Liga 1

Jelang Peringatan Tragedi Kanjuruhan, Apa Saja yang Terjadi Selama 1 Tahun Ini?

Rabu, 27 September 2023 07:42 WIB
Penulis: Ian Setiawan | Editor: Indra Citra Sena
© Ian Setiawan/INDOSPORT
Tribun timur Kanjuruhan mulai kusam. (Foto: Ian Setiawan/INDOSPORT) Copyright: © Ian Setiawan/INDOSPORT
Tribun timur Kanjuruhan mulai kusam. (Foto: Ian Setiawan/INDOSPORT)

INDOSPORT.COM - Publik sepak bola Indonesia jelas akan mengingat betul Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pasca-laga Derby Jatim antara Arema FC vs Persebaya Surabaya, 1 Oktober 2022.

Insiden yang terjadi setelah peluit panjang mengakibatkan banyak korban jiwa. Tercatat 135 nyawa melayang, dengan ratusan korban lainnya luka-luka.

Kini, tragedi kemanusiaan itu sudah akan memasuki satu tahun dan akan diperingati oleh keluarga korban tepat pada Minggu (1/10/23) mendatang.

Lantas, apa saja yang terjadi selama satu tahun pasca tragedi? Berikut INDOSPORT menyajikan beberapa hal perihal Tragedi Kanjuruhan.

1. Sanksi Pidana

Insiden yang melibatkan suporter dengan pihak keamanan lantas berujung sanksi pidana kepada sejumlah pihak yang dianggap bertanggung jawab.

Ketua Panitia Pelaksana Arema FC, Abdul Haris, dinilai bertanggung jawab secara penuh karena tak bisa menjamin keamanan dan kenyamanan penonton.

Abdul Haris sudah menjalani masa hukuman penjara selama 1,5 tahun, lalu ditambah menjadi dua tahun sebagaimana putusan Mahkamah Agung (MA) per 25 September kemarin.

Suko Sutrisno sebagai Security Officer Panpel Arema FC, juga dijatuhi hukuman penjara 1 tahun beserta Hasdarmawan 1 tahun 6 bulan sebagai Komandan Kompi Brimob Polda Jatim.

Sementara dua figur dari kepolisian yang sebelumnya divonis bebas, dijatuhi sanksi pidana oleh MA. Keduanya merupakan personel Polres Malang.

AKP Bambang Sidik Achmadi (Kasat Samapta) divonis penjara 2 tahun, lalu Kompol Wahyu Setyo Pranoto (Kabag Ops) juga divonis 2,5 tahun.

Praktis, hanya ada satu figur yang lolos dari sanksi pidana, yakni Akhmad Hadian Lukita selaku Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB) divonis bebas.

2. Penanganan Korban

Sejak tragedi terjadi, Arema FC selaku klub telah berupaya membantu penanganan para korban baik yang meninggal dunia maupun yang luka-luka.

Arema FC memberi santunan sebesar Rp10 juta (total Rp 1,35 miliar) kepada 135 korban meninggal dunia. Bantuan ini juga disusul sejumlah pihak dengan nominal kurang lebih sama.

Sedangkan penanganan untuk para korban luka-luka juga terus dijalankan klub berlogo kepala singa. Seperti bekerja sama dengan klinik penyakit mata untuk menyembuhkan korban.

Lalu untuk nominal uang sebagai santunan bervariasi, mulai dari Rp500.000 hingga Rp5 juta bergantung kepada tingkat parah tidaknya cedera yang dialami.

3. Renovasi Kanjuruhan

Pemerintah sendiri melalui Kementerian PUPR, telah menyimpulkan bahwa Stadion Kanjuruhan harus direnovasi total sebagai tindak lanjut pasca tragedi agar bisa kembali dipakai untuk menggelar pertandingan Liga 1.

Fasilitas yang dinilai tak mumpuni mesti diperbaiki sampai mencapai standar bangunan yang disyaratkan FIFA (federasi sepak bola dunia) dan AFC (federasi sepak bola asia).

Proses ini sempat tak menemui kejelasan selama 11 bulan usai tragedi. Namun, proses renovasi baru dimulai pada pertengahan September 2023.

Berdasarkan pantauan INDOSPORT, Selasa (26/9/23), Stadion Kanjuruhan sudah dipasang pagar besi sepanjang parkir area barat untuk membatasi akses masyarakat umum.