Piala Dunia 2022

Piala Dunia 2022: Tersingkir di Tangan Prancis, Kutukan 'Ngeri' Ini Rupanya Masih Gelayuti Inggris

Minggu, 11 Desember 2022 05:58 WIB
Editor: Izzuddin Faruqi Adi Pratama
© REUTERS/Carl Recine
Inggris lagi-lagi harus menunda penantian untuk gelar baru setelah Prancis menghentikan langkah mereka dari Piala Dunia 2022 cukup di delapan besar. Copyright: © REUTERS/Carl Recine
Inggris lagi-lagi harus menunda penantian untuk gelar baru setelah Prancis menghentikan langkah mereka dari Piala Dunia 2022 cukup di delapan besar.

INDOSPORT.COM - Inggris lagi-lagi harus menunda penantian untuk gelar baru setelah Prancis menghentikan langkah mereka dari Piala Dunia 2022 cukup di delapan besar.

Les Bleus unggul 1-2 atas The Three Lions setelah lesakan dari Aurelien Tchouameni dan Olivier Giroud hanya bisa dibalas sekali oleh Harry Kane.

Padahal sebelum turnamen resmi digelar, banyak yang lebih menjagokan Ingris ketimbang sang juara bertahan.

Inggris datang ke Qatar dengan skuat komplet dan mungkin bahkan lebih baik ketimbang tim yang mereka bawa di Piala Dunia edisi 2018 silam.

Sementara itu Prancis justru terbang dengan skuat tambal sulam. Cedera para bintang utama mereka macam Karim Benzema, Paul Pogba, N'Golo Kante, dan Christopher Nkunku mau tidak mau memaksa mereka untuk kreatif.

Namun saat diadu, terlihat jelas jika mental juara masih dimiliki oleh Prancis dan bukannya Inggris.

Di penghujung waktu normal babak kedua Kane sebenarnya bisa menyamakan skor menjadi 2-2 via titik putih sekaligus menyempurnakan brace dan melampaui Wayne Rooney dalam daftar top skor sepanjang masa Inggris.

Hanya saja eksekusi sang bomber malah melenceng dari sasaran dan ketika peluit panjang dibunyikan Prancis jadi kubu yang berpesta dengan senyum lebar.

Ini bukan kali pertama Inggris harus tersingkir dari perempat final Piala Dunia. Opta mencatat jika pasukan St. George's Cross sudah tujuh kali terlempar dari delapan besar termasuk di edisi Piala Dunia 2022.

Tidak ada tim lain yang punya jumlah eliminasi dari babak yang sama. Seolah negara pencipta sepakbola modern tersebut dibenci oleh olahraga itu sendiri.