Bola Internasional

Buruknya Stigma Kiper Ketiga, Jadi Sasaran Tembak hingga Numpang Juara

Senin, 2 Agustus 2021 21:36 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
 Copyright:
Kiper Ketiga Pembawa Berkah

Pada musim 2006/07, Chelsea harus bergantung pada sosok kiper ketiga, yakni Enrique Hilario, untuk mengawal gawang tim utama di banyak pertandingan.

Hilario yang berstatus kiper ketiga harus tampil karena kala itu dua kiper Chelsea, Petr Cech dan Carlo Cudicini, cedera saat bertanding melawan Reading di Liga Inggris.

Hilario tampil di banyak pertandingan terhitung sejak Oktober 2006 hingga Januari 2007. Saat dua kiper utama sembuh, ia pun kembali ke bangku cadangan lagi.

Dengan pengalaman yang diterima Hilario, bisa dikatakan kiper ketiga bisa turun bermain andai ada kejadian yang tak terelakkan seperti kasus Chelsea.

Lalu, bagaimana saat kiper pertama dan kedua fit? Kembali lagi, kiper ketiga menjadi cadangan dan hanya bermain saat berlatih saja bersama tim utama.

Namun, peran kiper ketiga di luar latihan sangat vital. Apalagi jika posisi ini ditempati oleh kiper gaek atau bahkan kiper yang kenyang pengalaman di level teratas.

Sebagai contoh, ambil kasus Italia pada Piala Dunia 2006 dan Euro 2020. Pada Piala Dunia, Gianluigi Buffon sebagai kiper utama mendapat bantuan dari sosok kiper di belakangnya yakni Angelo Peruzzi dan Marco Amelia.

Selama di Piala Dunia 2006, Peruzzi dan Amelia tak pernah tampil. Namun keduanya membantu menjaga keharmonisan dan berlatih bersama agar Buffon tampil baik. Hasilnya? Italia meraih Piala Dunia 2006.

Lalu di Euro 2020, Italia dibela oleh tiga kiper hebat seperti Gianluigi Donnarumma, Salvatore Sirigu, dan Alex Meret.

Dari ketiga pemain itu, hanya Alex Meret selaku kiper ketiga yang tak pernah tampil selama gelaran Euro 2020. Padahal, ia tampil apik bersama Napoli.

Sedangkan Sirigu yang berstatus kiper kedua, hanya tampil dalam hitungan menit saja. Ia diturunkan dengan alasan sentimentil, yakni usianya telah 34 tahun dan Euro 2020 bisa jadi kompetisi akbar terakhirnya, beda dengan Meret yang berusia 24 tahun.

Keduanya tak menaruh cemburu dan meneruskan tradisi kiper-kiper Italia lainnya terus membantu Donnarumma yang tampil apik dari laga pertama hingga final. Tujuannya demi meraih gelar juara.

Pada akhirnya, kehadiran kiper ketiga bukanlah sebagai Camat atau Cadangan Mati saja. Mereka punya kontribusi yang tak bisa dipandang remeh dalam keberhasilan tim menjadi juara.