Liga Champions

5 Alasan Taktik Guardiola di Manchester City Gagal Total Lawan Lyon

Minggu, 16 Agustus 2020 17:51 WIB
Penulis: Mohammad Khalid Syihabuddin | Editor: Arum Kusuma Dewi
© Matthew Ashton - AMA/Getty Images
5 Alasan Taktik Guardiola di Manchester City Gagal Total vs Lyon Copyright: © Matthew Ashton - AMA/Getty Images
5 Alasan Taktik Guardiola di Manchester City Gagal Total vs Lyon

INDOSPORT.COM - Manchester City digadang-gadang akan menjadi klub yang bisa menyingkirkan Olympique Lyon dalam pertandingan lanjutan perempat final Liga Champions musim ini yang akan dilangsungkan di Lisbon, Portugal.

Namun, hal itu akhirnya terbantahkan juga, pasukan Pep Guardiola harus mengakui kehebatan dari Olympique Lyon di laga perempat final Liga Champions musim ini. Sebab, Manchester City harus tumbang dengan skor akhir 1-3.

Pelatih Manchester City, Pep Guardiola membuat publik merasa terkejut dengan memainkan formasi 3-4-3 saat bersua melawan Lyon di babak perempatfinal Liga Champions pada Minggu (16/08/20) dini hari WIB. Padahal, jika dilihat secara keseluruhan ia selalu memainkan formasi 4-3-3 atau 4-2-3-1

Alhasil formasi baru Pep Guardiola ini seperti bunuh diri. Pola permainan tersebut membuat Manchester CIty akhirnya tak berdaya sama sekali. Terlihat di babak pertama di mana Lyon berhasil memanfaatkan ruang kosong yang berbuah gol.

Mantan pelatih Barcelona tersebut akhirnya mengembalikan pola formasi menjadi 4-3-3 saat memasukkan Riyad Mahrez pada menit ke 60 dalam pertandingan tersebut. Sayangnya, Kevin De Bruyne harus kalah dengan hasil akhir 3-1 atas Lyon.

Berikut 5 Alasan Taktik Guardiola di Manchester City Gagal Total Lawan Lyon:

1. Kesalahan Pep Guardiola

Dalam laga Manchester City melawan Lyon, Pep Guardiola memilih komposisi pemain yang terbilang sangat konservatif. Formasi mereka tidak jelas dari awal babak pertama hingga berakhirnya pertandingan perempat final tersebut.

Mantan pelatih Barcelona dan Bayern Munchen tersebut kecolongan satu gol yang dicetak oleh Lyon di menit 24 melalui Maxwel Cornet. Ini menjadi pekerjaan yang berat bagi Kyle Walker dan kawan-kawan untuk mengembalikan keadaan.

Terlebih di babak kedua, Guardiola memutuskan untuk menarik Fernandinho dan digantikan oleh Riyad Mahrez di menit ke-60. Namun dua pemain kunci lainnya seperti Bernado Silva dan Phil Foden tidak dimainkan. Ini menjadi kesalahan terbesar bagi pelatih asal Spanyol tersebut.

2. Tidak ada ketenangan di pemain Man City

Legenda Manchester United, Rio Ferdinand mengklaim bahwa pemain Manchester City saat melawan Real Madrid terlihat sangat tenang. Maka dari itu mereka berhasil memenangkan pertandingan dan lolos ke perempat final Liga Champions.

Sayangnya, ketenangan itu tidak dapat drasakan saat Manchester City bertemu dengan Lyon di perepat final. Di babak pertama permainan dari asuhan Pep Guardiola ini terlihat lesu dan gagal mengeksekusi peluang-peluang emas.

Terlebih, dua gol terakhir dari Lyon sangat memperlihatkan betapa para pemain Manchester City belum bisa melakukan tanggung jawabnya. Apalagi saat Gabriel Jesus dan Raheem Sterling yang gagal mengeksekusi peluaang emas di babak kedua.