Liga Indonesia

Tonjolkan Kontroversi demi Eksistensi, RB Depok: Ini Bagian dari Strategi Kami

Senin, 18 Januari 2021 13:05 WIB
Editor: Indra Citra Sena
© Grafis: Yanto/Indosport.com
Logo klub baru RB Depok. Copyright: © Grafis: Yanto/Indosport.com
Logo klub baru RB Depok.

INDOSPORT.COM - Klub baru yang tengah berupaya menancapkan eksistensi di jagat sepak bola Indonesia, RB Depok FC, baru-baru ini melontarkan pernyataan mengejutkan. Mereka rupanya sengaja menempuh jalur kontroversi demi menarik perhatian publik.

Sekadar mengingatkan, RB Depok sempat menuai kontroversi setahun silam. Mereka diketahui mencatut nama dan logo salah satu perusahaan minuman berenergi ternama di dunia, Red Bull, tanpa izin untuk dijadikan nama klub sepak bola seperti RB Leipzig, Red Bull Salzburg, serta New York Red Bull.

Tindakan sembrono ini lantas berujung teguran dari empunya nama. Pihak Red Bull melancarkan somasi dan menuntut mereka untuk mengganti nama plus mengubah logo yang dinilai sangat menyerupai tiga klub resmi mereka di dunia sepak bola, yakni RB Leipzig, Red Bull Salzburg, serta New York Red Bull.

Setelah terkena somasi, Red Bull Depok kemudian mengubah namanya menjadi RB Depok FC dan merombak logo klub secara total tanpa sedikit pun menampilkan ikon maupun atribut Red Bull. Mereka bahkan sampai tiga kali mengotak-atik desain logo agar tidak ditegur lagi oleh pihak Red Bull.

Publik semakin dibuat bertanya-tanya saat RB Depok mengumbar rencana mengambil alih kepemilikan alias akuisisi salah satu klub Liga 3 zona Jawa Barat, Persebam Bogor, sekitar September 2020, namun belakangan dipastikan batal dan disalip oleh tetangga barunya, Depok City FC. 

Tak mengherankan bila publik kehilangan kepercayaan, bahkan melancarkan ejekan dan sindiran membanjiri kolom komentar akun Instagram resmi RB Depok FC. Kata- kata yang paling sering terlihat antara lain "Klub Halu", "Klub Pansos", dan "Penebar Sensasi Belaka".

Di balik semua kontroversi yang mereka buat, RB Depok FC ternyata memang sengaja melakukannya. Klub pengusung warna dominan merah ini mengakui bahwa penggunaan slogan Red Bull, gonta-ganti logo, plin-plan dalam urusan merger, dll. merupakan bagian dari strategi marketing.

"Tidak apa-apa identik dengan kontroversi. Toh semua ini bagian dari marketing kok. Yang penting kan ujungnya nanti," ungkap Humas RB Depok FC, Diddy Kurniawan, kepada redaksi berita olahraga INDOSPORT via aplikasi pesan singkat Whatsapp beberapa waktu lalu.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by RB Depok FC (From 🏠) (@rbdepokfc)

Memasuki 2021, RB Depok FC tidak mau terus-terusan "dibully" publik. Label-label negatif yang tersemat selama ini tentu harus dihilangkan dengan cara bergerak mempersiapkan langkah strategis untuk menjadi anggota Askot PSSI Depok dan mentas di Liga 3 zona Jawa Barat kelak.

Namun, pergerakan RB Depok terkendala pandemi virus corona sehingga terkesan lambat mempersiapkan diri. Mereka kini lebih banyak menunggu kepastian soal bergulir atau tidaknya kompetisi dalam waktu dekat.  

"Belum jelasnya kelanjutan kompetisi (Liga 1, Liga 2, Liga 3) akibat terkena dampak pandemi virus corona membuat semua belum bisa menentukan sikap, termasuk kami," cetus Diddy lagi.

Selagi tidak ada kompetisi, RB Depok FC belum memiliki rencana untuk bergerak dalam waktu dekat. Aktivitas yang tampak di akun Instagram resmi mereka adalah tanggapan klub mengenai perkembangan terkini di Tanah Air, termasuk kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 pekan lalu.

Terkait kompetisi musim baru, PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator masih belum juga memastikan kapan akan menggulirkan Liga 1 dan Liga 2. Rencana awal menggelar kick-off pada Februari nanti lagi-lagi terbentur persoalan izin keramaian dari kepolisian.