In-depth

Tak Perlu Main Cantik, Jose Mourinho Bawa Tottenham ke Jalan yang Benar

Jumat, 11 Desember 2020 16:46 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© Glyn Kirk/PA Images via Getty Images
Selebrasi Harry Kane dalam laga Tottenham vs Arsenal Copyright: © Glyn Kirk/PA Images via Getty Images
Selebrasi Harry Kane dalam laga Tottenham vs Arsenal
Jose Mourinho Pelatih Sempurna untuk Spurs?

Musim lalu Jose Mourinho membuat kejutan ketika memutuskan menerima tawaran melatih Tottenham Hotspur. Publik agak kaget karena biasanya sang pelatih terlanjur melekat pada tim-tim dengan tradisi juara tinggi. 

Bukan berarti Spurs jelek, tapi secara tradisi, mereka bukan tim bergelimang trofi di Tanah Inggris dan Eropa. Akan tetapi, keputusan The Special One lambat laun mulai masuk akal. 

Setelah adaptasi yang agak kurang mulus musim lalu, pada musim ini Mourinho menemukan formula yang cocok untuk Spurs. Kabar baiknya, formula tersebut adalah sesuatu yang ia kuasai betul, yakni sepak bola pragmatis. 

Sepak bola pragmatis ala Jose Mourinho sudah lama tak terlihat sejak ia melatih Real Madrid. Namun, gaya tersebut pernah begitu melekat saat ia membela Chelsea dan Inter Milan di masa lalu. 

Permainan pragmatis Mourinho bisa dibilang paling sukses ketika ia membesut raksasa Serie A Italia, Inter Milan. Tampil tak diunggulkan di Liga Champions 2009-2010, Mourinho perlahan-lahan membawa Inter ke final sampai akhirnya meraih juara. 

Perjuangan itu diraih bukan dengan permainan dominan atau cantik atau apa pun Anda menyebutnya, melainkan taktik bertahan (parkir bus) dan serangan balik. Bagi Jose Mourinho, permainan indah adalah nomor kesekian, karena hasil akhir adalah yang terpenting. 

Inter yang diperkuat oleh bintang 'nanggung' seperti Diego Milito, Julio Cruz, serta pemain bintang senior seperti Wesley Sneijder, Esteban Cambiasso, Samuel Eto'o, sampai Javier Zanetti sukes mengalahkan Bayern Munchen di partai puncak. 

Di laga tersebut, Inter menerapkan pertahanan yang rapat. Mourinho menerpakan gaya main defensif nan pragmatis yang kental dengan mengandalkan kemampuan individu sejumlah pemain. 

Dan hal itu diterapkannya kembali di Tottenham Hotspur. Beruntung bagi Mourinho, Spurs memiliki pemain-pemain sempurna untuk menjalankan taktiknya tersebut. 

Keberadaan trio Song Heung-min, Harry Kane, dan Gareth Bale sangat cocok dalam skema serangan balik milik Mourinho. Kedua sayap, yakni Son Heung-min dan Gareth Bale memiliki kecepatan dan kemampuan dribel di atas rata-rata

Sementara Harry Kane adalah finisher terbaik di Inggris dan mungkin juga Eropa. Hebatnya, Kane juga mampu membantu memberikan assist bagi Son Heung-Min. 

Son Heung-min saat ini duduk sebagai top skorer klub dengan 10 gol sekaligus ada di posisi runner-up sementara liga di bawah Calvert-Lewin. Sementara Harry Kane ada di posisi kelima dengan 8 gol. 

Sebagian besar gol milik Son Heung-min hadir lewat skema serangan balik dengan dribel cepat yang membuat pertahanan lawan kocar-kacir. Jangan lupakan pula peran Tanguy Ndombele di lini tengah.

Melihat apa yang telah dicapati Spurs sejauh ini, maka bolehlah kita meyakini bahwa Mourinho memang pelatih yang tepat untuk tim dari London Utara ini. 

Jika Spurs bermimpi ingin menjuarai Liga Inggris musim ini, maka gaya main Mourinholah yang mereka butuhkan. Tak bisa dipungkiri, Liga Inggris dihuni oleh klub-klub dengan kemampuan kuat dan merata. 

Di papan atas sendiri ada Liverpool dan Chelsea yang di atas kertas memiliki materi pemain lebih apik dari Spurs. Bahkan, duo Manchester juga sejatinya adalah tim solid yang bertabur bintang.

Jika melawan Arsenal yang tengah terpuruk saja Spurs harus bertahan, maka adalah sebuah pilihan terbaik bagi mereka untuk menerapkan taktik yang sama kala berjumpa lawan yang jauh lebih bagus lagi musim ini. 

Bermain cantik bukan prioritas utama, Tottenham Hotspur telah dibawa Jose Mourinho ke jalan yang benar musim ini. Jika terus bisa mempertahankan performa, bukan mustahil mereka jadi kampiun Liga Inggris 2020-2021.