x

Termasuk Harus Kerja Paksa Jika Kalah, Ini 5 Fakta Bengis Timnas Korea Utara

Senin, 30 April 2018 11:12 WIB
Penulis: Tiyo Bayu Nugroho | Editor: Lanjar Wiratri

Tim Nasional (Timnas) Indonesia U-23 akan melakoni pertandingan kedua di ajang PSSI Anniversary Cup 2018 melawan Korea Utara U-23 di Stadion Pakansari, Bogor, Senin (30/04/18) pukul 18.30 WIB.

Korea Utara masuk dalam negara yang memiliki begitu banyak larangan bagi rakyatnya dari beragam aspek kehidupan di sana. Negeara yang dipimpin oleh Kim Jong Un itu memang terbilang keras kepada rakyatnya sendiri.

Tak terkecuali dalam urusan sepakbola. Negara yang saat ini dalam proses melakukan perdamaian dengan saudaranya, yakni Korea Selatan, juga memiliki beberapa fakta unik di dalamnya.

Baca Juga

Oleh karena itu, INDOSPORT coba merangkum beberapa hal tentang Tim Nasional Korea Utara, yang menjadi lawan Skuat Garuda muda di laga kedua Anniversary Cup 2018.


1. Adopsi Militer

Logo Korea Utara

Asosiasi Sepakbola Korea Utara sudah berdiri sejak 1945 lalu. Tetapi organisasi tersebut juga tertutup seperti negara yang menaunginya.

Sebab presiden yang mendirikannya merupakan seorang jenderal angkatan darat Korea Utara Ri Yong-mu. Sehingga skuat timnas berjuluk Chollima ini juga mengadopsi gaya militer.

Adopsi gaya militer yang dimaksudkan adalah ketika berlatih di negara lain kala mengikuti turnamen, para pemain memilih membisu. Bahkan mereka tak diperkenankan untuk bicara dengan para awak media.

Hanya media officer saja yang menjadi satu-satunya penghubung tim sepakbola Korea Utara dengan dunia luar. Hal itu sudah terlihat kala Piala Asia AFC 2015 dan saat latihan jelang lawan Tim Nasional Indonesia U-23 di Anniversary Cup 2018.


2. Dapat Hukuman

Tim Nasional Korea Utara

Para pemain Timnas Korea Utara selalu tegang kala bertanding di ajang internasional. Bukan apa-apa, melainkan ada hal yang sangat mereka takutkan kala pulang ke negara yang dipimpin Kim Jong Un ini.

Hal itu terihat kala Korea Utara mengikuti Piala Dunia 2010 lalu. Di ajang tersebut Korea Utara mendapat hasil jeblok kala menjadi bulan-bulanan tim seperti Brasil, Portugal, dan Pantai Gading.

Para pemain yang pulang lagi ke negaranya itu kabarnya langsung mendapat hukuman dari sang penguasa. Menurut sumber di Korea Utara mereka mendapat hukuman berupa penghinaan di depan umum selama empat jam.

Bahkan beberapa dari mereka ada yang dijebloskan untuk kerja paksa dalam menebus kesalahannya. Namun pada era dulu, para atlet yang gagal bisa langsung dimasukan ke dalam penjara.


3. Diselidiki FIFA

FIFA

Atas kabar yang beredar tersebut Federasi Sepakbola Internaisonal FIFA langsung melakukan pengecekan. Mereka mendapat laporan dari Komite Eksekutif FIFA Chung Mong-jonn.

Mereka langsung mengirim utusan ke Korea Utara untuk mendapatkan kabar yang sebenarnya. FIFA yang kala itu masih dipimpin oleh Sepp Blatter menegaskan kalau belum berani memberikan pernyataan resmi.

"Jadi, kita tunggu saja apa yang kita dengar sebelum membuat pernyataan resmi," beber Blatter 2010 lalu. Tetapi hingga kini kabar tersebut belum mendapat kepastian akan hukuman yang diterima para atlet Korea Utara.


4. Kalahkan Italia di Piala Dunia

Skuat Korea Utara

Korea Utara ternyata pernah mengalahkan Italia kala bermain di Piala Dunia 1966 dengan skor tipis 1-0. Hasil tersebut membuat mereka melaju ke babak perempatfinal sebelum akhirnya dihentikan oleh Portugal.


5. Suporter Mengamuk

Deratan bendera kiri-kanan: Uzbekistan, Korea Selatan, AFC, India dan Korea Utara.

Pada kualifikasi Piala Dunia 2006 lalu Korea Utara tampil kurang gemilang kala melawan Iran di Pyongyang. Hasil negatif yang diterima Timnas Korut membuat para suporter mereka mengamuk.

Para suporter menjadi brutal lantaran wasit dianggap bertindak berat sebelah. Botol, batu, hingga kursi menjadi benda yang dilempar mereka ke dalam stadion. Tak segan-segan para suporter ini juga "menyandera" Timnas Iran agar tak bisa pulang.

ItaliaIranFIFAPiala DuniaIndonesiaSepp BlatterIndonesia U-23Korea UtaraTimnas Indonesia U-23SuporterKim Jong-UnBola Internasional

Berita Terkini