Bola Internasional

Nasib 3 Pelatih Asing Timnas Indonesia Sebelum Shin Tae-yong

Rabu, 29 April 2020 05:49 WIB
Penulis: Petrus Tomy Wijanarko | Editor: Rafif Rahedian
© eadtopics.com
Sebelum Shin Tae-yong datang, Timnas Indonesia telah lebih dulu ditangani oleh tiga pelatih asing yang nasibnya berbeda. Copyright: © eadtopics.com
Sebelum Shin Tae-yong datang, Timnas Indonesia telah lebih dulu ditangani oleh tiga pelatih asing yang nasibnya berbeda.

INDOSPORT. COM - Sebelum Shin Tae-yong datang, Timnas Indonesia telah lebih dulu ditangani oleh tiga pelatih asing yang nasibnya berbeda.

Kiprah Timnas Indonesia sejak Desember 2019, dilalui bersama pelatih asal Korea Selatan, Shin Tae-yong. Pengalaman Shin Tae-yong yang sempat membawa Korea Selatan berlaga di Piala Dunia 2018, diyakini dapat memberikan kejayaan bagi Skuat Garuda.

Shin Tae-yong sendiri sampai sekarang belum menemani Timnas Indonesia melakoni pertandingan resmi internasional. Tangan dingin Shin Tae-yong baru bertugas dalam menggelar pemusatan latihan Timnas Indonesia, atau laga-laga uji coba kontra klub lokal. 

Publik pecinta sepak bola Tanah Air, tentu penasaran, seberapa jauh Shin Tae-yong bisa mengantarkan Timnas Indonesia untuk meraih prestasi. Rekam jejaknya yang tergolong mentereng, Piala Dunia 2018, serta trofi Liga Champions Asia 2019/20, harusnya dapat menjadikan Skuat Garuda lebih berjaya di pentas sepak bola internasional.

Demi memperkirakan kapabilitas Shin Tae-yong, mungkin kita bisa berkaca kepada tren pelatih asing Timnas Indonesia. Terutama menyoroti nasib tiga juru taktik asing terakhir sebelum Shin Tae-yong datang.

Simon McMenemy

© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Ruben Sanadi tampak mendapatkan instruksi dari sang pelatih Simon McMenemy, Kamis (05/09/2019). Copyright: Herry Ibrahim/INDOSPORTRuben Sanadi tampak mendapatkan instruksi dari sang pelatih Simon McMenemy, Kamis (05/09/2019).

Simon McMenemy adalah pelatih asing terakhir Timnas Indonesia, sebelum Shin Tae-yong datang. Kiprah Simon yang berasal dari Skotlandia, hanya bertahan sebentar saja di kursi kepelatihan Timnas Indonesia.

Berdasarkan data Transfermarkt, sosok Simon dipercaya membesut Timnas Indonesia sejak 1 Januari 2019. Namun jabatan Simon hanya berlangsung sampai November 2019 saja, atau selama kurang lebih 11 bulan.

Tangan dingin Simon gagal membawa Timnas Indonesia berprestasi dalam ajang Kualifikasi Piala Dunia 2022 fase kedua zona Asia. Tergabung di Grup G bersama Vietnam, Malaysia, Thailand, dan Uni Emirat Arab (UEA), racikan Simon untuk Timnas Indonesia sama sekali tak berdaya.

Buktinya saja, dalam empat laga kontra Malaysia, Thailand, UEA, serta Vietnam, kiprah Timnas Indonesia arahan Simon selalu menuai kekalahan. Paling telak ketika Timnas Indonesia dibantai 0-5 oleh UEA, 10 Oktober 2019 lalu.

Luis Milla

© INDOSPORT
Luis Milla saat memimpin latihan. Copyright: INDOSPORTLuis Milla saat memimpin latihan.

Peran Luis Milla awalnya sangat dipercaya bisa membawa Timnas Indonesia meraih prestasi gemilang. Maklum saja, ketika pertama kali ditunjuk pada 20 Januari 2017, Luis Milla telah memiliki bekal pengalaman juara Piala Eropa 2011 bersama Spanyol U-21.

Kalau melihat data Transfermarkt, Luis Milla cuma melakoni enam laga ketika melatih Timnas Indonesia. Kesemuanya pun dalam rangka uji coba internasional saja.

Hasil dari enam pertandingan uji coba Timnas Indonesia arahan Luis Milla, dua menang, dua imbang, serta dua kekalahan. Timnas Indonesia hanya bisa menang atas Guyana 2-1 pada 25 November 2017, serta 2-0 kontra Kamboja 8 Juni 2017.

Tangan dingin Luis Milla juga diandalkan untuk membesut Timnas Indonesia U-23. Paling berkesan ketika ajang Asian Games 2018.

Luis Milla menggabungkan kekuatan pemain muda dan pemain naturalisasi senior seperti Stefano Lilipaly serta Beto Goncalves. Hasilnya, Luis Milla mampu mengantarkan Timnas Indonesia hingga babak perempat final, tersingkir hanya akibat kalah adu penalti dari Uni Emirat Arab U-23.

Tak lama setelah Asian Games 2018, Luis Milla lengser dari jabatannya sebagai pelatih Timnas Indonesia. Meski nihil prestasi, Luis Milla tetap mendapat sanjungan karena telah memberikan perkembangan kepada permainan Skuat Garuda yang tampak lebih modern dan taktis.

Alfred Riedl

© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Pealtih Timnas Indonesia, Alfred Riedl menendang bola dalam sesi latihan. Copyright: Herry Ibrahim/INDOSPORTPealtih Timnas Indonesia, Alfred Riedl menendang bola dalam sesi latihan.

Alfred Riedl dipercaya menjadi pelatih Timnas Indonesia lagi pada 2016. Sebelumnya, Riedl sudah pernah dua kali merasakan membesut Skuat Garuda, yakni pada periode 2010-2011, serta 2013-2015.

Tangan dingin Riedl kala itu diberi tugas untuk membawa Timnas Indonesia berjaya di Piala AFF 2016. Tugas yang tergolong sulit, sebab sepak bola Indonesia baru saja terhenti akibat mendapat hukuman FIFA.

Namun Riedl tetap coba memanfaatkan segala kesempatan yang ada. Riedl menggelar empat laga uji coba sebelum Piala AFF 2016 berlangsung, yang kemudian menghasilkan satu menang (kontra Malaysia), dua imbang (kontra Vietnam dan Myanmar), serta sekali kalah (lawan Vietnam).

Ketika mengikuti Piala AFF 2016, Timnas Indonesia racikan Riedl di luar dugaan bisa melangkah hingga partai final. Sayang sekali, laga puncak Timnas Indonesia harus kalah dari Thailand.

Riedl hampir saja memberikan prestasi manis bagi Timnas Indonesia. Peran Riedl sendiri tak dipakai lagi oleh Timnas Indonesia per tanggal 18 Desember 2016, atau beberapa waktu setelah Piala AFF 2016 rampung.