Bola Internasional

Kedepankan 'Nalar', FIFA Lindungi Pemain yang Protes atas Kematian George Floyd

Rabu, 3 Juni 2020 03:56 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© Getty Images
FIFA mengimbau asosiasi sepak bola untuk menggunakan 'akal sehat' sebelum menghukum para pemain yang menunjukkan aksi protes atas kematian George Floyd. Copyright: © Getty Images
FIFA mengimbau asosiasi sepak bola untuk menggunakan 'akal sehat' sebelum menghukum para pemain yang menunjukkan aksi protes atas kematian George Floyd.

INDOSPORT.COM - Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) mengimbau asosiasi sepak bola untuk menggunakan 'akal sehat' atau 'nalar' sebelum memutuskan menghukum para pemain yang menunjukkan aksi protes atas kematian George Floyd di lapangan. 

Dua pemain Borussia Dortmund, Jadon Sancho dan Achraf Hakimi, menunjukkan aksi keadilan untuk George Floyd (pria kulit hitam yang dibunuh polisi Amerika Serikat) saat merayakan gol melawan Paderborn di Bundesliga, Minggu (31/05/20).    

Aksi serupa diikuti beberapa pemain Bundesliga lain, di antaranya pemain Schalke, Weston McKennie, yang menggunakan armand di lengan bertuliskan 'Keadilan untuk George Floyd', serta bintang Moenchengladbach, Marcus Thuram, dalam selebrasinya. 

Ternyata aksi para pemain ini mendapat respons negatif dari pengadil lapangan. Jadon Sancho dihukum kartu kuning dalam selebrasi yang menunjukkan pesan di kaos. Sementara Hakimi, McKennie, dan Thuram menerima hukuman di luar lapangan. 

Meski begitu, Asosiasi Sepak Bola Jerman (DFB) mengklaim akan menganalisis lebih dalam terkait rentetan insiden tersebut untuk menimbang apakah sanksi benar-benar perlu dikeluarkan. 

Menanggapi hal ini, FIFA secara khusus meminta asosisasi tiap liga untuk memahami konteks dalam menerapkan hukuman bagi pemain terkait kasus George Floyd.

"FIFA sepenuhnya memahami kedalaman sentimen dan kekhawatiran yang diungkapkan oleh banyak pemain mengingat situasi tragis kasus George Floyd," bunyi pernyataan resmi FIFA.

"FIFA telah berulang kali menyatakan dirinya secara tegas menentang rasisme dan diskriminasi dalam bentuk apa pun dan baru-baru ini memperkuat aturan disiplinernya sendiri dengan maksud untuk membantu memberantas perilaku semacam itu.

FIFA pun meminta kepada penyelenggara kompetisi untuk menggunakan akal sehat dan mempertimbangkan konteks seputar peristiwa George Floyd dalam menerapkan Laws of the Game yagn disetujui oleh IFAB. 

"Penerapan Laws of the Game yang disetujui oleh IFAB [International Football Association Board] diserahkan kepada penyelenggara kompetisi yang harus menggunakan akal sehat dan mempertimbangkan konteks seputar peristiwa tersebut. "

FIFA sendiri merupakan federasi yang sangat gencar menyuarakan antirasisme di sepak bola. Maklum, sepak bola menjadi salah satu olah raga di dunia yang kerap diwarnai aksi rasisme baik antarpemain maupun dengan suporter klub .