Manajemen Persib Pastikan Pemain Memahami Keputusan Pemotongan Gaji
INDOSPORT.COM - Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Umuh Muchtar memastikan pemotongan gaji sebesar 75 persen oleh manajemen bisa diterima oleh pemain klub Liga 1 2020, Persib Bandung.
Menurut Umuh, pemain memahami pemotongan gaji sebesar 75 persen, pasalnya saat ini kompetisi Liga 1 dan Liga 2 2020 dihentikan sementara oleh PSSI, guna mencegah penyebaran virus corona. Selain itu, aktivitas tim saat ini diliburkan.
Pemotongan gaji sebesar 75 persen ini, sudah seusai dengan arahan dari PSSI. Sebagai informasi, PSSI menetapkan bulan Maret, April, Mei, dan Juni 2020 adalah status keadaan tertentu darurat bencana terkait penyebaran virus corona atau covid-19 di Indonesia. Maka status disebut force majure.
Sehingga tim peserta Liga 1 dan Liga 2 dapat melakukan perubahan kontrak kerja yang telah disepakati atau ditandatangani antara klub dan pemain, pelatih dan official atas kewajiban pembayaran gaji bulan Maret, April, Mei dan Juni 2020 yang akan dibayarkan maksimal 25 persen dari kewajiban yang tertera di dalam kontrak kerja.
"Pemain sudah dijelaskan, mereka menerima dan tahu kondisi ini. Apa boleh buat. Kalau mereka gak terima mungkin bagaimana lagi," kata Umuh.
Saat kompetisi tidak bergulir, otomatis tim tidak memiliki pendapatan dari tiket pertandingan. Meski begitu, manajemen Persib tetap berusaha agar pemain mendapatkan haknya sebesar 25 persen salama kompetisi dihentikan sementara.
"Sementara dari pribadi Pak Glenn (Direktur Utama PT PBB), mungkin seperti itu. Dan mungkin juga ada cadangan keuangan PT yang dikeluarkan, tapi gak tahu berapa cadangannya," jelas Umuh.
Umuh menuturkan, kemungkinan pemotongan gaji sebesar 75 persen ini akan berlaku pada April hingga Juni 2020. Meski begitu, manajemen akan terus menunggu perkembangan selanjutnya dari PSSI dan PT LIB mengenai kompetisi.
"Mungkin 2-3 bulan. Sekarang April, terus nanti Mei sampai Juni dicoba dilihat," jelasnya.
Pria yang akrab disapa Pak Haji ini berharap, pandemi corona bisa segera berakhir, agar aktivitas masyarakat dan kompetisi sepak bola Indonesia bisa kembali bergulir dengan normal.