x

3 Gaya Permainan Timnas Indonesia U-16 Hilang Saat vs Australia

Selasa, 2 Oktober 2018 05:55 WIB
Penulis: Tiyo Bayu Nugroho | Editor: Juni Adi
Tangis haru pemain Garuda Asia usai dikalahkan Australia.

INDOSPORT.COM - Pertandingan sepak bola internasional antara Tim Nasional (Timnas) Indonesia U-16 vs Australia U-16 berakhir dengan skor 2-3 pada babak perempatfinal Piala Asia U-16 2018.

Pertandingan tersebut berlangsung di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (01/10/18) sore. Tempat tersebut juga menjadi saksi bisu kalau Timnas Indonesia U-16 gagal tembus ke Piala Dunia U-17 2019 di Peru.

Timnas Indonesia U-16 sempat unggul di babak pertama berkat gol Sutan Zico. Akan tetapi Australia mampu membalikan keadaan pada babak kedua dan gol balasan dari Rendy Juliansyah tak bisa berbuat banyak.

Baca Juga

Namun pada pertandingan tersebut permainan Timnas Indonesia U-16 tak seperti biasanya. Bahkan terkesan kurang greget dibanding partai-partai sebelumnya.

Sehingga jika diselidiki lebih jauh Timnas Indonesia U-16 seperti kehilangan gaya bermainnya pada saat melawan Australia. Oleh karena itu INDOSPORT coba menjabarkan hal tersebut.


1. Bola-bola Pendek

Bagus Kahfi dikawal ketat beberapa pemain Australia.

Permainan bola-bola pendek yang biasa menjadi ciri khas Timnas Indonesia U-16 dalam bertanding, pada kali ini tampak hilang. Bahkan tak ada sama sekali permainan bola dari kaki ke kaki.

Saat melawan Australia U-16, Sutan Zico dan kolega memainkan bola-bola panjang dari lini belakang ke lini depan. Para pemain belakang dan tengah Timnas Indonesia U-16 mengarahkan bola ke Supriadi, Zico, dan Bagus.

Baca Juga

Akan tetapi hal tersebut tak efektif sama sekali sepanjang 90 menit berlangsung. Bisa dikata Timnas Indonesia U-16 tak memainkan gaya yang menjadi jati diri David Maulana dan kolega.

Bahkan menurut laman statistik Labbola, Timnas Indonesia U-16 hanya menguasai bola sebanyak 38 persen saja. Dengan total 67 persen akurasi operan. Tentu bukan gaya Timnas Indonesia U-16 banget.


2. Pressing

Adam Leombruno (16) saat melakukan selebrasi.

Selanjutnya adalah gaya bermain yang menekan selama pertandingan berlangsung. Selama 2x45 menit lebih Timnas Indonesia U-16 tak mampu memberikan tekanan (pressing) ketika para pemain Australia U-16 menguasai bola.

Hasilnya, permainan Timnas Indonesia U-16 tak berkembang sama sekali. Malahan Australia U-16 berhasil melakukan pressing terhadap pemain-pemain Timnas Indonesai U-16 ketika menguasai bola.

Baca Juga

Jadinya bukannya menekan malah tertekan selama pertandingan berlangsung. Gaya pressing yang dilakukan Sutan Zico dan kolega pada saat itu bisa dibilang telah dirampas.


3. Ketenangan

Sutan Zico melakukan selebrasi usai cetak gol.

Gaya terakhir yang hilang dari permainan Timnas Indonesia U-16 saat melawan Australia U-16 adalah ketenangan. Hal tersebut seolah-olah menguap begitu saja sejak awal pertandingan.

Seperti tak biasanya, anak asuh Fakhri Husaini tampil tak sesuai gaya yang pada laga sebelum-sebelumnya dipakai. Banyak umpan atau operan yang terlalu terburu-buru, penempatan posisi yang salah, serta masih banyak yang mengandalkan kemampuan individu.

Baca Juga

Pasalnya ketenangan yang biasa dimainkan adalah dengan menguasai bola, kemudian secara perlahan membangun serangan hingga ke lini depan, yang bertindak sebagai eksekutor. Gaya tersebut pun hilang.

Terus Ikuti Berita Sepak Bola dan Olahraga Lain Serta Serba-serbi Timnas Indonesia U-16 di INDOSPORT.COM.

AustraliaIndonesia U-16Timnas Indonesia U-16Bola InternasionalPiala Asia U-16TRIVIAPiala Asia U-16 2018Piala AFC U-16

Berita Terkini