In-depth

Diego Maradona dan Rasa Bangga Membuat Orang Bahagia lewat Sepak Bola

Kamis, 26 November 2020 09:33 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
© ORLANDO SIERRA/AFP/Getty Images
Legenda Argentina, Diego Maradona. Copyright: © ORLANDO SIERRA/AFP/Getty Images
Legenda Argentina, Diego Maradona.

INDOSPORT.COM – 25 November 2020 menjadi hari duka bagi dunia sepak bola. Sebab, salah satu pemain terbaik sekaligus legenda Argentina, Diego Maradona, mengembuskan napas terakhirnya di usia yang ke-60 tahun.

Di penghujung bulan November, dunia sepak bola kembali berduka atas kepergian Maradona. Sebelumnya, 15 tahun silam atau tepat pada 2005, George Best yang merupakan legenda sepak bola lainnya pun berpulang di usia 59 tahun.

Kabar mengharukan ini tak pelak menghenyak dunia sepak bola. Maradona sebagai sosok besar di kulit bundar telah meninggalkan sejumlah warisan yang membuat orang banyak mengenangnya.

Gol-gol indahnya di Piala Dunia 1986, termasuk gol tangan Tuhan-nya seakan menjadi Highlights dari kiprah sepak bola Maradona. Selain itu, sepak terjangnya bersama Napoli pun meninggalkan kenangan manis untuk warga Naples.

Segala tindak-tanduk Maradona di atas lapangan pun menjadi percakapan tepat pada 25 November 2020. Utamanya, semua orang membicarakan gol-gol indahnya dan magis yang ia tunjukkan di lapangan hijau.

Kabar duka dari Maradona ini pun menjadi buah bibir di dunia nyata dan dunia maya. Berbondong-bondong setiap orang membicarakan sisi baik sebagai penghormatan atas jasanya di dunia sepak bola.

Tentu yang paling diingat adalah bagaimana kiprah Maradona di Piala Dunia 1986 yang berhasil membawa Argentina menjadi juara dunia. Dalam perjalanan menjadi juara dunia, ia mengeluarkan magisnya yang menjadi alasan mengapa ia layak dinobatkan sebagai yang terbaik.

Satu gol Maradona yang berlari menggiring bola dari jarak 60 meter  selama 10 detik saat melawan Inggris menjadi salah satu gol indah dan cerminan nyata bahwa The Golden Boy salah satu talenta terbaik di jagat sepak bola.

Kenangan-kenangan indah yang diperbincangkan para pecinta sepak bola mengenai sosok Diego Maradona pun seakan menjadi misi tuntas baginya yang selalu ingin melihat orang lain bahagia  lewat dirinya saat memegang bola.

Tepat di usia yang ke-60 tahun, Maradona melakukan wawancara terakhirnya bersama France Football. Wawancara terakhir ini menggambarkan pengalamannya saat menjalani masa-masa keemasan hingga saat ini

Sebagai legenda terbesar di Argentina, Maradona pernah memiliki kenangan pahit karena harus ‘diusir’ dari kampung halamannya. Hal ini terjadi pasca dirinya dianggap gagal menukangi La Albiceleste pada Piala Dunia 2010 lalu.

“Setelah saya menjadi pelatih tim nasional Argentina pada 2010, saya harus pergi untuk melatih profesiku (sebagai pelatih) dan mencari pengalaman di negara lain karena Julio Grondona (presiden sepak bola Argentina kala itu) tak ingin saya ada di sana,” kenang Maradona.

Usai berpetualang hingga ke Timur Tengah dan Meksiko, Maradona pun kembali ke kampung halamannya yang ia sebut sebagai sebuah kebahagiaan tersendiri.

Dalam kariernya sebagai pemain, Maradona pun menceritakan pengalamannya saat pergi dari Argentina dan mencoba peruntungan di Eropa di mana karier puncaknya terjadi saat membela Barcelona dan Napoli.

“Saya pergi ke Eropa untuk mengambil tantangan selanjutnya dengan ide mencicipi sepak bola yang lebih baik. Selama periode itu, tak mudah untuk pemain Amerika Latin pergi dan bermain di sana (Eropa). Saya pergi jauh dan meletakkan segalanya dalam petualangan ini,” lanjutnya.

Selama di Eropa, apa yang ditampilkan Maradona membawa suka cita bagi pecinta sepak bola, utamanya pendukung Napoli. Sebab, bersamanya lah Partenopei meraih puncak kesuksesan dengan dua gelar Serie A dan satu Piala Eropa (Piala UEFA).

Pernyataan tulus pun seakan menutup wawancara terakhirnya ini saat dirinya ditanya kenangan apa yang ia ingat sejak menjejakkan kakinya di dunia sepak bola hingga menjadi salah satu yang terbaik sepanjang masa.

“Ketika saya melihat kembali periode di mana saya memulai, saya merasa puas dengan apa yang saya capai. Saya merasa saya membuat orang lain bahagia, membuat orang terhibur, (mereka) yang datang melihatku di stadion atau

“Saya senang telah membawa kebahagiaan ke orang lain lewat bola. Itu adalah kebanggaan terbesarku (selama hidup),” tutur Maradona dikutip dari Get French Football News.

Pengakuan dan pernyataan tulus dari Maradona ini pun menutup kisah heroiknya di dunia sepak bola. Kepergiannya pun mungkin diiringi dengan senyum kepuasan darinya yang telah membuat orang lain bahagia lewat kakinya. Namun satu hal yang pasti, kepergiannya meninggalkan luka yang teramat dalam untuk pecinta sepak bola.

Selamat jalan, Diego Armando Maradona!