x

Pelatih Skotlandia Ini Kritik Keras Jadwal Liga 1 di Bulan Puasa

Kamis, 17 Mei 2018 13:15 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
Pelatih Bhayangkara FC, Simon McMenemy.

Pelatih Bhayangkara FC, Simon McMenemy, mengungkapkan rasa tidak puas dengan keputusan operator Liga 1, PT. Liga Indonesia Baru (LIB) terkait penjadwalan kompetisi khususnya selama bulan puasa. Pelatih asal Skotlandia itu tidak habis pikir mengenai jeda pertandingan yang lebih singkat yakni empat sampai lima hari pada bulan puasa.

Baca Juga

1. Heran dengan Jadwal Padat di Bulan Puasa

Simon McMenemy, pelatih Bhayangkara FC.

Menurut Simon, jeda waktu tersebut sangat tidak tepat mengingat ada hal lain yang harus dipikirkan yakni perbedaan kondisi pemain selama puasa. 

"Kami merasa heran dengan jadwal yang padat, karena di luar Ramadan, jadwalnya biasa saja. Tetapi saat bulan puasa malah sebaliknya, di mana pemain harus bermain lebih banyak padahal mereka juga harus puasa," kata Simon McMenemy.


2. Tidak Sesuai Logikanya

Pelatih BFC, Simon Mcmenemy sedang memberikan arahan kepada anak asuhnya.

Simon menilai penjadwalan kompetisi di bulan puasa tidak sesuai logikanya. Ia khawatir kondisi para pemain akan menurun karena harus berpuasa dan sekaligus menjalani pertandingan yang padat dengan pola istirahat yang tidak ideal.

"Saat waktu normal dan ramadan sangat berbeda. Ketika pemain puasa kenapa jadwalnya tidak seperti biasa, ini malah mereka dipaksa belerja lebih kerja keras, logikanya dimana bisa seperti itu," tegasnya.

"Ini akan sedikit susah, tapi kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk mendapat hasil terbaik di ramadan ini," tutupnya.


3. Jalani Jadwal Padat

Skuat Bhayangkara FC.

Bhayangkara FC sendiri akan nenjalani laga perdama di bulan puasa dengan menjamu Mitra Kukar di Stadion PTIK, Kamis 17 Mei 2018. Lima hari berselang, The Guardian akan bertandang ke markas Arema FC di Stadion Kanjuruhan.

PuasaPuasa RamadhanLiga IndonesiaRamadanBhayangkara FCSimon McMenemyLiga 1Ramadan 2018

Berita Terkini