Liga Indonesia

Masih Hitung Untung-Rugi, PSSI Pikir-pikir Ambil Alih Tuan Rumah Piala Asia 2023

Selasa, 7 Juni 2022 15:55 WIB
Penulis: Zainal Hasan | Editor: Prio Hari Kristanto
© Grafis: Yuhariyanto/INDOSPORT.com
PSSI sepertinya masih menimbang untung rugi untuk mengambil alih tuan rumah Piala Asia 2023. Copyright: © Grafis: Yuhariyanto/INDOSPORT.com
PSSI sepertinya masih menimbang untung rugi untuk mengambil alih tuan rumah Piala Asia 2023.

INDOSPORT.COM - PSSI sepertinya masih menimbang untung rugi untuk mengambil alih tuan rumah Piala Asia 2023.

PSSI memang memiliki kesempatan menjadi tuan rumah Piala Asia 2023. Kesempatan ini terbuka usai China selaku tuan rumah sebelumnya memutuskan mundur.

Namun PSSI melalui Sekjen Yunus Nusi menilai ada dua alasan mengapa Indonesia masih pikir-pikir mengambil alih tuan rumah Piala Asia 2023.

Alasan pertama ialah waktu pelaksanaan Piala Asia berdekatan dengan Piala Dunia U-23 2023 yang di mana Indonesia sudah sebagai tuan rumah.

Piala Asia 2023 akan berlangsung pada 16 Juni hingga 16 Juli 2023, sementara jadwal Piala Dunia U-20 2023 masih belum dirilis oleh FIFA.

"Kami tengah proses komunikasi dengan AFC karena hampir bersamaan dengan Piala Dunia U-20 2023," kata Yunus Nusi saat ditemui di Jakarta, Senin (06/06/22).

"Sebelum Piala Dunia U-23 2023, Piala Asia 2023 sudah mulai, sehingga kami masih perlu mengkajinya," jelas Yunus.

Selain faktor waktu yang berdekatan dengan Piala Dunia U-23, Terlepas dari penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2023, Yunus menambahkan PSSI masih menimbang sejumlah hak dan kewajiban tuan rumah Piala Asia 2023.

Indonesia diketahui akan mendapat keuntungan jika resmi menjadi tuan rumah Piala Asia 2023. Skuad Garuda dipastikan bakal lolos otomatis ke putaran final.

"Itu memang kesempatan bagus, tapi pada saat bersamaan Shin Tae-yong langsung menangani Piala Dunia U-20 2023. Itu tidak bisa," jelas Yunus Nusi.

Meski demikian, PSSI juga memikirkan alasan kedua yakni situasi pelatih Shin Tae-yong. Juru formasi 51 tahun itu dirasa bakal kesulitan membagi waktu untuk menangani dua tim nasional di waktu yang berdekatan.