Piala Dunia 2022

Timnasnya Kini Kuda Hitam, Maroko Ternyata Sial Terus Saat Bidding Tuan Rumah Piala Dunia

Senin, 12 Desember 2022 15:59 WIB
Editor: Nugrahenny Putri Untari
© REUTERS-Kai Pfaffenbach
Berhasil menginjakkan kaki di semifinal Piala Dunia 2022, negara Maroko ternyata punya catatan kurang impresif sepanjang sejarah turnamen FIFA ini. Foto: REUTERS-Kai Pfaffenbach. Copyright: © REUTERS-Kai Pfaffenbach
Berhasil menginjakkan kaki di semifinal Piala Dunia 2022, negara Maroko ternyata punya catatan kurang impresif sepanjang sejarah turnamen FIFA ini. Foto: REUTERS-Kai Pfaffenbach.

INDOSPORT.COM - Berhasil menginjakkan kaki di semifinal Piala Dunia 2022, negara Maroko ternyata punya catatan kurang impresif sepanjang sejarah turnamen FIFA ini.

Digelar setiap empat tahun sekali, Piala Dunia selalu jadi event menarik yang sangat menggiurkan bagi negara mana saja yang ingin menjadi tuan rumah.

Dari masa ke masa, tuan rumah Piala Dunia didominasi oleh negara-negara Eropa dan benua Amerika. Asia pernah mendapat kehormatan ini pada edisi 2002 melalui Korea-Jepang, sedangkan Afrika Selatan pada 2010.

Sementara itu, penunjukan Qatar sebagai tuan rumah 2022 sempat diwarnai sejumlah skandal, hingga akhirnya hajatan terselenggara juga mulai bulan November lalu dan masih berlangsung sampai saat ini.

Maroko tampil sebagai kuda hitam yang secara mengejutkan berhasil memulangkan dua tim unggulan, Spanyol dan Portugal - bahkan menekuk Belgia dan menahan imbang Kroasia di fase grup.

Namun di balik keberhasilan Maroko sebagai tim Afrika pertama yang berhasil menginjakkan kaki di semfinal Piala Dunia, negara mereka punya kisah unik saat berusaha mengajukan diri sebagai tuan rumah.

Menurut catatan thesefootballtimes, Maroko sudah berkali-kali gagal dalam melakukan bidding tuan rumah Piala Dunia.

Edisi 1994 merupakan awal kegagalan mereka untuk predikat bergengsi tersebut. Namun sayang, Maroko kalah tiga suara saja dari Amerika Serikat.

Nama Maroko juga sempat diperhitungkan saat FIFA akan memilih tuan rumah Piala Dunia 1998. Saat itu, mereka malah dihadapkan pada saingan-saingan berat dari tanah Eropa.

Sebut saja Inggris, Swiss, Jerman, dan Prancis. Negara yang terakhir disebut berhasil menembus dua besar dan berhadapan satu lawan satu dengan Maroko - yang ternyata kalah lagi dalam proses voting.