Bola Internasional

Mainkan Duo Manchester United, Pelatih Inggris Akui Lakukan Perjudian

Senin, 12 Juli 2021 14:39 WIB
Penulis: Ilham Oktafian | Editor: Isman Fadil
© REUTERS/Paul Ellis
Pelatih Timnas Inggris, Gareth Southgate. Copyright: © REUTERS/Paul Ellis
Pelatih Timnas Inggris, Gareth Southgate.

INDOSPORT.COM - Keputusan berani diambil Gareth Southgate di detik detik akhir dalam partai pamungkas yang mempertemukan Inggris kontra Italia.

Jelang berakhirnya babak tambahan waktu, juru ramu The Three Lions memasukkan dua pemain sekaligus, yakni Jadon Sancho dan Marcus Rashford.

Gareth Southgate seolah tau jika laga bakal diselesaikan lewat drama adu penalti, dan keduanya diharapkan menyelesaikan tugasnya dengan baik.

Sayangnya, apa yang diinginkan Gareth Southgate meleset. Termasuk Bukayo Saka, Jadon Sancho dan Marcus Rashford kompak gagal mendendang titik putih.

Tak sedikit yang menyalahkan keputusan memasukkan dua pemain Manchester United itu. Saat ditanya seusai pertandingan, Gareth Southgate memang mengaku telah bertaruh dengan keputusannya itu.

"Itu adalah risiko yang Anda hadapi, tetapi mereka adalah yang terbaik," katanya kepada ITV .

"Anda harus memiliki keseimbangan dalam tim. Anda tidak bisa hanya melempar pemain menyerang lebih awal, atau Anda kehilangan bentuk dan tidak memiliki pijakan dalam permainan.

"Itu adalah pertaruhan, tetapi jika kami bertaruh di awal pertandingan, kami mungkin kalah di perpanjangan waktu. Saya memilih para pemain untuk mengambil tendangan." terangnya.

Kendati demikian, ia menolak anggapan jika dirinya keblinger dengan menyiapkan Jadon Sancho dan Marcus Rashford sebagai eksekutor penalti.

Ia berlasan jika para penendang penalti sudah dipersiapkan dengan matang, termasuk Jadon Sancho dan Marcus Rashford.

Terlebih keduanya, kata Gareth Southgate selalu menonjol dalam latihan menembak titik putih.

"Ini adalah keputusan saya untuk memberinya penalti sehingga itu sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya. Bukan miliknya," katanya.

"Sama dengan Marcus atau Jadon. Kami bekerja sama, bekerja melalui mereka dalam pelatihan, itulah urutan yang kami dapatkan," imbuhnya.

"Saya mengatakan setelah itu bahwa tidak ada yang sendirian dalam situasi pahit itu. Kami kalah sebagai tim," tegasnya.

Pada akhirnya kami tidak cukup mampu melihat permainan melalui waktu normal dan Italia menunjukkan tim yang luar biasa mereka dengan 30 pertandingan ditambah tak terkalahkan,” jelasnya.