In-depth

Berikut 4 Pilar Asing Brasil Tersukses dalam Sejarah Arema

Rabu, 7 Oktober 2020 16:24 WIB
Kontributor: Ian Setiawan | Editor: Herry Ibrahim
© Grafis:Frmn/Indosport.com
4 Pemain asing asal Brasil tersukses yang pernah dimiliki oleh Arema, siapa saja mereka? Copyright: © Grafis:Frmn/Indosport.com
4 Pemain asing asal Brasil tersukses yang pernah dimiliki oleh Arema, siapa saja mereka?

INDOSPORT.COM - Kebijakan Arema FC untuk memenuhi slot pemain asing dari Brasil pada lanjutan kompetisi Liga 1 musim 2020 nanti, seolah mengingatkan hal serupa lebih dari satu dekade lalu. 

Lebih tepatnya ketika tim Singo Edan masih bernama Arema Malang pada musim 2004. Benny Dolo melengkapi komposisi pemain asing juga dari Brasil pada setiap lini sentral. 

Regulasi kompetisi Divisi Satu (setara Liga 2) saat itu, masih memperbolehkan setiap klub merekrut pemain asing hingga 4 nama. Hebatnya, mereka cukup padu dalam mengerek prestasi Arema hingga mampu menembus kembali pentas Divisi Utama.

Berikut ini INDOSPORT mengulas profil singkat dari empat pemain asal Brasil tersukses yang pernah membela Arema. Uniknya, karir mereka di Malang berjalan dalam periode berbeda meski datang pada tahun yang sama.

1. Claudio De Jesus

Benny Dolo berupaya membenahi kekuatan Arema dengan menaruh prioritas di sektor pertahanan. Claudio De Jesus dipilih, setelah mendapat penilaian bagus selama menjalani masa seleksi di Arema.

Claudio yang sempat menjadi pelatih kiper di Persipura Jayapura tahun 2016 lalu itu sangat kokoh sebagai stoper andalan Arema. Duetnya bersama Sunar Sulaiman dan Aris Budi Prasetyo, membuat formasi 3-5-2 yang diusung Arema cukup tangguh.

© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Pelatih Sriwijaya FC, Benny Dollo (kiri). Copyright: Herry Ibrahim/INDOSPORTMantan pelatih Arema, Benny Dollo (kiri).

Kontribusi besarnya setelah membawa Arema menjuarai Divisi Satu 2004, berimbas positif. Claudio De Jesus kembali masuk ke dalam prroueksi Benny Dolo pada musim come back di Kompetisi Divisi Utama 2005.

Musim itu menjadi tahun kedua sekaligus yang terakhir bagi Jesus. Namun, satu gelar berhasil dipersembahkannya yakni Copa Indonesia, selain mengantar Arema menembus babak 8 besar Liga Indonesia Divisi Utama.

2. Joao Carlos Quintao Dos Santos

Joao Carlos yang punya visi bermain jenius, juga menjadi andalan Benny Dolo untuk sektor tengah permainan. Dibekali skill olah bola menawan plus jago dalam mengeksekusi bola mati, membuatnya mengkavling satu tempat dalam formasi 3 midfielder tim.

Seperti halnya Claudio De Jesus, Joao Carlos juga mampu mengantar Arema meraih trofi juara pada Divisi Satu 2004 dan Copa Indonesia 2005. Bedanya, Joao Carlos mampu bertahan hingga melewati era kepelatihan Benny Dolo sendiri.

© junedoyisam.wordpress
Joao Carlos (tukang sihir) mantan pemain Arema Malang. Copyright: junedoyisam.wordpressMantan pemain Arema Malang, Joa Carlos.

Playmaker kaki kiri itu mendapat perpanjangan kontrak hingga dua musim. Joao Carlos kembali mengantar Arema menjuarai Copa Indonesia 2006 plus babak 8 besar Divisi Utama, sebelum dicoret Almarhum Miroslav Janu pada paruh musim 2007.

3. Lourival Lima Filho

Striker yang lekat dipanggil Junior Lima ini juga melalui karir fantastis di Arema. Bedanya, dia menjalani karir lebih singkat dibanding dua kompatriotnya itu.

Postur tinggi menjadi nilai plus Junior Lima dalam memaksimalkan setiap peluang gol dari bola udara. Saat mengantar Arema Juara Divisi satu 2004, Junior Lima bahkan menjadi top skorer tim dengan 13 gol dalam 25 pertandingan.

Sayang, dia gagal melanjutkan prestasi meski mendapat perpanjangan kontrak pada musim 2005. Junior Lima dicoret pada paruh musim kompetisi Divisi Utama, meski sanggup mencetak 3 gol sepanjang 12 laga penyisihan grup wilayah barat.

Arema kemudian menggantinya dengan striker Argentina, Franco Hita yang dinilai sesuai karakter tim Singo Edan. Momen ini lah yang membuat Arema berganti haluan dari kiblat sepak bola Amerika Latin menuju Eropa saat mulai ditangani pelatih berpaspor Republik Ceko, Miroslav Janu pada musim 2007.

4. Rivaldo Costa Amaral Filho

Dari empat serangkai ini, Rivaldo Costa lah yang menjalani karir paling singkat di Arema. Dia didatangkan Benny Dolo sebagai penambah produktivitas gol pada putaran kedua kompetisi Divisi Satu.

Predikatnya pun cukup mentereng ketika hadir di skuat tim Singo Edan. Rivaldo Costa merupakan salah satu striker Orbitan Deportivo La Coruna, yang menjadi klub top Liga Spanyol pada awal 2000an.

Terbukti, duetnya bersama Junior Lima terbilang cukup menakutkan bagi lini pertahanan lawan. Rivaldo Costa berada tepat di bawah Junior Lima sebagai top skorer tim dengan 12 gol yang hanya dijalani dari 14 laga saja.

Namun, Rivaldo Costa memilih jalan karir lain untuk bergabung Dnegan Sriwijaya FC, meski mendapat prioritas pada Kompetisi Divisi Utama 2005. Dia hanya tercatat sebagai bagian tim Arema selama 4 bulan, sejak Juli hingga Oktober 2004.