Bola Internasional

Ambisi Berbisnis Pangeran Salman dan Peluang Menyelamatkan AS Roma

Jumat, 12 Juni 2020 14:52 WIB
Penulis: Petrus Tomy Wijanarko | Editor: Lanjar Wiratri
© Grafis: Yanto/INDOSPORT
Ambisi berbisnis Pangeran Salman dan peluang menyelamatkan AS Roma. Copyright: © Grafis: Yanto/INDOSPORT
Ambisi berbisnis Pangeran Salman dan peluang menyelamatkan AS Roma.

INDOSPORT. COM - Pangeran Mohammed bin Salman al-Saud, atau yang tenar dengan sebutan Pangeran Salman, diketahui punya ambisi besar menjalankan bisnis sepak bola. Ambisi itulah lantas membuka peluang Pangeran Salman untuk menyelamatkan salah satu raksasa Serie A Italia, AS Roma.

Berulang kali nama Pangeran Salman coba mengakuisisi klub top sepak bola. Setidaknya sudah ada dua tim ternama peserta Liga Inggris yang ditawar Pangeran Salman, yakni Manchester United dan Newcastle United.

Upaya Pangeran Salman membeli Manchester United terjadi sekitar tahun 2015 lalu. Kala itu Pangeran Salman maju dengan tawaran senilai 3,5 miliar pound sterling kepada pemilik Setan Merah yang juga pengusaha asal Amerika Serikat, Keluarga Glazer.

Namun penawaran Pangeran Salman tak mendapat respons baik. Keluarga Glazer masih kukuh ingin mempertahankan saham mayoritas di Old Trafford, sehingga pinangan Pangeran Salman ditolak mentah-mentah.

Pangeran Salman tampak enggan menyerah dalam mencari klub sepak bola yang bisa dijadikannya ladang bisnis. Awal tahun 2020, Pangeran Salman kembali berusaha mewujudkan ambisinya, kali ini klub yang diincar adalah Newcastle United.

Negosiasi jauh lebih baik ketimbang saat menggoda Manchester United dulu. Bahkan pada bulan April lalu, sudah ada laporan, bahwa pemilik Newcastle United saat ini, Mike Ashley, telah menyetujui tawaran uang Pangeran Salman sebesar 300 juta pound sterling.

Ketika upaya membeli Newcastle United sepertinya akan berhasil, batu sandungan tiba-tiba menghujani Pangeran Salman. Sejumlah aktivis kemanusiaan menolak keras status Pangeran Salman sebagai pemilik anyar Newcastle United, karena adanya latar belakang pelanggaran HAM.

Pemerintahan Inggris belakangan juga terlihat menolak Pangeran Salman. Penolakan muncul lantaran negara asal Pangeran Salman, Arab Saudi, kerap menyebarkan siaran ilegal pertandingan Liga Inggris, alias melanggar hak kekayaan intelektual.

“Kami telah menerima laporan tentang pelanggaran berkelanjutan atas hak kekayaan intelektual di Timur Tengah,” ujar Menteri Pariwisata Inggris Nigel Huddleston dikutip dari laman Mirror.

Segala penolakan yang datang, membuat Pangeran Salman terancam gagal mengakuisisi saham mayoritas Newcastle United. Tapi Pangeran Salman tidak perlu terlalu berpusing, sebab masih ada klub lain yang layak untuk diburu, yaitu AS Roma.

2