In-depth

Kurt Zouma: 'Si Menara Eiffel' di Lini Belakang Chelsea

Rabu, 18 November 2020 10:25 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
© Marc Atkins/Getty Images
Mengulas sepak terjang Kurt Zouma, Si Menara Eiffel di lini belakang Chelsea yang berniat menebus kenyataan pahit akibat menderita cedera ACL. Copyright: © Marc Atkins/Getty Images
Mengulas sepak terjang Kurt Zouma, Si Menara Eiffel di lini belakang Chelsea yang berniat menebus kenyataan pahit akibat menderita cedera ACL.

INDOSPORT.COM – Liga Inggris 2020/21 sejauh ini nampak menjadi penebusan Kurt Zouma bersama Chelsea. Apalagi dengan hadirnya fakta bahwa dirinya memegang peranan penting di balik kokohnya lini pertahanan The Blues saat menghadapi situasi Set Pieces.

Sejak kehadiran Frank Lampard sebagai pelatih Chelsea pada awal 2019-2020, klub asal London Barat ini diterpa berbagai problema. Masalah yang paling disoroti adalah lini pertahanan.

Di awal kedatangannya, Lampard nampak belum menemukan resep tepat untuk lini pertahannya. Bahkan, buruknya pertahanan Chelsea 2019-2020 kian terekspos dengan banyaknya gol yang diterima The Blues melalui situasi Set Pieces.

Umumnya, situasi Set Pieces atau situasi bola mati akan dimanfaatkan sebuah tim untuk melepaskan bola di udara dan membuat peluang. Sehingga butuh sebuah skema khusus untuk memenangkan duel udara baik dalam menyerang dan bertahan.

Sepanjang 2019-2020, Chelsea  menjadi tim dengan jumlah kebobolan terbanyak dalam urusan Set Pieces. Dalam 54 gol yang bersarang di gawang The Blues, di mana 12 gol merupakan dari situasi bola mati.

Namun memasuki 2020-2021, secara perlahan Chelsea mulai membenahi problema utama mereka di musim lalu. Hadirnya Anthony Barry, Edouard Mendy dan menanjaknya performa Kurt Zouma, memberi andil dalam mengatasi masalah Set Pieces.

Dua nama pertama mungkin menjadi sosok yang paling berjasa di balik moncernya pertahanan  Chelsea saat Set Pieces. Toh, Zouma  atau nama terakhir sudah menjadi bagian The Blues dari musim lalu.

Namun, peranan Barry selaku staf kepelatihan Lampard dan Edouard Mendy yang merupakan kiper dengan presentase duel udara terbaik dalam mengatasi Set Pieces tak lengkap tanpa kehadiran Zouma sendiri.

Musim ini nampak jadi penebusan Zouma atas kariernya yang hampir usai pada 2016 silam. Kembali ke beberapa tahun ke belakang, pemain berkebangsaan Prancis ini hampir pensiun usai mendapat cedera ACL.

Saat itu, usianya baru 21 tahun. Bisa dibayangkan bagaimana kondisi mentalnya saat itu yang masih muda namun harus mendapati cedera yang paling ditakuti oleh olahragawan atau atlet.

Cedera tersebut ia dapatkan saat menghadapi duel udara. Usai memenangkan duel udara, Zouma salah tumpuan saat mendarat.

Usai pulih, ia pun kesulitan merebut tempatnya kembali di Chelsea. Edisi 2016-2017, ia kerap menjadi cadangan dan jarang bermain. Melihat kondisi ini, The Blues mengambil langkah dengan meminjamkannya di 2017-2018.

Pada musim itu, ia dipinjamkan ke Stoke City. Namun peminjaman ini tak cukup meyakinkan Maurizio Sarri untuk memasukan namanya ke skuat. Pada musim 2018/19, Zouma lantas dipinjamkan ke Everton.

Memasuki 2019-2020, Lampard memasukkan Kurt Zouma menjadi bagian skuatnya. Secara reguler, ia bermain berganti-gantian dengan Andres Christensen, Fikayo Tomori dan Antonio Rudiger. Bongkar pasang duet ini nampaknya berpengaruh ke permainannya.

Sebagai acuan, saat tiba di Chelsea, Zouma kadang dipasangkan Jose Mourinho dengan John Terry yang merupakan salah satu bek terbaik sepanjang masa Liga Inggris.

Pamornya sebagai bek papan atas pun meredup di 2019-2020 seiring dengan buruknya pertahanan Chelsea. Barulah di 2020-2021, ia mendapatkan duet sepadan pada sosok Thiago Silva yang memiliki karakter sama dengan Terry.

Kehadiran Terry dan Silva yang andal dalam membaca permainan membuat Zouma dapat fokus dalam mengatasi situasi Set Pieces dan berduel di lapangan. Hal yang sejauh ini telah ia tunjukkan di beberapa laga.

Zouma menjadi pemain dengan tingkat kesuksesan duel udara terbaik di 10 liga top Eropa dengan catatan 96,3 persen. Tingkat kesuksesan ini ia dapat dari 26 kemenangan duel udara dalam 27 kali kesempatan.

Bahkan, kehebatan Zouma dalam duel udara pun berlanjut saat dalam situasi menyerang. Saat Chelsea mendapat Set Pieces, Zouma menjadi sosok yang paling dijaga lawan. Hal ini tak lepas dari 3 gol yang ia dapat di Liga Inggris 2020-2021 sejauh ini.

Sebanyak dua dari tiga gol tersebut ia cetak lewat tandukan, termasuk sundulan apik yang ia buat saat menghadapi Crystal Palace di mana loncatan Zouma terhitung sangat tinggi dan kekuatan tandukannya juga terbilang kuat.

Bisa dikatakan, Chelsea patut bersyukur dengan kehadiran Zouma saat ini. Setidaknya, Lampard dan timnya tak perlu gugup dalam menghadapi situasi bola mati atau Set Pieces karena kehadirannya.

Mungkin benar kata Jose Mourinho pada 2019. Bahwa Chelsea tak butuh bek andal lain karena telah memiliki sosok lengkap pada diri Zouma.

“Kurt Zouma. Anda tak perlu membeli (pemain), Anda tak perlu menghabiskan uang (untuk bek lain). Zouma!,” tutur Mourinho.