Liga Inggris

Ingin Beli Newcastle, Pangeran Salman Kedatangan Pesaing dari Amerika

Rabu, 17 Juni 2020 20:05 WIB
Penulis: Bayu Wira Handyan | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Grafis: Yanto/INDOSPORT
Proses akusisi Newcastle United ke tangan Pangeran Salman tak kunjung selesai dan kabarnya dirinya malah kedatangan pesaing berat dari Amerika Serikat. Copyright: © Grafis: Yanto/INDOSPORT
Proses akusisi Newcastle United ke tangan Pangeran Salman tak kunjung selesai dan kabarnya dirinya malah kedatangan pesaing berat dari Amerika Serikat.

INDOSPORT.COM – Proses akusisi Newcastle United ke tangan Pangeran Salman hingga saat ini tak kunjung selesai dan kabarnya pewaris tahta Kerajaan Arab Saudi tersebut malah kedatangan pesaing berat dari Amerika Serikat.

Dilansir dari talkSPORT, pebisinis Amerika Serikat, Henry Mauriss kabarnya telah melayangkan penawaran senilai 350 juta poundsterling (6,1 triliun rupiah) untuk Mike Ashley.

Penawaran tersebut lebih tinggi 50 juta poundsterling (892,1 miliar rupiah) dari penawaran yang diberikan oleh Pangeran Salman senilai 300 juta poundsterling (5,3 triliun rupiah).

Mauriss sendiri mendapatkan kekayaannya dari bisnis di sektor keuangan dan saat ini menjabat sebagai CEO ClearTV, salah satu penyedia layanan tv kabel digital.

Pebisnis yang juga diketahui sebagai seorang suporter Tottenham ini berharap jika pengambilalihan yang dilakukan oleh Pangeran Salman gagal dan dirinya bisa masuk menggantikan posisi Pangeran Salman sebagai calon kuat pemilik Newcastle United.

Pengambilalihan itu sendiri mengalami kendala akibat laporan dari World Trade Organisation (WTO) yang menemukan beberapa bukti jika pemerintah Kerajaan Arab Saudi secara sengaja membiarkan siaran bajakan ilegal yang mengudara melalui jaringan beoutQ.

Tetapi, pemerintah Kerajaan Arab Saudi menyatakan jika siaran yang mengudara melalui jaringan beoutQ tersebut mengambil siaran beIN Qatar dan sama sekali tidak memiliki afiliasi dengan pemerintah.

“Hal yang jelas adalah beoutQ melakukan siaran ilegal dengan membajak pertandingan-pertandingan yang berada di bawah bendera UEFA. Mereka mengudara di frekuensi yang disediakan oleh Arabsat,” bunyi pernyataan resmi dari UEFA.

Hal tersebut bisa saja menjadi batu sandungan Pangeran Salman untuk melebarkan sayap bisnisnya ke Liga Inggris. Selain itu, keinginannya untuk menyaingi pencapaian Sheikh Mansour bisa saja gagal terlaksana jika nantinya dirinya gagal mengakuisisi klub asal Tyneside tersebut dari tangan Mike Ashley.