In-depth

Polemik Pemotongan Gaji Ancam Kelanjutan Liga 1 2020, Salah PSSI atau Klub?

Selasa, 11 Agustus 2020 13:39 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© Ian Setiawan/INDOSPORT
Jonathan Bauman, pemain anyar Arema FC yang menyusul Mario Gomez hengkang karena polemik masalah gaji.  Copyright: © Ian Setiawan/INDOSPORT
Jonathan Bauman, pemain anyar Arema FC yang menyusul Mario Gomez hengkang karena polemik masalah gaji.
Sudut Pandang Klub

Krisis COVID-19 jelas berdampak besar pada finansial klub-klub peserta. Namun, seberapa parah klub terkena dampaknya tentu berbeda-beda. 

Saat ini klub-klub besar seperti Persib Bandung, Persija Jakarta, Persebaya Surabaya, dan lainnya belum ada tanda-tanda eksodus pemain. Mereka juga dalam waktu dekat sudah mulai menggelar latihan. 

Di sinilah dituntut kejujuran dan keadilan. Aturan yang fleksibel dari PSSI ini cenderung bisa dimanfaatkan klub untuk sebisa mungkin mengurangi gaji pemain mereka, walau klub tersebut sebetulnya mampu. 

Untuk itulah diharapkan klub tak pasif begitu saja. Dengan dimulainya liga, itu artinya saatnya bagi mereka untuk kembali mencari uang melalui sponsor dan lainnya. Jangan lagi mogok untuk ikut liga yang justru menambah rumit polemik yang ada. 

Apalagi, PSSI sudah menjanjikan subsidi bagi klub Liga 1 dan 2 walau jumlahnya juga tak benar-benar menutupi. PSSI dan PT LIB juga harus mempertimbangkan secepatnya untuk membuka bursa transfer darurat agar klub-klub yang ditinggal pemainnya bisa segera mencari pengganti. 

Sistem home tournament juga sepertinya cuukp bagus, seperti yang dilakukan di Liga Europa beberapa waktu lalu ini. Krisis pandemi COVID-19 memang merugikan semua pihak, namun bukan berarti usaha maksimal tidak bisa dilakukan. 

Jika hal-hal mengganjal di atas tak segera diselesaikan, jangan salahkan jika penyelenggaraan Liga 1 dan 2 2020 bakal amburadul dalam pelaksanaannya. Sudah terancam corona, kompetisi juga terancam dengan masalah profesionalisme.