Bola Internasional

Christian Pulisic: Pembuka Jalan 'Generasi Emas' Amerika Serikat di Eropa

Sabtu, 31 Oktober 2020 10:01 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
© Darren Walsh/Chelsea FC via Getty Images
Selebrasi Christian Pulisic dalam laga final Piala FA Arsenal vs Chelsea Copyright: © Darren Walsh/Chelsea FC via Getty Images
Selebrasi Christian Pulisic dalam laga final Piala FA Arsenal vs Chelsea
Generasi Emas Amerika Serikat, Berterima Kasihlah pada Keluarga Pulisic

Sama seperti pendahulunya, saat tiba pertama kali tiba ke Eropa, banyak yang meragukan kapabilitas Christian Pulisic. Hal ini diakui sang ayah, Mark, yang berkorban jiwa dan raga untuk membawa anaknya ke sepak bola.

Mark sendiri merupakan salah 1 pelatih sepak bola di Amerika Serikat. Sebagai olahraga yang tak populer di tempat tinggalnya, ia tak menyerah begitu saja di dunia kulit bundar.

Apa yang ditampilkan Mark membuat Pulisic jatuh cinta kepada sepak bola tanpa sedikit pun paksaan dari sang ayah yang bergelut di dunia ini.

“Kami hampir mendorongnya ke arah selain sepak bola. Dia (Pulisic) tidak kami paksa (untuk bermain sepak bola). Saya hanya ingin memastikan dia mengambil keputusan tepat. Takkan berhasil jika saya memaksakan pelatihan untuknya,” ujar Mark.

Pulisic pun mendalami sepak bola bersama sang ayah yang kala itu menjadi pelatih futsal. Bakatnya kian terasah saat bermain futsal sehingga Mark mengambil keputusan untuk sang anak agar berkembang menjadi salah satu pemain top.

Saat sang ibu, Kelley, mendapat beasiswa di Inggris, Mark dan Pulisic pun ikut ke Inggris dan mendatangi tim-tim besar Britania Raya. Dari Manchester United hingga Chelsea pun disambangi oleh keduanya.

Bahkan Mark mencoba memasukkan Pulisic  ke berbagai akademi tim untuk menjalani trial, termasuk di Chelsea. Hal tersebut terungkap saat dirinya telah bergabung The Blues lewat sebuah foto lawas dirinya saat masih anak-anak.

Namun jalan di Inggris terlalu cepat bagi Pulisic muda yang memiliki fisik kecil. Mark yang sadar akan hal itu, melanjutkan kegigihannya menjadikan anaknya pemain sepak bola top dengan menawarkan sang anak ke berbagai tim Eropa.

Pengorbanan Mark pun terlihat saat Pulisic dipinang akademi Borussia Dortmund. Ia bahkan rela pindah dan bekerja di Jerman untuk memantau perkembangan si buah hati.

“Saya menghabiskan 2,5 tahun di Jerman dan itu adalah hal terbaik untuk Christian (Pulisic). Tapi sekarang saatnya ia berkembang tanpa sang ayah di sekitarnya,” ujar Mark kala Pulisic menandatangani kontrak profesional bersama Dortmund.

Singkat kata, Pulisic pun mampu menggebrak sepak bola Eropa lewat Dortmund. Namanya jadi perbincangan sejak 2015. Bahkan di usia yang kini 22 tahun, ia dianggap pemain senior oleh para kompatriotnya karena pengalamannya di Eropa sejak muda.

Berkat jalan terjal yang dilalui Mark dan Pulisic pula, bakat-bakat muda Amerika Serikat di dunia sepak bola mulai dilirik. Tak pelak, kini bintang Chelsea itu dianggap pembuka jalan bagi generasi emas Paman Sam.

“Dia (Pulisic) tak hanya membuka pintu untukku di Eropa tapi juga untuk semua orang di Amerika Serikat,” ujar Giovani Reyna, wonderkid Dortmund yang kini tengah naik daun.

Hadirnya Pulisic di sepak bola Eropa sejak usia belia pun turut membuat para pesepak bola muda Amerika Serikat berbondong-bondong mencoba peruntungan di Eropa. Hasilnya pun terlihat saat ini.

Amerika Serikat dan para pelaku sepak bolanya mungkin ada baiknya berterima kasih kepada Mark dan Christian Pulisic. Keduanya mungkin bukanlah pionir. Tapi keduanya seakan menjadi pembuka jalan lahirnya ‘Generasi Emas’ Paman Sam saat ini.