x

Analisis PSIM vs Timnas Indonesia U-23: Penyelesaian Akhir Jadi Momok

Senin, 3 Juni 2019 15:32 WIB
Editor: Juni Adi
Pertandingan uji coba PSIM Yogyakarta vs Timnas Indonesia U-23 di Stadion Sultan Agung, Minggu (02/06/19).

INDOSPORT.COM - Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi sejumlah agenda penting pada tahun 2019 ini. Terdekat, tim besutan Indra Sjafri itu akan tampil di turnamen Merlion Cup 2019, di Singapura mulai tanggal 07 hingga 09 Juni 2019.

Setelah itu, Timnas Indonesia U-23 akan tampil di pesta olahraga terbesar se-Asia Tenggara, SEA Games 2019 di Filipina pada 30 November hingga 11 Desember mendatang.

Guna meraih hasil maksimal di dua kompetisi itu, Timnas Indonesia U-23 pun mulai melakukan persiapan dengan menggelar pemusatan latihan di Yogyakarta.

Baca Juga

Selain itu, mereka juga akan menggelar sejumlah laga uji coba salah satunya adalah melawan klub Liga 2, PSIM Yogkarta pada Minggu (02/06/19) kemarin.

Bermain di Stadion Sultan Agung, Bantul, pertandingan uji coba ini rupanya banyak menyita perhatian masyarakat. Hal itu bisa dilihat dari penuhnya stadion.

Baca Juga

Jalannya Pertandingan

PSIM langsung tampil agresif di awal-awal babak pertama. Anak asuh Vladimir Vujovic itu beberapa kali mampu membuat pemain belakang dan tengah Timnas U-23 tertekan, untuk menguasai bola.

Keunggulan jam terbang membuat para pemain PSIM yang banyak dihuni pemain berpengalaman, kerap membuat peluang berbahaya.

Salah satunya datang pada menit ke-24. Berawal dari mudah ditembusnya sisi kiri pertahanan Timnas Indonesia U-23, membuat pemain PSIM leluasa mengirim umpan silang.

Kiper Nadeo coba keluar dari sarangnya, untuk menghalau. Sayang, ia gagal menjangkau dan bola jatuh di kaki pemain PSIM.  Akan tetapi sang pemain justru malah mengirim umpan lagi, ketimbang melakukan tendangan langsung.

Pertandingan uji coba PSIM Yogyakarta vs Timnas Indonesia U-23 di Stadion Sultan Agung, Minggu (02/06/19).

Umpan tersebut gagal disampaikan dengan baik, dan dihalau keluar oleh bek Timnas U-23. Sayangnya, bola buangan itu juga jatuh ke kaki pemain PSIM, dan mencobar peruntungan dengan melakukan tembakan langsung.

Beruntung bola datar menyusur tanah, mampu ditepis oleh Nadeo dan hanya membuahkan sepak pojok. Skor 0-0 tak berubaha.

Di babak kedua, lagi-lagi PSIM mendapat peluang emas. Kali ini melalui tandukan Cristian Gonzales pada menit ke-47. Berawal dari umpan silang, Gonzales menyambut bola di udara dan langsung mengarahkan ke gawang.

Beruntung kiper Diky Indriyana punya reflek yang bagus, sehingga bisa menggagalkan peluang dari Gonzales. Sementara Timnas Indonesia U-23, juga bukan tanpa peluang meski kerap ditekan.

Putu Pager yang mengawal gawang PSIM ketangguhannya diuji oleh tendangan keras jarak jauh dari Sani sanggup ia tepis dengan mantap menit ke-78. Hingga wasit meniu peluit panjang, skor 0-0 tak berubah.

Evaluasi untuk Timnas Indonesia U-23

Hasil imbang tanpa gol ini tentunya membuat kedua tim kurang puas, khususnya untuk Timnas Indonesia U-23 yang sebentar lagi akan mengikuti Merlion Cup 2019.

Hal itu juga tak lepas dari buruknya penyelesaian akhir lini depan Timnas Indonesia U-23, dalam memanfaatkan peluang yang ada. Septian Bagaskara yang diplot sebagai striker tunggal tak mampu memberikan penampilan maksimalnya.

Itu juga bisa karena faktor suplai bola dari lini kedua yang kurang, sehingga Saptian tak banyak mengancam gawang PSIM. Selain penyelesaian akhir, ada beberapa masalah yang perlu dibenahi Indra Sjafri.

Bermain dengan formasi 4-1-4-1, Witan Sulaiman dan kolega tak mampu menjaga konsistensi permainan. Hal itu dibuktikan dari penguasaan bola, dimana Timnas U-23 unggul sepanjang babak pertama dengan 61 persen.

Namun permainan mereka mengendur di babak kedua, karena hanya bisa menguasai bola sebanyak 43 persen sepanjang babak kedua. Meski begitu, ada sisi positifnya, Timnas Indonesia mampu mengimbangi permainan PSIM.

Faktor lain yang perlu dibenahi adalah lini belakang yang mudah sekali untuk ditembus lawan, khususnya di sektor kiri yang dihuni oleh Rizki Dwi. Biasanya, pos ini ditempati oleh Firza Andika.

Perlu Sosok Pembeda

Kehilangan Saddil Ramdani dan Egy Maulana Vikri di sisi sayap, rupanya cukup berpengaruh untuk lini depan pemain Timnas Indonesia U-23.

Saddil kerap jadi pembeda, karena kelincahan dan keberaniannya menusuk dari sektor sayap, serta umpan-umpan silangnya yang selalu memanjakan pemain depan. 

Selain itu, Saddil juga punya kelebihan dalam eksekusi bola mati, dan tendangan keras yang bisa jadi solusi ketika serangan Timnas Indonesia U-23 deadlock.

Baca Juga

Hal itu sudah ia buktikan ketika membela di Timnas Indonesia U-23 dalam ajang SEA Games 2017 dan juga Kualifikasi Piala Asia U-23 beberap waktu lalu. 

Selain Saddil, pelatih Indra Sjafri juga butuh sosok penyerang haus gol yang sudah terbukti ketajamannya. Egy Maulana Vikri dan Ezra Walian bisa jadi solusi masalah tersebut.

Bersama Lechia Gdansk II, ia selalu tampil moncer dan kerap mencetak gol. Sedangkan Ezra, baru saja ikut membawa timnya, RKC Waalwijk promosi ke Eredivisie.

Dengan waktu yang singkat, Indra Sjafri perlu putar otak guna mematangkan skuat dan taktiknya agar bisa meraih hasil maksimal di dua turnamen penting tersebut (Merlion Cup 2019 dan SEA Games 2019). 

Indra SjafriPSIM YogyakartaTimnas IndonesiaLiga IndonesiaEgy Maulana VikriSaddil RamdaniBola Indonesia

Berita Terkini