Bola Internasional

'Bisnis Gelap' Ala Rusia Antara Chelsea dan Vitesse Arnhem

Rabu, 29 April 2020 06:09 WIB
Penulis: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya | Editor: Rafif Rahedian
© Getty Images
Pemilik Chelsea, Roman Abramovich, melakukan bisnis gelap dengan pemilik Vitesse Arnhem soal peminjaman pemain muda Copyright: © Getty Images
Pemilik Chelsea, Roman Abramovich, melakukan bisnis gelap dengan pemilik Vitesse Arnhem soal peminjaman pemain muda

INDOSPORT.COM - Chelsea dan Vitesse Arnhem bukanlah kesebelasan yang dimiliki oleh pemilik yang sama. Namun kedua tim dari dua kompetisi berbeda ini menjalankan bisnis gelap yang saling menguntungkan soal pemain.

Sejak diakuisisi oleh Roman Abramovich, Chelsea tak hanya membeli beragam pemain bintang. Bilyuner asal Rusia ini juga membangun akademi yang nantinya ia harapkan bisa menjadi lumbung bintang bagi tim yang ia akuisisi pada 2003 silam.

Namun kebiasaan Chelsea membeli pemain bintang membuat usaha membangun akademi hebat bak La Masia menjadi sia-sia.

Terhitung ratusan bakat muda yang lahir di akademi The Blues terbengkalai dan banyak dilepas karena tak mampu bersaing dengan para pemain senior di skuat utama.

Dari situlah Vitesse muncul sebagai juru selamat pemain muda akademi Chelsea. Pertemanan pemilik klub asal Belanda ini, Alexander Chigirinksy, dengan Abramovich melahirkan sebuah bisnis gelap yang menguntungkan kedua tim.

Sejak musim 2010/11, bisnis gelap ini dijalankan oleh Chelsea dan Vitesse. Tercatat, total 28 pemain yang dipinjamkan The Blues ke Vitesse dalam 10 tahun terakhir, seperti yang dikutip dari Squawka.

Dari 28 pemain tersebut, banyak nama-nama beken yang pernah menjadi komoditas bisnis gelap antar kedua tim. Pemain tersebut ialah Nemanja Matic, Lucas Piazon, Bertrand Traore, Dominic Solanke, hingga Mason Mount.

Meskipun kerap dikritik, baik Chelsea dan Vitesse tetap menjalankan bisnis gelap ini terus menerus. Bahkan bisnis gelap ini mampu memberi keuntungan berlipat bagi kedua tim.

Bagi Chelsea, para pemain mudanya dapat mendapat menit bermain di level profesional. Sedangkan Vitesse bisa dengan mudah mendapatkan pemain muda berbakat untuk membantu timnya bersaing di Eredivisie Belanda.

Chelsea pun sudah mendapat berkah dari bisnis gelap ini. Matic dan Mason Mount menjadi dua contoh keuntungan yang didapat The Blues atas peminjaman yang mereka jalani bersama Vitesse.

Sedangkan Vitesse, mendapat pemain muda berbakat secara cuma-cuma membuat mereka mampu bersaing di papan atas Eredivisie Belanda dalam 10 tahun terakhir. Bahkan hingga menjuarai KNBV Cup pada musim 2016/17 saat dibela dua pemain muda Chelsea.

Sebagai catatan tambahan, Chelsea tak melulu meminjamkan pemain muda ke Vitesse. Bahkan di musim 2018/19, The Blues meminjamkan kiper kawakannya, Eduardo, yang saat dipinjamkan berusia 36 tahun.

Untuk musim 2019/20, Chelsea pun masih meminjamkan pemainnya. Kali ini pemain jebolan akademi mereka, Jamal Blackman, yang menjadi produk bisnis gelap bilyuner Rusia dengan Vitesse.

Mungkin Jamal Blackman akan menjadi peminjaman Vitesse yang terakhir dari Chelsea. Apalagi saat ini The Blues diarsiteki Frank Lampard yang sangat peduli dengan pemain akademi klub asal London Barat tersebut.