Liga Indonesia

Liga 1 Berhenti Sementara, Penyerang Bali United: Tragedi Kanjuruhan Dituntaskan Dulu

Jumat, 7 Oktober 2022 07:26 WIB
Penulis: Nofik Lukman Hakim | Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
© Ian Setiawan/INDOSPORT
Kerusuhan suporter usai laga Arema FC vs Persebaya pada Liga 1 pekan ke-11 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (01/10/22) malam. Copyright: © Ian Setiawan/INDOSPORT
Kerusuhan suporter usai laga Arema FC vs Persebaya pada Liga 1 pekan ke-11 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (01/10/22) malam.
Jadi Pembelajaran

Lerby menyebut Tragedi Kanjuruhan harus menjadi pembelajaran bagi stakeholder sepak bola, termasuk para suporter. Rivalitas dalam sepak bola pasti ada, tapi hanya 90 menit saja.

"Saya berharap dengan kejadian ini, suporter dan yang lainnya semakin dewasa. Tidak ada saling menyalahkan, tapi semua introspeksi diri masing-masing," harap Lerby.

Pemain asal Samarinda ini kemudian bercerita tentang rivalitas antara suporter Samarinda dengan Balikpapan. Dalam perjalanan rivalitas dua kelompok ini, korban juga berjatuhan.

Namun, seiring berjalannya waktu, dua pihak mampu menahan ego masing-masing. Kini, antara suporter Samarinda dengan Balikpapan sudah tak terjadi permasalahan lagi.

"Kami dulu di Borneo sama Persiba. Dulu infonya sampai ada yang meninggal, tapi akhir 2017 malah satu stadion. Pusamania di tribunnya sendiri dan Persiba ada di tribunnya sendiri. Saat pertandingan itu saya tidak selebrasi waktu cetak gol, karena (suasananya) damai," ungkap Lerby.

Sebagai bagian dari pelaku di lapangan, tugas pemain adalah memberikan penampilan terbaik. Performa ini yang bakal dinikmati suporter ketika melihat pertandingan sepak bola.

"Boleh mencintai tim tapi jangan fanatik berlebihan karena bisa menimbulkan sesuatu yang merugikan semua pihak," ucap Lerby.

Bali United sendiri termasuk tim yang tak menjalin rivalitas dengan tim manapun di Indonesia. Maka, seluruh tim yang datang ke Bali pasti tak pernah mendapat sambutan yang tak mengenakkan.