adirizky Rahmat | Editor: Indra Citra Sena
 Copyright:

INDOSPORT.COM - Persma Manado merupakan salah satu klub profesional yang berasal dari Sulawesi Utara. Berikut kilas balik perjalanan Si Badai Biru di kancah sepak bola nasional sejak dekade 1990-an silam hingga kini.

Persma berdiri pada 28 November 1960 dengan nama VIM (Voetbalbond Indonesische Manado). Klub ini pernah tercoret dari keanggotaan PSSI akibat permasalahan gaji pemain asingnya yang melapor ke FIFA.

Kemudian pada 4 Juni 2013, Persma resmi kembali menjadi anggota PSSI, namun telah berganti nama menjadi Persma Manado 1960. Berikut redaksi berita olahraga INDOSPORT merangkum perjalanan klub Ibu Kota Provinsi Sulut ini.

Promosi ke Divisi Utama

Persma mengawali kiprahnya di kancah sepak bola nasional pada edisi pertama peleburan kompetisi Perserikatan dengan Galatama (1994/95). Mereka tergabung ke Grup B Divisi I yang hanya diikuti delapan klub saja.

Menjadi tuan rumah di Stadion Klabat, Manado, Persma keluar sebagai juara grup dengan koleksi tujuh poin. Mereka mengungguli Persikab Bandung, Persedikab Kediri, dan PSSB Bireun yang menjadi pesaing di Grup B Divisi I 1994/95.

Persma kembali menjadi tuan rumah untuk fase semifinal dan final. Mereka menggilas Persis Solo enam gol tanpa balas di babak 4 besar, sayangnya memasuki final justru ditekuk Persikab di hadapan publik sendiri dengan skor 1-2.

Meski demikian, Persma berhak promosi ke Divisi Utama untuk musim depan yang menjadi kompetisi kasta tertinggi di Indonesia. Mereka lolos dengan predikat sebagai runner-up Divisi I 1994/95 di bawah Persikab Bandung (juara).

5 Musim Eksis di Divisi Utama

Pada keikutsertaan pertama di Divisi Utama 1995/96, Persma tergabung di Wilayah Timur. Badai Biru mengakhiri musim di peringkat ke-11 dari 16 kontestan dengan koleksi 37 poin hasil 11 KaLI menang, tujuh seri, dan 12 kali kalah (dihukum pengurangan 3 poin).

Semusim berselang, Persma yang telah mempunyai pengalaman pada musim sebelumnya, mampu mengukir prestasi yang lebih baik. Mereka finis di peringkat ketiga Wilayah Timur Divisi Utama dengan koleksi 36 poin dan berhak melaju ke Babak 12 Besar.

Sayang, langkah Persma Manado terhenti di Babak 12 Besar setelah hanya menjadi peringkat ketiga Grup B dengan koleksi dua poin. Mereka kalah bersaing dengan Persib Bandung dan Bandung Raya yang keluar sebagai juara grup dengan koleksi tujuh poin.

Seolah berada di jalur persaingan juara, Persma terus menggebrak di Divisi Utama 1997/98 dengan mampu menduduki peringkat kedua Wilayah Timur di bawah PSM Makassar. Sayang, akibat krisis di Indonesia kala itu, kompetisi terhenti pada 25 Mei 1998.

Divisi Utama 1998/99 menggunakan format lima grup dan Persma tergabung ke grup E bersama PKT Bontang dan PSM. Kalah bersaing dari kedua klub tersebut, Fauda Ntsama dkk. harus puas menempati peringkat ketiga dan gagal melangkah ke Babak 10 Besar.

Semusim kemudian, Divisi Utama 1999/00 kembali menggunakan format dua wilayah. Pada musim ini, Badai Biru tak mampu lolos ke Babak 8 Besar setelah hanya finis di peringkat ketujuh dari 14 kontestan di Wilayah Timur dengan koleksi 35 poin.

Memasuki awal abad ke-21, prestasi Persma jeblok di Divisi Utama 2001. Setelah lima musim beruntun eksis bersaing di kasta tertinggi, mereka harus rela menerima nasib turun kasta ke Divisi I.

Persma hanya mampu mengakhiri musim di peringkat dua terbawah dari 14 kontestan di Wilayah Timur Divisi Utama 2001 dengan 20 poin. Buruknya lagi, mereka mendapat hukuman pengurangan tiga poin akibat melakukan empat kali pergantian pemain saat melawan Pelita Solo.

Perjuangan Kembali ke Divisi Utama

Di ajang Divisi I 2002, Persma tergabung ke Grup 1 pada fase awal dari total tiga fase yang harus dilalui seluruh kontestan. Walaupun hanya menjadi runner-up pada grup tersebut dengan koleksi enam poin, mereka berhak lolos ke fase kedua/Babak 8 Besar.

Persma tergabung di Grup A Babak 8 Besar bersama tuan rumah Persik Kediri, Persiraja Banda Aceh, dan Persijap Jepara. Badai biru lagi-lagi sukses meraih tiket ke fase ketiga atau Babak 4 Besar setelah menjadi runner-up grup dengan perolehan lima poin.

Pada fase akhir, Persma ditunjuk sebagai tuan rumah dan Stadion Klabat yang menjadi venue-nya. Sayang, mereka sekali lagi gagal memanfaatkan kesempatan setelah hanya finis di peringat ketiga, di bawah Persik dan Perseden Denpasar.

Menyandang status sebagai juara ketiga Divisi I 2002 nyatanya tidak membuat Persma disegani pada musim berikutnya. Mereka di luar dugaan menjadi juru kunci (peringkat 7) Grup D edisi 2003 dan harus terjun bebas ke Divisi II.

Promosi Berkat Bantuan PSSI

Persma Manado tidak perlu berlama-lama untuk kembali lagi ke Divisi I. Mereka berhasil menjadi runner-up Grup H Zona Nasional Divisi II 2004. Langkah Persma terhenti di Grup M Babak 16 Besar, namun tetap meraih tiket promosi setelah PSSI menambah kuota kontestan untuk Divisi Satu.

Kembali ke Divisi I 2005, Persma nyaris saja kembali terdegradasi ke Divisi II. Beruntung, mereka bisa bernapas lega setelah berada satu anak tangga dari zona merah, tepatnya peringkat ketujuh Wilayah Timur.

Penantian panjang Persma untuk kembali mentas di Divisi Utama akhirnya terwujud pada edisi 2006. Badai Biru memulai perjalanan dengan status runner-up Wilayah Empat Divisi I 2006 dan berhak melaju ke Babak 8 Besar.

Pada Babak 8 Besar, Persma gagal melaju ke laga final meski menyandang status runner-up Grup A di bawah Persebaya Surabaya. Regulasi Divisi I 2006 yang memang hanya meloloskan juara dari masing-masing grup saja ke laga puncak.

Meski demikian, Persma tetap berhak mendapatkan tiket promosi bersama seluruh klub lain yang melaju hingga Babak 8 Besar Divisi Satu 2006. Hal tersebut terjadi setelah PSSI memutuskan untuk menambah kuota kontestan Divisi Utama 2007/08 menjadi 36 klub.

Petaka di Divisi Utama

Keikutsertaan Persma untuk kedua kalinya di kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia hanya bertahan semusim saja. Hal tersebut terjadi setelah Badai Biru hanya menempati peringkat ke-12 dari 18 kontestan di Wilayah Timur Divisi Utama 2007/08.

Musim tersebut menjadi yang terakhir Divisi Utama dijadikan sebagai kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Pada 2008/09, PSSI menggulirkan Liga Super Indonesia (LSI) dengan format penggabungan sembilan klub dari Wilayah Barat dan Timur.

Gagal lolos ke LSI 2008/09 menimbulkan petaka, Persma mengalami krisis finansial ditambah lagi keanggotaannya diputihkan PSSI sebagai imbas dari tunggakan gaji pemain asingnya yang melapor ke FIFA.

Pada 4 Juni 2013, Badai Biru terlahir kembali dan menjadi anggota PSSI dengan nama Persma Manado 1960. Sejak 2014 hingga kini, kiprah klub kebanggaan masyarakat Bumi Nyiur Melambai ini hanya berkutat di Liga 3 Zona Sulawesi Utara saja.

Perjalanan Persma Manado di Kancah Sepak bola Nasional:

1994/95: Runner-up Divisi I (Promosi ke Divisi Utama)
1995/96: Peringkat 11 Wilayah Timur Divisi Utama
1996/97: Peringkat 3 Wilayah Timur; Babak 12 Besar Divisi Utama
1997/98: Peringkat 2 Wilayah Timur Divisi Utama
1998/99: Peringkat 3 Grup E Divisi Utama
1999/00: Peringkat 7 Wilayah Timur Divisi Utama
2001: Peringkat 13 Wilayah Timur Divisi Utama (Degradasi ke Divisi I)
2002: Juara 3 Divisi I
2003: Peringkat 7 Grup D Divisi I (Degradasi ke Divisi II)
2004: Babak 16 Besar Divisi II (Promosi ke Divisi I)
2005: Peringkat 7 Wilayah Timur Divisi I
2006: Babak 8 Besar Divisi I (Promosi ke Divisi Utama)
2007/08: Peringkat 12 Wilayah Timur Divisi Utama
2013: Juara Liga Nusantara Zona Sulawesi Utara
2014: Juara Liga Nusantara Zona Sulawesi Utara
2016: Juara Liga Nusantara Zona Sulawesi Utara
2018: Runner-up Liga 3 Zona Sulawesi Utara
2019: Juara Liga 3 Zona Sulawesi Utara (Terhenti di Babak Regional Sulawesi)