x

Sunderland, Sumber Laba untuk Si Oportunis Saat Didegradasi

Selasa, 28 Mei 2019 07:11 WIB
Editor: Arum Kusuma Dewi

INDOSPORT.COM - Bagi Stewart Donald, CEO Perusahaan Asuransi Bridle, pembelian Sunderland di bulan Mei tahun lalu merupakan salah satu pencapaian dan perjudian terbesarnya.

Kecintaannya terhadap sepak bola dan keberaniannya melakukan pembelian terhadap klub yang, pada saat itu, mengalami degradasi merupakan bukti sahih bahwa Donald memahami betul risiko dan potensi Sunderland.

Akan tetapi, motif sang pemilik klub yang kini berlaga di League One, dua divisi di bawah Premier League, baru-baru ini dipertanyakan, menyusul dirilisnya sebuah laporan investigasi oleh Daily Mail.

Baca Juga

Dalam laporan yang mengupas tuntas proporsi dan potensi pendapatan The Black Cats, disebutkan bahwa Donald, yang dibantu oleh PR specialist, Charlie Methven, mengakuisisi klub dengan hanya menggelontorkan 12,5 persen dari total biaya yang dibutuhkan.

Donald hanya merogoh 5 juta poundsterling (sekitar 91 miliar rupiah) dari kantongnya untuk mengakusisi Sunderland!

Nilai tersebut terbilang fantastis untuk pembelian klub yang pernah membesarkan talenta-talenta seperti Jordan Pickford, Jordan Henderson, Danny Rose, dan Danny Welbeck.

Pertanyaannya adalah: bagaimana klub yang sering berlaga di Premier League dapat ditebus dengan nilai yang sangat miring?

Parachute Payment

Banderol asli yang disematkan oleh Ellis Short, pemilik sebelumnya, adalah di kisaran 40 juta poundsterling. Secara matematis, nilai itu cukup menggambarkan kualitas dan situasi Sunderland di awal 2018.

Terseok-seok di Divisi Championships dan kehilangan pelatih Chris Coleman yang sempat membawa Wales berjaya di ajang Euro 2016, Sunderland tampak kehilangan arah. Oleh karena itu, Ellis Short tidak berpikir panjang ketika tawaran dari Donald datang ke mejanya.

Menariknya, pembelian yang dilakukan Donald disinyalir memanfaatkan celah finansial yang dimiliki the Black Cats.

Sunderland, meskipun terdegradasi ke League One, masih berhak menerima bantuan dana bertajuk Parachute Payment atas partisipasinya di Premier League musim 2016/17.

Baca Juga

Parachute Payment adalah dana yang diberikan oleh penyelenggara liga guna membantu klub yang kehilangan potensi pendapatan dari hak siar dan tiket pertandingan di kelas Premier League.

Di tahun 2018, tahun kedua paska degradasi Sunderland dari Premier League, dana yang didapatkan klub diestimasi bernilai 34 sampai dengan 35 juta poundsterling.

Donald disinyalir menggunakan dana tersebut untuk “menutup” kekurangan dananya dalam mengakuisisi Sunderland.


1. Menakar Laba Sang Oportunis

Tim sepak bola Inggris, Sunderland AFC.

Yang lebih membanggakan adalah valuasi the Black Cats telah naik sebesar 10 juta poundsterling, atau di angka 50 juta poundsterling.

Ini berarti, ketika Donald memutuskan untuk menjual Sunderland sebelum dimulainya musim baru, Donald dapat menjaring keuntungan (minimal) sebesar 45 juta poundsterling (Rp82 miliar). Secara matematis, Donald bisa saja mencatatkan namanya dalam sejarah kaum oportunis finansial.

Laba 900 persen yang (dapat) diraih dalam kurun waktu 12 bulan adalah murni kecerdikan seseorang dalam menilik celah dalam regulasi yang berlaku.

Baca Juga

Tentu saja, penjualan klub tidak semudah menghitung persentase keuntungan Donald. Akan tetapi, dua konsorsium besar telah dilaporkan melirik performa Sunderland dan menyatakan ketertarikan mereka.

Menarik untuk dinanti, akankah Donald melepas Sunderland atas dasar keuntungan finansial, ataukah sang oportunis setia akan janjinya untuk membawa the Black Cats kembali berlaga di kompetisi kasta tertinggi di Inggris.

Penulis: Michael Tan

Premier LeagueSunderlandLeague OneLiga InggrisSepak Bola

Berita Terkini