In-depth

Sejarah Pupusnya Kisah Cinderella Turki 2002 dan Magis Ronaldo "Kuncung"

Sabtu, 26 Juni 2021 10:05 WIB
Editor: Indra Citra Sena
 Copyright:

INDOSPORT.COM - Coba bayangkan semifinal Piala Dunia tanpa Italia, Prancis, Argentina, Inggris, atau Spanyol. Kurang greget? Tidak juga karena ketiadaan raksasa-raksasa tradisional itu justru membuka jalan lapang bagi pencipta keajaiban seperti Turki pada edisi 2002.

Kiprah Turki waktu itu termasuk salah satu kejutan terbesar sepanjang sejarah Piala Dunia. Emre Belozoglu dkk. secara tidak terduga melaju hingga semifinal sebelum terhenti akibat keok dari Brasil.

Turki boleh saja kalah, tapi perjuangan mereka patut diacungi dua jempol karena berani meladeni permainan terbuka Brasil dengan gaya agresif tanpa mengusung strategi bertahan seperti mayoritas tim lain.

Semangat membara Turki didasari dendam kesumat usai bertekuk lutut di fase grup. Duel tersebut memanggungkan akting berlebihan Rivaldo yang menyebabkan salah satu bek Ay Yildizlilar alias Si Bulan Sabit-Bintang, Hakan Unsal, diganjar kartu merah.

Tekad pembalasan yang menyelimuti skuat Turki berimbas kepada atmosfer duel, 26 Juni 2002. Brasil dibuat keteteran dengan kolaborasi satu-dua, penguasaan bola, umpan-umpan daerah, serta determinasi pemain di atas lapangan.

Namun, Turki seolah lupa bahwa Brasil punya Trio R, yakni Roberto Carlos, Rivaldo, dan Ronaldo. Ketiganya rutin menebar ancaman yang membahayakan gawang serta memaksa Rustu Recber jatuh-bangun menghalau bola.

Ketangguhan Rustu Recber ada batasnya. Kiper yang menyimpan kebiasaan unik mencoreng bagian wajah di bawah mata dengan noktah hitam ini tak kuasa membendung sepakan akurat Ronaldo pada menit ke-49.

Gol Ronaldo adalah satu-satunya yang tercipta di malam itu. Turki terpaksa mengubur mimpi melaju ke final, tapi layak meninggalkan lapangan dengan kepala tegak lantaran mengukir sederet catatan mentereng.

Untuk kali pertama sepanjang turnamen ada lawan yang bisa mengungguli Brasil dalam urusan penguasaan bola. Turki juga menjadi lawan pertama sekaligus satu-satunya yang cuma bobol sekali ketika menghadapi Tim Samba.

Sebelumnya, Brasil mendulang kemenangan 2-1 atas Turki di fase grup, China (fase grup; 4-0), Kosta Rika (fase grup; 5-2), Belgia (16 besar; 2-0), dan Inggris (perempat final; 2-1). Ronaldo dkk. bahkan menang dua gol tanpa balas di partai puncak Piala Dunia 2002 kontra Jerman.

Bisa dibilang Turki hanya kalah dari jawara dunia. Sebuah prestasi membanggakan bagi negara yang berlokasi di antara Benua Eropa dan Benua Asia (Eurasia) itu. Pengakuan Edmilson mempertegas pencapaian tersebut.

“Kami sangat respek kepada Turki. Lawan yang terhormat karena kami harus bekerja ekstra keras agar dapat mengalahkan mereka,” ujar bek tangguh Brasil itu.