Piala Dunia

FIFA Puji Indonesia Sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U-17 2023, Tapi Ada 3 Catatan Evaluasi

Sabtu, 2 Desember 2023 02:52 WIB
Penulis: Zainal Hasan | Editor: Deodatus Kresna Murti Bayu Aji
© Nofik Lukman Hakim/INDOSPORT
Wakil Ketua Umum II PSSI, Ratu Tisha Destria Copyright: © Nofik Lukman Hakim/INDOSPORT
Wakil Ketua Umum II PSSI, Ratu Tisha Destria

INDOSPORT.COM -  FIFA memberikan pujian atas kinerja Indonesia sebagai penyelenggara Piala Dunia U-17 2023. Namun, FIFA juga memberikan beberapa evaluasinya, terutama terkait dengan perencanaan.  

Pujian itu diberikan berdasarkan hasil laporan tim-tim peserta. Para tim-tim peserta, menurut Wakil Ketua Panitia Pelaksanan (LOC) Piala Dunia U-17 2023 yang juga Wakil Ketua Umum PSSI, Ratu Tisha Destria.

Ratu Trisha mengatakan FIFA memuji kualitas lapangan baik tanding maupun training yang disediakan Indonesia, termasuk memuji pelayanan dan hospitality yang diberikan. 

"Buat kami (LOC), pujian tertinggi memang datang dari tim-tim peserta. Di mana mereka puas dengan pelayanan yang diberikan mulai dari penyediaan fasilitas lapangan, pelayanan, serta hospitality,” ucap Ratu Tisha.

"Mengingat tim-tim kelas dunia pasti memiliki riders (daftar permintaan khusus) pasti sangat banyak dan itu semua bisa terpenuhi," tambah dia.

Namun meski begitu, Tisha mengatakan tetap ada evaluasi yang diberikan oleh FIFA. Setidaknya ada tiga evaluasi, menurut Tisha yang diberikan oleh FIFA. 

"Pertama, adalah soal perencanaan. Di mana gap antara perencanaan dan implementasinya waktunya sangat mepet. Untuk FIFA ini harus tepat penerimaannya. Misalnya, jika perencanaannya 70 persen, maka implementasinya juga harus 70 persen. Lalu, kalau rencananya A ya implementasinya juga harus," katanya. 

Kedua, adalah perbedaan sistem manajemen di FIFA dan di Indonesia, terutama di beberapa Kementerian/Lembaga yang tidak sama. Sehingga monitoringnya dinilai sedikit menyulitkan FIFA. 

"Jadi butuh sistem yang lebih terukur lagi, yang bisa menyelaraskan dengan sistem FIFA. Karena sistem di Indonesia, bukan hanya di PSSI saja, tetapi di Kementerian/Lembaga juga memiliki sistem yang beragam," tuturnya. 

"Evaluasi ketiga adalah harus berprogres. Bagaimana dari 50 pertandingan yang telah berjalan berprogres. Bukan masalah menangnya, tetapi bagaimana kami memiliki perubahan dari berbagai sisi penyelenggaraan. Misalnya, karena ini kompetisi maka utamanya adalah sisi sepakbolanya, yang mana di setiap pertandingannya kualitasnya selalu semakin lebih baik," tambahnya. 

Menurutnya, dari FIFA banyak yang bisa diimprove, tapi perubahan itu tidak bisa dilakukan secara radikal. Ada beberapa sektor yang dinilai bisa ditingkatkan, seperti di area fan services, security, match mperation, serta cara pemisahann match operation seperti apa dan lain-lain.

"Exraordinary selama penyelenggaraan tidak ada. Ini kita tidak bahas masalah JIS ya karena itu case extraordinary. Dengan waktu mepet, kita dapat memenuhi kebutuhkan rumput untuk lapangan yang bisa menahan banyak pertandingan yang digelar di sana," imbuhnya. 

"Total ada 16 pertandingan dalam 15 hari penyelenggaraan. Ini extra, karena biasanya 16 gim itu dilakukan dalam empat bulan untuk menjaga kualitas rumput. Untuk case ini, kami mendapatkan expert bukan hanya dari FIFA tapi dari negara lainnya, seperti Australia. Khusus untuk cara penanganan JIS untuk pitch manajemen saya acungkan jempol," tukasnya.