In-depth

Juventus Gonta-ganti Formasi, Gaya Melatih Andrea Pirlo Dipertanyakan?

Minggu, 25 Oktober 2020 20:02 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© Daniele Badolato - Juventus FC via Getty Images
Alvaro Morata dan Andrea Pirlo di sesi latihan Juventus Copyright: © Daniele Badolato - Juventus FC via Getty Images
Alvaro Morata dan Andrea Pirlo di sesi latihan Juventus
'Beban' Chiesa dan Ronaldo

Formasi 3-4-1-2 dipiliih Andrea Pirlo kala melawan AS Roma (2-2) dan Dynamo Kiev (2-0), sementara 3-4-1-2 dipakai kala melawan Crotone (1-1). Saat melawan AS Roma, Juve memasang Ronaldo sebagai striker murni berduet dengan Morata. 

Pada formasi ini, Ramsey menyokong di belakang sebagai penyerang lubang. Otomatis, permainan Juventus cenderung lebih ke tengah. Bagi Ronaldo, peran ini memang cukup canggung sebab ia biasa menari-menari di sayap kiri. 

Namun, ini cara terbaik agar Chiesa bisa bermain. Meski saat itu sang pemain belum tiba di Juventus. 

Andrea Pirlo baru bereksperimen dengan memasang striker tunggal dalam formasi 3-4-2-1 saat melawan Crotone. Federico Chiesa tampil starter ditampilkan mundur ke belakang sebagai gelandang kanan. 

Posisi yang diemban Chiesa jelas kurang ideal. Tapi mau bagaimana lagi, sebab Pirlo memilih menumpuk dua pemain di belakang striker, yakni Kulusevski dan Portanova. Beruntung, Chiesa bisa memberikan assist didebutnya meski harus dikartu merah.

Pekerjaan rumah Pirlo bukan hanya soal Fecerico Chiesa. Ia juga masih dipusingkan dengan posisi Cristiano Ronaldo. Saat ini Ronaldo masih belum kembali setelah dua pekan lebih menjalani karantina mandiri karena COVID-19. 

Jika Ronaldo bisa bermain, kemungkinan Pirlo akan mencoba memakai formasi 4-3-1-2 seperti mengalahkan Dynamo Kiev dan Chiesa akan mengisi spot gelandang kanan. Dengan begitu, Ronaldo kembali terpaksa jadi striker tengah dan berduet dengan Alvaro Morata. 

Namun itu adalah opsi terbaik ketimbang harus menggunakan 4-3-2-1. Dengan formasi ini Pirlo pastinya akan menempatkan Morata sebagai ujung tombak ketimbang Ronaldo. Sementara Ronaldo tidak biasa main di belakang striker. 

Andai saja Pirlo bisa tetap pada pendiriannya untuk menggunakan formasi 3-5-2, mungkin ia tak perlu mengutak-ngatik formasi yang ada. Kedatangan Chiesa merubah rencana Pirlo. 

Kecuali, jika Andrea Pirlo mau menghilangkan gengsinya dengan kembali ke formasi 4-3-3 Juventus yang terdahulu. Duet duo sayap Ronaldo di kiri dan Chiesa di kanan adalah impian banyak klub. 

Terakhir, Pirlo juga disoroti dalam penempatan posisi pemain. Pirlo kerap ekstrem memasang pemainnya di posisi tertentu. 

Dejan Kulusevksi misalnya. Baru sejumlah laga awal musim bersama Pirlo di Juventus, ia sudah main jadi striker, second striker, dan gelandang. Ronaldo pun dibuat Pirlo menjadi striker tengah berduet dengan Morata. 

Sesuatu yang hampir tak terlihat saat ia di Man United dan Real Madrid. Untuk itu kita tunggu saja, apakah Andrea Pirlo betul-betul jenius dalam berkreasi, atau hanya pelatih 'ingusan' Serie A yang sedang belajar melatih tim profesional pertamanya.