Liga Italia

Tak Mau Rugi, PSSI-nya Italia Bertekad Tuntaskan Musim 2019-2020

Kamis, 30 April 2020 09:55 WIB
Penulis: Ade Gusti | Editor: Indra Citra Sena
© Marco Rosi/Getty Images
Presiden Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) Gabriele Gravina Copyright: © Marco Rosi/Getty Images
Presiden Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) Gabriele Gravina

INDOSPORT.COM - Presiden Federasi Sepak Bola Italia (FIGC), Gabriele Gravina, bertekad akan tetap menuntaskan musim 2019-2020 setelah pandemi virus corona. Pasalnya, bila liga dihentikan, kerugian yang ditanggung bisa semakin besar.

Keputusan Gravina ini tampaknya menjadi tamparan bagi pemerintah Italia yang baru-baru ini melonggarkan aturan lockdown di negara tersebut. Warga dibolehkan keluar rumah pada 4 Mei, namun atlet dilarang beraktivitas sampai 18 Mei.

Dilansir Football Italia, mengakhiri sepenuhnya musim lebih cepat akan membuat pihak Liga Italia mengalami kerugian mencapai 700 hingga 800 juta euro atau sekitar 11,8 hingga 13,4 triliun rupiah.

“Jika kami bermain di balik pintu tertutup, kerugiannya mencapai 300 juta euro (sekitar Rp5,05 triliun), dan jika kami memulai kembali dengan penggemar, kerugihan akan mencapai 100-150 juta euro, meski opsi terakhir tampak mustahil,” kata Gravina.

Berkaca pada kondisi tersebut, Gravina menegaskan tidak akan pernah menghentikan Serie A Italia lebih cepat karena itu sama saja dengan menghilangkan sepak bola di Italia sepenuhnya.

“Selama saya masih Presiden FIGC, saya tidak akan pernah menghentikan musim karena itu akan mematikan sepak bola Italia,” tegas  Gravina.

“Saya melindungi kepentingan semua orang jadi, saya ulangi, saya menolak menutup total (Liga Italia), kecuali ada kondisi tertentu yang berkaitan dengan kesehatan semua orang yang terlibat, namun saya harus diberi tahu alasannya mengapa saya harus menghentikan liga,” jelasnya.

Pandemi virus corona telah menyebabkan sejumlah kompetisi sepak bola termasuk Serie A Liga Italia terpaksa berhenti sementara.

Gara-gara masalah tersebut, Ligue 1 Prancis dan Eredivisie Belanda bahkan memutuskan untuk mengakhiri musim lebih cepat tanpa mengeluarkan satu pun tim juara, degradasi, dan promosi. Aturan serupa juga berlaku di kompetisi Superliga Argentina.