Zidane: Ini Cara Saya Melatih dan Para Pemain Harus Tunduk
Meskipun telah kembali menemukan jalur kemenangan ke jalur kemenangan, buruknya penampilan di awal musim membuat peluang Real Madrid di La Liga Spanyol hampir dipastikan tertutup.
Tertinggal 13 poin dari Barcelona yang memuncaki klasemen dan telah tergusur dari Copa del Rey, fokus Real Madrid kini tertuju pada satu turnamen, Liga Champions Eropa.
Pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane, pun kini disebut-sebut berada dalam ujung tanduk kariernya di Santiago Bernabeu.
Bukan hanya tidak mampu memenuhi ekspektasi musim ini, pelatih Prancis ini juga dianggap gagal dalam manajemen skuatnya.
1. Penuh Bintang
Mengasuh tim seperti Real Madrid memang selalu menjadi tantangan sulit bagi tim manapun.
Dengan begitu banyaknya bintang -- yang cenderung memiliki ego tinggi, hampir mustahil rasanya membuat setiap pemain merasa bahagia.
Pemain-pemain seperti Isco, Marco Asensio, Gareth Bale, Karim Benzema dan Cristiano Ronaldo akan selalu menginginkan jam bermain. Sementara, Zidane tidak mungkin memainkan seluruh penyerangnya tersebut di dalam suatu formasi yang hanya berisikan sebelas pemain.
2. Kehilangan Motivasi
Di musim lalu, bagaimana Zidane merotasi pemain di dalam skuatnya menuai pujian. Berbeda dengan tipe-tipe pelatih taktis seperti Pep Guardiola, kekuatan Zidane terletak pada bagaimana ia memotivasi pemain-pemainnya.
Man-management adalah satu keahlian penting bagi seorang pelatih. Dengan membuat pemain-pemainnya tampil 100% di setiap pertandingannya, Zidane mampu meraih treble di musim lalu.
Bagaimanapun, musim ini beberapa pemain merasa menjadi bagian dari rotasi tidak lagi cukup. Isco misalnya yang secara buka-bukaan menyebutkan bahwa ia merasa kurang mendapatkan kepercayaan di Real Madrid.
3. Tak Ada Pelapis
Menanggapi turunnya moral di ruang ganti pemain, Zidane tidak duduk diam.
Dikutip dari Marca, Zidane mengklaim bahwa tidak ada satupun pemainnya memiliki peran pemain pelapis.
"Para pemain seharusnya tidak berpikir seperti itu karena saya tidak berpikir seperti itu dan itu tidak memberikan keuntungan apapun, ujarnya pada Senin (02/04/18) lalu.
"Saya tidak melihat pemain manapun di tim utama sebagai pemain pelapis, ada 25 pemain di skuat ini yang bernilai tinggi dan memiliki sesuatu yang berbeda untuk kami."
"Berbeda bagi pemain-pemain ketika anda melihat performa mereka di tim nasional dibandingkan klub, lihat saja Isco -- untuk Spanyol ia memiliki delapan pertandingan untuk dimainkan dan bersama kami, kami memiliki 60," urainya.
"Kami bermain setiap tiga hari, kami harus melakukan rotasi sepanjang waktu antara kompetisi dan itu adalah cara saya melatih dan setiap pemain harus mematuhinya."