Barcelona dan Sederet Kisah Winger Hebat Portugal yang Merana di Camp Nou, Masih Sakit Hati dengan Luis Figo?
Pertama, ada nama Simao Sabrosa. Dirinya merapat pada 1 Juli 1999, atau tepat di tahun terakhir Figo bersama Barcelona.
Simao kala itu masih sangat muda, baru berusia 20 tahun. Ia dibeli dari Sporting Lisbon, yang dulu juga pernah dibela Figo.
Melihat latar belakang tersebut, tentu ada harapan Simao akan sama gemilangnya seperti Figo, ketika memperkuat Barcelona.
Namun yang terjadi kemudian, ekspektasi tinggi kepada bakat besar Simao tak pernah bisa terwujud menjadi hebat secara maksimal.
Singkat cerita, kebersamaan Simao dengan skuat utama Barcelona cuma bertahan singkat, berlangsung selama dua musim saja.
Walau mampu mendapatkan menit bermain reguler, kemampuan Simao tetap gagal memuaskan hati para pendukung Barcelona.
Alhasil, pada 2001, Simao dijual ke klub Portugal, Barcelona. Sepanjang membela Barcelona, Simao tampil 70 kali dengan sumbangsih empat gol dan delapan assists.
2. Ricardo Quaresma
Barcelona tidak menyerah untuk mencari penerus Figo. Tiga tahun setelah Figo pergi ke Real Madrid, manajemen Barcelona coba memboyong winger potensial milik Sporting Lisbon, Ricardo Quaresma.
Kedatangan Quaresma kurang lebih juga diharapkan bisa mengikuti jejak kesuksesan Figo di Barcelona. Terlebih usia Quaresma masih sangat muda, 19 tahun, dan kala itu punya teknik menggiring bola memukau untuk pemain seusianya.
Sayang sekali, Quaresma gagal menunjukkan potensi terbaiknya. Quaresma cuma bertahan setahun saja, dengan catatan 28 penampilan serta mencetak satu gol.
Quaresma kemudian dibuang Barcelona ke klub Portugal, FC Porto, pada 2004. Sungguh perjalanan yang sulit bagi winger hebat Portugal agar mendapat kesuksesan di Barcelona, Quaresma dan Simao telah jadi korbannya.