x

Diwarnai Tawuran Massal, 3 Pertandingan PSMS vs Persija Paling Kontroversial dalam Sejarah

Rabu, 4 April 2018 17:29 WIB
Editor: Lanjar Wiratri

Laga Persija Jakarta vs Persib Bandung sering disebut-sebut sebagai bentrok dua klub paling panas dan mencuri perhatian di Indonesia. Namun nyatanya, El Clasico Indonesia sesungguhnya bukanlah laga Persija vs Persib, namun PSMS Medan vs Persija.

Lama dirindukan, laga panas PSMS vs Persija akan kembali tersaji di pekan ketiga Liga 1 2018. Macan Kemayoran akan bertandang ke markas Ayam Kinantan pada Jumat (04/04/18) mendatang, sekaligus menjadi pertandingan di luar Jakarta pertama untuk armada Stefano Cugurra Teco.

Baca Juga

Pertemuan dua klub rival abadi ini tentunya sudah banyak dinantikan oleh para pencinta sepakbola Tanah Air, terutama penggemar dua kubu. Meski di atas kertas, Persija kini lebih unggul dari PSMS usai meraih satu hasil imbang dan terakhir sukses membungkam Arema FC pada pekan kedua Liga 1 di Stadion Gelora Bung Karno (GBK).

Sementara PSMS belum meraih satu kemenangan pun dari dua laga awal Liga 1 2018. Armada Djajang Nurdjaman takluk dua kali, pertama di tangan Bali United (1-0) saat pekan perdana kemudian ditumbangkan Bhayangkara FC, 1-2.

Di luar urusan statistik, pertemuan Persija vs PSMS selalu menghadirkan cerita menarik bahkan sejarah. Berikut tiga pertemuan paling panas dan gila Persija vs PSMS di masa lalu.


1. Persija vs PSMS Medan (Perserikatan 1954)

Persija vs PSMS Medan.

Di dekade 50-an, Persija pernah bertarung menghadapi PSMS Medan di laga penentuan juara Liga kala itu. Bermain di Lapangan Ikada (sekarang Monas), Persija yang bermain di hadapan pendukung sendiri mendapat perlawanan ketat dari PSMS yang juga tampil ngotot.

Saling menyerang, kejar mengejar skor pun tak terhindarkan kala itu. Persija yang sempat unggul 1-0 atas PSMS terkejar karena Ayam Kinantan sukses menyamakan kedudukan. Hingga kemudian Tim Ibu Kota kembali unggul 2-1 berkat gol yang dicetak Hassan ke gawang PSMS.

Saking panasnya, insiden tawuran pemain dari dua klub pun tak terhindarkan. Ofisial tim saat itu harus bekerja menenangan para pemainnya yang terbawa suasana panas laga.

PSMS yang kecewa dengan keputusan wasit tak terima dan sempat ingin melakukan aksi mogok. Namun pada akhirnya, mereka mau melanjutkan pertandingan. Skor tidak berubah dan Persija akhirnya dinobatkan sebagai juara.


2. Persija vs PSMS Medan (Perserikatan 1975)

Partai Final Persija vs PSMS tahun 1975

Dua puluh tahun berlalu, Persija kembali menantang PSMS Medan di laga final. Persija yang berstatus juara Liga tahun 1973 bertemu dengan Ayam Kinantan yang merupakan kampiun pada 1971.

Pertemuan kedua klub kali ini juga diwarnai aroma ‘pengkhianatan’ mengingat salah satu penggawa andalan PSMS memilih hijrah ke Persija. Konflik perpindahan Ronny Paslah, kipper PSMS, pun menimbulkan konflik yang menambah atmosfer panas bentrok kedua tim.

Hasrat balas dendam PSMS kepada Persija tak terhindarkan. Mereka sukses unggul terlebih dahulu melalui gol yang dicetak Nobon. Tak tinggal diam, Tim Ibu Kota akhirnya menyamakan skor menjadi 1-1 lewat gol sundulan Sofyan Hadi.

Skor imbang membuat laga berlangsung panas. Tawuran massal kedua tim kembali terulang layaknya tahun 1954, wasit Mahdi Thalib yang memimpin laga memutuskan untuk menghentikan pertandingan di menit ke-40.

Kedua tim sama-sama mogok dan tak mau lagi melanjutkan pertandingan. Bingung siapa yang berhak meraih gelar juara, Ketua Umum PSSI kala itu, Bardosono, akhirnya memutuskan Persija dan PSMS menjadi juara bersama di tahun itu.


3. PSMS vs Persija (Perserikatan 1978/1979)

Partai Final Persija vs PSMS tahun 1975

Lima tahun berselang, laga panas PSMS vs PErsija kembali tersaji di laga penentuan. PSMS hanya butuh hasil imbang untuk mengunci gelar juara, sementara Persija harus menang jika ingin merengkuh trofi.

Berlaga di Stadion Senayan (GBK di masa lalu), PSMS cukup percaya diri untuk membungkam Persija di Jakarta. Meski bermain di Ibu Kota, Persija yang banyak ditinggal pemainnya berstatus underdog.

Mendapat dukungan penuh di Senayan, Persija unggul lewat gol Andi Lala yang dicetak di menit ke-64. Tandukan Andi tak mampu dibendung kiper Ayam Kinantan kala itu, yakni Taufik Lubis.

PSMS tak kunjung mampu menyamakan kedudukan hingga pertandingan berakhir. Persija pun sukses merengkung trofi gelar juara di musim itu, gelar juara terakhir sebelum akhirnya bisa kembali mereka dapatkan pada 2001.

Persija JakartaPSMS MedanLiga IndonesiaLiga 1

Berita Terkini