Liga Indonesia

Tak Kenal Lelah, Kiper PSIS Ngabuburit dengan Mencari Keringat

Rabu, 29 April 2020 18:45 WIB
Penulis: Alvin Syaptia Pratama | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Alvin Syaptia Pratama/INDOSPORT
Kiper klub Liga 1 PSIS Semarang, Joko Ribowo mencoba tetap aktif melakukan latihan selama timnya diliburkan sejak satu bulan yang lalu. Copyright: © Alvin Syaptia Pratama/INDOSPORT
Kiper klub Liga 1 PSIS Semarang, Joko Ribowo mencoba tetap aktif melakukan latihan selama timnya diliburkan sejak satu bulan yang lalu.

INDOSPORT.COM – Kiper klub Liga 1 PSIS Semarang, Joko Ribowo mencoba tetap aktif melakukan latihan selama timnya diliburkan sejak satu bulan yang lalu.

Pemain PSIS yang berdomisili di Kabupaten Pati ini setiap sorenya tetap melakukan latihan dengan beberapa rekan-rekannya yang sama-sama berposisi sebagai kiper di Lapangan Singgojoyo, Kuryokalangan.

Bahkan, saat Bulan Ramadan datang, ia tetap menjalani aktifitas latihan dan justru ia manfaatkan sebagai ngabuburit atau mengisi waktu mendekati waktu berbuka puasa walaupun harus bercucuran keringat di tengah rasa dahaga karena menunaikan ibadah puasa.

“Ngabuburit kali ini saya isi dengan latihan di lapangan, latihan dengan kiper lokal di sini. Latihan ini tentunya untuk menjaga kondisi dan mengisi waktu luang agar badan tetap fit sekaligus mengikuti program pelatih,” ujar Joko Ribowo.

Walaupun melakukan latihan di lapangan, Joko Ribowo mengatakan bahwa ia tetap mengikuti anjuran pemerintah untuk social distancing dengan tidak banyak orang yang ikut dalam program latihannya, demi mencegah penyebaran virus corona.

“Tidak usah banyak-banyak karena kami tetap ikuti anjuran pemerintah untuk social distancing meski tengah menjalankan ibadah puasa Ramadan,” ungkapnya.

Selama latihan dengan rekan-rekannya di Pati, Joko Ribowo juga mencoba menerapkan teknologi untuk menyusun program latihan.

Di waktu senggang, ia membuat animasi simulasi latihan sederhana yang lantas diterapkan dalam latihan dengan kiper-kiper lokal di Pati. Hal ini memang patut diacungi jempol karena tidak banyak pemain di Indonesia yang menyusun program latihan dengan pemanfaatan teknologi.