x

4 Fakta Gianni Infantino, Presiden Baru FIFA

Sabtu, 27 Februari 2016 08:09 WIB
Editor: Randy Prasatya

Infantino meraih 115 suara mengalahkan Salman, yang hanya mendapat 88 suara di pemungutan suara tahap kedua. Terpilihnya pria 45 tahun ini sekaligus benar-benar mengakhiri era Sepp Blatter yang tersandung kasus suap.

Dengan munculnya pemimpin baru FIFA, langkah agar terjadinya revolusi pun semakin mendekat. Dia dituntut mampu membersihkan tubuh federasi sepakbola tertinggi di dunia ini dari segala skandal kecurangan dan mengembalikan reputasi FIFA.

Melihat segala harapan yang muncul setelah hadirnya Presiden FIFA, INDOSPORT akan mencoba menguraikan kisah hidup dan rekam jejak Gianni Infantino.


1. Swiss dan Italia

Infantino merupakan pria kelahiran Brig, Swiss, pada 23 Maret 1970. Dia pun disebut-sebut memiliki tiga kewarganegaraan, yaitu Swiss, Italia, dan Yunani. Selain itu, dia juga pandai dalam berkomunikasi dengan enam bahasa, yakni Italia, Jerman, Arab, Prancis, Inggris, dan Spanyol.

Sebelum bergabung dengan UEFA, pria lulusan hukum Universitas Fribourg ini bekerja sebagai Sekretaris Jenderal Pusat Internasional untuk Studi Olah Raga (CIES) di Universitas Neuchatel, setelah sebelumnya menjadi penasihat berbagai badan sepak bola di Italia, Spanyol dan Swiss.


2. Berkecimpung di UEFA

Infantino datang ke UEFA pada Agustus 2000, bekerja menangani masalah hukum sepakbola, komersial dan professional. Atas kinerjanya yang mentereng, dia pun diangkat menjadi Direktur Divisi Hukum dan Perizinan Klub UEFA pada Januari 2004.

Sepanjang kurun waktu tersebut ia juga memimpin pekerjaan UEFA dalam membina hubungan dekat dengan Uni Eropa, Dewan Eropa dan otoritas pemerintah. Dia diangkat sebagai Chief Executive UEFA pada 2007 dan beralih menjadi Sekretaris Jenderal UEFA pada 2009-2016.


3. Sempat Mengancam Yunani

Pada 2015, pemerintah Yunani memutuskan untuk memperkenalkan undang-undang olahraga baru dalam menanggapi skandal korupsi dan tindak kekerasan di sepakbola Yunani. Gianni Infantino, sebagai Sekretaris Jenderal UEFA, memimpin negosiasi dengan pemerintah Yunani.

UEFA dan FIFA pun mendukung Federasi Sepakbola Yunani dan mengirimkan peringatan berupa ancaman suspensi dari sepakbola internasional atas campur tangan pemerintah.

Kendati demikian, surat teguran itu ditanggapi dengan sinis oleh deputi menteri pendidikan, kebudayaan, dan agama Yunani, Stavros Kontonis.

“Sepertinya mereka tidak tertarik untuk menghentikan wabah jahat di sepakbola Yunani. Mereka malah mencari cara untuk menyerang konstitusi Yunani dan rakyat Yunani, terutama para penggemar sepakbola, yang selama ini harus menghadapi situasi yang penuh dengan korupsi dan kebusukan, sesuatu hal yang sedang coba diubah pemerintah," ujar Kontonis pada April 2015 lalu.


4. Presiden Baru FIFA

Selama 16 tahun berkecimpung di dunia sepakbola, Infantino akhirnya berhasil menduduki jabatan tertinggi di kursi federasi sepakbola dunia. Dia terpilih menjadi Presiden FIFA setelah menumbangkan para pesaingnya, seperti Sheikh Salman, Prince Ali Al-Hussein, dan Jerome Champagne.

“Saya tidak dapat mengutarakan perasaan saya saat ini. Saya hanya dapat mengatakan, saya telah melalui perjalanan yang luar biasa dengan bertemu orang-orang luar biasa. Saya ingin bekerja dengan Anda untuk membangun era baru, kita perlu melakukan reformasi,” ujar Infantino dalam sambutan sebagai Presiden FIFA.

FIFASepp BlatterGianni Infantino

Berita Terkini