Bola Internasional

Penuhi Stadion Kosong dengan Boneka Seks, Klub Korea Minta Maaf

Senin, 18 Mei 2020 17:19 WIB
Penulis: Bayu Wira Handyan | Editor: Isman Fadil
© Amanda Dwi Ayustri/INDOSPORT
FC Seoul dikabarkan meminta maaf setelah mereka kedapatan mengisi tribun stadion yang kosong dengan boneka seks. Copyright: © Amanda Dwi Ayustri/INDOSPORT
FC Seoul dikabarkan meminta maaf setelah mereka kedapatan mengisi tribun stadion yang kosong dengan boneka seks.

INDOSPORT.COM – FC Seoul dikabarkan meminta maaf setelah mereka kedapatan mengisi tribune stadion yang kosong dengan boneka seks.

Insiden tersebut terjadi dalam laga resmi di K-League (Liga Korea) beberapa waktu lalu. Tadinya banyak pihak yang tak menyangka jika manekin yang mengisi tribun yang kosong tersebut adalah boneka seks yang memang sengaja disiapkan untuk menjadi “penonton” dalam laga tersebut.

Dilansir dari RT, kampiun K-League tahun 2016 ini memilih untuk menggunakan boneka seks daripada manekin pada umumnya untuk meramaikan stadion yang kosong dalam laga kontra Gwangju kemarin.

Atas insiden ini, FC Seoul mendapatkan kecaman dari banyak pihak. Salah satu suporter mereka bahkan mengatakan jika aksi yang mereka lakukan adalah sebuah kesalahan besar yang tak seharusnya dilakukan oleh sebuah klub sepakbola.

“Apa yang dilakukan oleh FC Seoul dalam laga kontra Gwangju kemarin adalah salah insiden paling memalukan yang pernah terjadi di dalam dunia sepakbola dewasa ini,” ujar salah satu suporter yang tak disebutkan namanya itu.

Setelah mendapatkan kecaman dan ramai di sosial media, FC Seoul buru-buru melontarkan permintaan maafnya serta memberikan klarifikasi terkait insiden memalukan yang mereka lakukan kemarin itu.

Yang lebih memalukan lagi, mereka juga dicurigai memasang iklan yang secara terang-terangan mempromosikan toko dewasa yang ada di daerah Seoul sana.

Hmm, ada-ada saja tingkah yang dilakukan oleh salah satu raksasa K-League ini. Meskipun bisa dikatakan sebagai sebuah inovasi dalam berjualan, namun cara yang dilakukan oleh FC Seoul ini tentu saja dianggap melanggar etika dan norma sosial yang ada di Korea Selatan.