Liga Indonesia

Tak Maju Lagi Jadi Ketum PSSI, Keputusan Iwan Bule Disambut Meriah Para Voter

Senin, 16 Januari 2023 11:15 WIB
Penulis: Zainal Hasan | Editor: Indra Citra Sena
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan saat menyampaikan pidato pada acara pembukaan Kongres Biasa PSSI di Hotel Sultan, Minggu (15/01/23). Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan saat menyampaikan pidato pada acara pembukaan Kongres Biasa PSSI di Hotel Sultan, Minggu (15/01/23).

INDOSPORT.COM - Mochamad Iriawan telah menyatakan tak maju dalam bursa calon Ketua Umum PSSI periode 2023-2027. Sontak keputusan ini mendapat aplaus meriah dari para voter.

PSSI menggelar Kongres Biasa di Hotel Sultan, Minggu (15/1/23) siang WIB. Dalam momen ini pula, Iwan Bule meenyampaikan kebanggaannya bisa menjadi keluarga sepak bola Indonesia.

Di sisi lain, Iwan Bule tidak akan maju lagi dalam bursa pencalonan. Pria yang pernah menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya itu juga memutar video perjalanannya selama mengurus PSSI.

Ada beberapa voter yang tampak sedih saat menonton cuplikan video. Setelah tayangan video tuntas, pria yang akrab disapa Iwan Bule itu mendapatkan standing ovation dari voter.

"Dalam forum yang terhormat ini, ingin saya sampaikan bahwa setelah melakukan sholat istikharah, saya merasa pengabdian kepada PSSI sudah cukup maksimal. Tenaga, pikiran, waktu, bahkan materi sudah saya dedikasikan," kata Iriawan dalam pidatonya.

"Saya memutuskan bahwa saya tak akan maju lagi dalam pencalonan sebagai Ketum dalam KLB mendatang, tapi saya akan tetap bekerja mengawal proses KLB supaya dapat terlaksana dengan kondisi yang aman, nyaman dan lancar bagi seluruh voter," sambungnya.

Iwan Bule merupakan pemimpin PSSI yang banyak mendapatkan ujian. Dia bisa dikatakan bekerja secara efektif cuma selama 1,5 tahun karena sempat terganggu pandemi virus Corona.

Tragedi Kanjuruhan kemudian muncul setelah sepakbola Indonesia berjalan normal. Hal tersebut membuat Mochamad Iriawan harus mengambil keputusan untuk mempercepat Kongres Luar Biasa (KLB) untuk membentuk kepengurusan baru.

KLB juga menjadi syarat dari Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan agar kompetisi bisa digulirkan lagi.