In-depth

Kembalinya Jose Mourinho, Si Jenius Pragmatis Lapangan Hijau

Senin, 30 November 2020 12:40 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© Neil Hall/PA Images via Getty Images
Jose Mourinho dan striker Tottenham Hotspur, Harry Kane Copyright: © Neil Hall/PA Images via Getty Images
Jose Mourinho dan striker Tottenham Hotspur, Harry Kane
Gaya Pragmatis Mourinho

Sepak bola pragmatis ala Jose Mourinho sudah lama tak terlihat sejak ia melatih Real Madrid. Namun, gaya tersebut pernah begitu melekat saat ia membela Chelsea dan Inter Milan di masa lalu. 

Permainan pragmatis Moruinho paling bisa dibilang paling sukses ketika ia membesut raksasa Serie A Italia, Inter Milan. Tampil tak diunggulkan di Liga Champions, Mourinho perlahan-lahan membawa Inter ke final sampai akhirnya meraih juara. 

Semua itu diraih bukan dengan permainan dominan, melainkan taktik bertahan dan serangan balik. Bagi Jose Mourinho, permainan indah adalah nomor kesekian, karena hasil akhir adalah yang terpenting. 

Inter yang diperkuat oleh bintang 'nanggung' seperti Diego Milito, Julio Cruz, serta pemain bintang senior seperti Wesley Sneijder, Esteban Cambiasso, Samuel Eto'o, sampai Javier Zanetti sukes mengalahkan Bayern Munchen di partai puncak. 

Di laga tersebut, Inter menerapkan pertahanan yang rapat. Gaya asli Mourinho khas permainan defensif nan pragmatis yang kental dengan mengandalkan kemampuan individu sejumlah pemain. 

Di Chelsea, ia juga tak melulu main dominan. Chelsea era Mourinho tak sedominan Man City atau pun Liverpool di masa sekarang. Mereka juga sering gagal menguasai permainan meskipun mendapatkan kemenangan di akhir laga. 

© GettyImages
Jose Mourinho saat membela Inter Milan Copyright: GettyImagesJose Mourinho saat membela Inter Milan

Itulah sebabnya di tangan Mourinho, Chelsea hanya berjaya di Liga Inggris dan tak bisa benar-benar bersaing di Liga Champions. Setelah sempat melatih Real Madrid, gaya ini sebetulnya sempat keluar lagi ketika ia melatih Man United. 

Akan tetapi, permainan pragmatis Mourinho seperti sudah terbaca dan gampang diantisipasi. The Special One pun dinilai harus lebih berinovatif karena sepak bola saat ini kental dengan strategi menyerang. 

Apalagi di Liga Inggris di mana tiap tim dari posisi atas sampai bawah punya inisiatif untuk melakukan serangan dalam permainan terbuka. Yah, semoga keberuntungan Jose Mourinho dengan gaya pragmatis terus berlanjut tak hanya saat melawan Chelsea, tetapi juga tim Liga Inggris lain yang ia nilai sulit untuk dikalahkan.