Liga Indonesia

Yonas Ohe, Raja Salto yang Jadi Satpam Pabrik sebelum Meninggal

Senin, 11 Mei 2020 21:03 WIB
Penulis: Arief Tirtana | Editor: Nugrahenny Putri Untari
© NYSN
Yonas Ohe adalah salah satu tokoh sepak bola Indonesia yang dijuluki Raja Salto. Copyright: © NYSN
Yonas Ohe adalah salah satu tokoh sepak bola Indonesia yang dijuluki Raja Salto.

INDOSPORT.COM – Yonas Ohe menjadi salah satu pemain Papua yang sempat besar di sepak bola Indonesia. Namun saat masa tuannya ia harus susah payah mencari uang dengan menjadi satpam.

Cerita mengenai pesepak bola yang kesulitan mencari nafkah pada hari tuanya, memang bukan barang baru di Indonesia. Sejumlah nama pernah mencuat, seperti salah satunya salah satu pesepak bola dari Tanah Papua, Yonas Ohe.

Yonas Ohe adalah salah satu pemain yang bakatnya dibawa oleh Acub Zaenal ke Bogor, untuk memperkuat klubnya yang memang bermaterikan pemain asal Papua, Perkesa 78, yang ambil bagian di kompetisi Galatama.

Di Perkesa 78 itulah karier Yonas Ohe mulai menanjak sebagai seorang pemain belakang. Bebekal tinggi 158 cm, ia memiliki kelincahan dan kecepatan yang membuatnya sering kali membantu dalam menyerang.

Menariknya, dengan postur yang cukup pendek tersebut, Yonas Ohe justru kerap kali muncul ke depan ketika terjadi situasi bola mati. Dirinya maju untuk mencoba mencetak gol, namun bukan lewat tandukan, melainkan tendangan akrobatik, salto.

Saking seringnya dan sudah melekat sebagai spesalis tendangan salto, Yonas Ohe sering disoraki para supporter yang hadir langsung ke stadion ketika ia melakukan aksi akrobatik tersebut.

Tapi sayang memang, karier Yonas Ohe kala itu sedikit tercoreng, kala dirinya menjadi bagian skuat Perseka 78 yang sempat terlibat kasus suap di kompetisi Galatama. Hal itu sampai membuat Acub Zaenal kecewa dan membubarkan klub tersebut, meski akhirnya batal.

Dengan karier yang sebanarnya cukup bagus hingga bisa terpilih dalam skuat Galatama Selection kala itu, masa tua Yonas Ohe memang harus berjalan tak seindah kariernya, seperti banyak mantan olahragawan lainnya.

Di hari tuannya, Yonas Ohe harus menyambung hidup dengan bekerja sebagai stapam di sebuah pabrik di Sidoarjo. Bahkan karena keterbatasan ekonomi, dirinya juga tak bisa mendapatkan perawatan intensif atas sakit liver dan ginjal.

Hingga akhirnya Yonas Ohe harus tutup usia pada umur 64 tahun di sebuah rumah sakit di Sidoarjo pada Jumat 10 Januari tahun 2014 lalu.