Liga Inggris

Sosok Henry Mauriss, Miliarder AS yang 'Berperang' dengan Pangeran Salman

Kamis, 18 Juni 2020 15:35 WIB
Penulis: Ade Gusti | Editor: Indra Citra Sena
© HipWallpaper
Logo klub Liga Inggris, Newcastle United. Copyright: © HipWallpaper
Logo klub Liga Inggris, Newcastle United.

INDOSPORT.COM - Sosok Henry Mauriss tengah menjadi sorotan di sepak bola Liga Inggris setelah namanya mencuat sebagai pesaing Pangeran Muhammad Bin Salman untuk mengambil alih Newcastle United. Sebenarnya, siapakah Henry Mauriss itu?

Seperti diketahui, Henry Mauriss dilaporkan telah mengajukan penawaran senilai 350 juta pound (sekitar Rp6,2 triliun) kepada Newcastle United untuk mengambil alih kepemilikan klub Liga Inggris tersebut.

Nilai penawaran ini nyatanya jauh lebih tinggi dari yang ditawarakan putra makhota Arab Saudi, yakni sebesar 300 juta pound (sekitar Rp5,31 triliun).

Kabarnya, akuisisi ini sudah memasuki tahap peninjuaan dokumen legal oleh operator Liga Inggris, namun hingga kini pihak Liga Inggris belum memastikan apakah menerima penawaran itu atau tidak.

Proses kepemilikan Newcastle oleh Pangeran Salman sendiri dikarenakan adanya laporan terkait tuduhan pembajakan siaran Liga Inggris.

Bukan hanya itu saja, reputasi buruk Pangeran Salman di muka kelompok-kelompok hak asasi manusia juga jadi pertimbangan utama Liga Inggris.

Nah, Henry Mauriss tampaknya membaca peluang itu untuk mencoba menjajaki potensi menguasai klub yang saat ini menempati urutan ke-13 dengan 35 poin di klasemen sementara Liga Inggris.

Dilansir The Guardian, pemilik Newcastle United saat ini, Mike Ashley, sudah melakukan pertemuan dengan Mauriss melalui rekannya Justun Barnes. Dia adalah seorang pengacara yang selama ini membantu Newcastle memecahkan masalah perusahaan.

Sekilas mengenai sosok Mauriss yang belum banyak diketahui masyarakat luar. Miliarder asal Amerika Serikat itu merupakan CEO Clear TV yang menyediakan layanan penyiaran untuk bandara dan rumah sakit.

Dia mendirikan perusahaan itu pada 2014 setelah sebelumnya memulai bisnis kartu kredit, Credit America Corporation, yang ia dirikan pada 1998.

Mauriss sendiri diketahui seorang penggemar berat Major League baseball. Namun, dia juga menggemari satu klub sepak bola asal Inggris, yakni Tottenham Hotspur.

Melihat tingginya penawaran yang dirilis Mauriss, bukan tidak mungkin Newcastle United akan batal dimiliki bangsawan Arab Saudi dan jatuh ke pelukan pengusaha Amerika Serikat. Kita lihat saja!