In-depth

Sejarah Luis Figo Sang Pengkhianat Hadapi Atmosfer Neraka di Camp Nou

Rabu, 21 Oktober 2020 08:05 WIB
Editor: Indra Citra Sena
© Twitter Analise Futbol
Pengalaman pertama Luis Figo menyambangi markas Barcelona, Camp Nou, berseragam Real Madrid, 21 Oktober 2000. Copyright: © Twitter Analise Futbol
Pengalaman pertama Luis Figo menyambangi markas Barcelona, Camp Nou, berseragam Real Madrid, 21 Oktober 2000.

INDOSPORT.COM - Lalu lintas transfer pemain antarklub yang terlibat rivalitas sengit bukanlah hal tabu dalam dunia sepak bola. Namun, si pelaku harus siap menanggung risiko berupa caci-maki dan segala bentuk perlakuan buruk lain, terutama saat ia kembali ke markas mantan.

Hal semacam ini pernah dirasakan oleh Luis Figo, yang barangkali tergolong sebagai salah satu pengkhianat paling tenar sepanjang sejarah. Dia membuat keputusan kontoversial ketika menerima pinangan Real Madrid pada musim panas 2000.

Padahal, Luis Figo notabene adalah tulang punggung rival abadi Real Madrid di La Liga Spanyol, Barcelona, yang telah berbakti selama lima musim sejak 1995-1996. 

Dia berandil mempersembahkan tujuh trofi bergengsi, mulai dari La Liga Spanyol (2), Copa del Rey (2), Supercopa de Espana (1), Piala Winners (1), hingga Piala Super Eropa (1). 

Tak mengherankan bila Figo begitu dicintai para Cules (julukan suporter Barcelona) sampai kemudian ia mengambil sikap yang benar-benar menyayat hati warga Catalan. Gelandang berkebangsaan Portugal itu telah menyulut kemarahan publik Camp Nou. 

Atmosfer sepanas neraka pun dirancang sedemikian rupa untuk menyambut kembalinya Luis Figo dalam duel bertajuk el clasico jilid I 2000-2001, 21 Oktober 2000. Mereka ingin Sang Judas merasa terintimidasi hingga tidak bisa bermain maksimal.

Puluhan spanduk yang salah satunya bertuliskan “Kami punya 10 juta alasan buat membencimu, wahai Judas!” bertebaran di segala penjuru tribun stadion. Teriakan “pengkhianat”, “bajingan”, "mata duitan”, dan “Judas” membahana sejak Figo berjalan memasuki lapangan.

“Saya akui tekanan terhadap Figo malam itu sangat hebat. Sulit baginya tampil maksimal di tengah keadaan seperti itu,” cetus pelatih Barcelona era 2000-an, Lorenzo Serra Ferrer. 

Intimidasi menjurus ke anarkis setiap kali posisi Luis Figo berdekatan dengan tepi lapangan. Bermacam benda asing secara bertubi-tubi masuk lapangan, seperti botol air mineral, korek api, jeruk, bahkan telepon seluler.

Dampak dari tekanan yang luar biasa itu rupanya mempengaruhi mentalitas Figo dan rekan setimnya. Penampilan Real Madrid terbilang mengecewakan untuk ukuran tim yang baru saja menjuarai Liga Champions pada musim terdahulu. 

Real Madrid dan Luis Figo akhirnya pulang dengan tangan hampa lantaran Barcelona berhasil memenangi pertandingan berkat sepasang gol Luis Enrique dan Simao Sabrosa. Kedua pemain ini menggetarkan gawang Iker Casillas pada menit ke-26 dan 79.

“Momen pertama kali Figo menyambangi Camp Nou mengenakan seragam Real Madrid sungguh mengerikan. Saya tak pernah merasakan tekanan sebesar itu. Satu komentar saya buat Figo. Anda benar-benar bernyali," kata gelandang Real Madrid era 2000-an, Ivan Campo.

Susunan Pemain

Barcelona (4-3-3): 1-Dutruel; 24-Puyol, 5-Abelardo, 2-Reiziger, 8-Cocu; 12-Sergi Barjuan, 16-Xavi, 21-Luis Enrique (7-Alfonso 74'), 20-Simao; 10-Rivaldo (14-Gerard 87'), 19-Dani (3-F. De Boer 67')
Cadangan: -
Pelatih: Serra Ferrer

Madrid (4-4-2): 25-Casillas; 15-Geremi, 4-Hierro, 18-Karanka, 3-R. Carlos; 20-Celades, 24-Makelele (9-Morientes 74'), 10-Figo, 17-Munitis; 14-Guti (11-Savio 57'), 7-Raul
Cadangan: -
Pelatih: Del Bosque

Stadion: Camp Nou (100.000)
Gol: Luis Enrique 26', Simao 79'
Wasit: Burrull
Kartu Kuning: Butterworth (N)
Kartu Merah: -