In-depth

Sejarah Kenangan Pahit Barcelona di Camp Nou, Dipicu Isak Tangis Lionel Messi

Selasa, 9 Maret 2021 08:05 WIB
Editor: Indra Citra Sena
 Copyright:

INDOSPORT.COM - Apa jadinya Barcelona tanpa keberadaan seorang Lionel Messi di atas lapangan? Tentu permainan klub kebanggaan publik Catalan ini akan kehilangan taji, terutama dalam urusan meneror pertahanan lawan.

Situasi semacam ini terjadi pada pertandingan pekan ke-27 LaLiga Spanyol 2007-2008 versus Villarreal. Barcelona harus bertanding tanpa Messi yang mengalami cedera hamstring saat memperkuat timnya melawan Glasgow Celtic di Liga Champions lima hari sebelumnya.

Pemandangan mengharukan terlihat ketika Messi ditandu ke luar lapangan. Air mata mengucur deras di wajah megabintang Argentina itu pertanda kekecewaan karena terpaksa menepi sementara dari lapangan hijau di saat Barcelona sedang membutuhkan tenaganya.

“Di Barcelona, tidak ada pemain lain seperti dia,” kata Deco Souza, rekan setim yang tentu sangat memahami kualitas Lionel Messi dalam menghadirkan petaka kepada barisan pertahanan tim mana pun.

Makna dari air mata Messi serta pengakuan Deco rupanya begitu dalam. Barcelona menelan kekalahan 1-2 dari Villarreal di hadapan puluhan ribu pendukung sendiri yang memadati Stadion Camp Nou, 9 Maret 2008.

Media-media Spanyol kala itu lantas membuat istilah khusus yang mengacu pada penampilan Barcelona, yaitu Messy Without Messi (karut-marut tanpa Messi). Jangankan mencetak gol, sekadar menciptakan peluang lewat kreativitas tinggi saja mereka tak mampu.

Tuan rumah memang sanggup menceploskan satu gol melalui Xavi Hernandez pada menit ke-66 yang berawal dari kerja sama ciamik Andres Iniesta dan Ronaldinho. Akan tetapi, praktis tak ada lagi suguhan teknik istimewa khas Barcelona setelah itu.

Justru Villarreal yang leluasa mengembangkan permainan berkat ketenangan gelandang Marcos Senna dalam menguasai bola. Guille Franco bahkan bisa dengan mudah menari-nari mengelabui duet bek sentral Barcelona, Gabriel Milito dan Lilian Thuram.

Aksi Franco berujung pelanggaran oleh Victor Valdes dan berbuah penalti buat Villarreal. Senna yang melangkah maju mengambil eksekusi berhasil menunaikan tugas secara sempurna guna membuka keunggulan dalam tim pertandingan tersebut.