x

6 Kakak-Adik di Jawa Tengah yang Melejit dalam Karier Sepak Bola

Senin, 11 Mei 2020 20:10 WIB
Penulis: Prabowo | Editor: Ivan Reinhard Manurung
Jawa Tengah jadi salah satu kiblat sepak bola Indonesia. Banyak para pemain hebat yang lahir dari daerah itu.

INDOSPORT.COM - Jawa Tengah jadi salah satu kiblat sepak bola Indonesia. Banyak para pemain hebat yang lahir dari daerah itu.

Nama-nama tenar seperti, R Maladi, Ribut Waidi ,Widodo Cahyono Putro, Trimur Vedhayanto, Bonggo Pribadi, Agung Setyabudi, Kurniawan Dwi Yulianto, hingga Bambang Pamungka s merupakan putra kebanggaan Jawa Tengah.

Tak pelak, wilayah di tengah Pulau Jawa itu bak kawah candradimuka bagi para pemain yang merintis karier di dunia sepak bola.

Baca Juga
Baca Juga

Uniknya, ada kisah kakak-adik di Jawa Tengah yang namanya sama-sama melejit dalam karier sepak bola. Ada yang pernah satu tim, namun tak sedikit yang berpisah jalan. INDOSPORT merangkum enam kakak beradik itu.

Didik Darmadi-Adityo Darmadi

Pertama ada sosok kakak adik kelahiran Kota Solo, Didik Darmadi dan Adityo Darmadi. Didik lahir 14 Maret 1960, sementara sang adik 12 November 1961 yang lantas nama keduanya melambung di dunia sepak bola.

Mengawali karier di Persis Solo, keduanya lantas sama-sama hijrah ke Persija Jakarta di pertengahan 1980-an. Bersama tim ibu kota, mereka meraih banyak kesuksesan.

Adityo adalah bomber ganas di era 1980-an saat memperkuat Persija Jakarta. Dia pernah jadi top scorer tim Macan Kemayoran di Liga Perserikatan 1988 meski gagal jadi juara setelah takluk dari Persebaya Surabaya.

Selain itu Adityo adalah bomber Timnas Indonesia di Asian Games 1986 Seoul. Dia juga turut membawa Indonesia meraih medali emas di SEA Games 1987.

Sementara Didik adalah bagian skuat Timnas Indonesia di Piala Dunia U-20 1979 di Tokyo. Pemain yang fasih bermain sebagai wing back kiri itu satu tim dengan nama-nama tenar seperti Bambang Nurdiansyah, hingga Subangkit.

Gendut Doni Christiawan-Deftendi Yunianto-Nugroho Adiyanto

Lalu keluarga lainnya adalah tiga bersaudara yang sukses mengantarkan PSIS Semarang Juara Liga Indonesia V 1999. Kebetulan, ketiganya bermain dalam posisi yang berbeda-beda.

Nugroho adalah sosok stoper tangguh tim Laskar Mahesa Jenar. Dia juga pernah membela tim-tim besar mulai BPD Jateng, PSS Sleman, hingga Persita Tangerang.

Baca Juga
Baca Juga

Lalu Deftendi adalah jenderal sekaligus roh permainan di lini tengah yang sempat berkostum Bandung Raya. Sementara Gendut Doni yang masih berusia muda saat itu digadang-gadang jadi bomber masa depan Indonesia.

Prediksi itu terbukti tepat saat Gendut mampu jadi top scorer Piala Tiger 2000 meski Timnas Indonesia harus puas sebagai runner-up. Dia juga malang-melintang di sejumlah klub besar mulai Persib Bandung, Persija, Arema Malang, maupun Persikota Tangerang.


1. Indriyanto Nugroho-Hariyanto Prasetyo-Indriawan Prasetyo

Pesepakbola kembar Bagas Kaffa dan Bagus Kahfi menjadi salah satu pemain sepak bola asal Jawa Tengah yang berstatus kakak-adik.

Bagi pecinta sepak bola Indonesia khususnya Jawa Tengah, nama keduanya memang sudah tidak asing. Indriyanto atau yang akrab disapa Nunung merupakan jebolan Timnas Primaverra 1994 di Italia.

Setahun berikutnya, giliran Tommy, sapaan akrab Hariyanto Prasetyo yang masuk dalam skuat Timnas Baretti. Saat itu, pemain asal Sukoharjo tersebut berstatus pelajar Diklat Ragunan.

Keduanya lantas bergabung dengan Pelita Jaya. Nunung menjelma sebagai bomber yang menakutkan di sepak bola Indonesia. Sementara Tommy merupakan jenderal lapangan tengah yang memiliki keunggulan dari tendangan canon ball.

Baca Juga
Baca Juga

Sementara Indriawan adalah sang bungsu. Meski namanya tak setenar dua kakaknya, namun mantan bomber PON Jawa Tengah itu pernah berkotum Persijatim Solo FC pada musim 2003. Dia juga sempat membela PS Pemuda Jaya Jakarta Timur.

Sri Widadi-Kas Hartadi

Kemudian ada dua bersaudara yang melejit dengan tim yang berbeda. Sri Widadi menjadi bintang saat membela Arseto tahun 1987-1992. Pria yang akrab disapa Dadit ini dikenal sebagai rajanya assists. Namun sayang, cedera lutut yang didapat tahun 1992 membuat karier sepak bolanya terhenti.

Dadit jadi salah satu bintang kala membawa tim Biru Langit jadi juara Liga Galatama 1992. Setelah pensiun, kini dia menjadi pegawai di Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Surakarta.

Sementara karier sang adik, Kas Hartadi tak kalah gemilang. Kas jadi bagian Timnas Indonesia saat meraih medail emas SEA Games 1991. Itu adalah emas terakhir yang didapat tim Merah Putih di multievent terbesar se-Asia Tenggara.

Dalam level kepelatihan misalnya, Kas mampu membawa Sriwijaya FC juara Liga Super Indonesia musim 2011-2012. Dia juga membawa Kalteng Putra juara ketiga Liga 2 2018 sekaligus promosi ke kasta tertinggi.

Agung Setyabudi-Guntoro Tri Prasetyo

Lalu ada dua kaka beradik asal Solo yang meroket bersama Arseto dan Persis Solo, Agung Setyabudi serta Guntoro Tri Prasetyo. Agung malang-melintang di klub-klub besar Tanah Air.

Setelah lulus dari Persis Solo Junior medio 1989-1990, pria yang semasa bermain identik dengan nomor punggung 16 itu lantas masuk ke Diklat Ragunan.

Karier profesional Agung dimulai saat membela Arseto Solo tahun 1992 dan membawa tim Biru Langit juara Liga Galatama saat itu. Setelah enam tahun bersama Arseto Solo, dia lantas hijrah ke PSIS Semarang dan membawa tim Laskar Mahesa Jenar juara Divisi Utama musim 1999.

Dia menjadi sosok penting dibalik kemenangan 1-0 PSIS atas Persebaya Surabaya di partai puncak yang berlangsung di Stadion Klabat, Manado. Umpan manisnya di pengujung laga mampu dimaksimalkan Tugiyo "Si Maradona dari Purwodadi" menjadi gol kemenangan.

Sementara Guntoro juga mengikuti jejak sang kakak hingga musim terakhir di Arseto. Dia lantas membela Persis Solo. Sosok yang akrab dispa Iplik itu turut membawa tim Laskar Sambernyawa jadi runner-up Divisi I 2006 sekaligus promosi ke Divisi Utama.

Baca Juga
Baca Juga

Bagas Kahfa-Bagus Kahfi

Terakhir ada si kembar Amiruddin Bagus Kahfi Al-Fikri dan Amiruddin Bagas Kaffa Arrizqi. Dua kembar yang akrab disapa Bagas Kahfa dan daBagus Kahfi itu merupakan bomber Timnas U-19 yang juga penggawa Garuda Select.

Keduanya lahir 16 Januari 2002 di Magelang dan merupakan putra pasangan Yuni Puji Istiono dan Dewi Kartikasari. Nama Bagas-Bagus mulai melambung kala beraksi bersama Timnas Indonesia U-16 yang dilatih Fakhri Husaini pada 2017.

Bagas main di posisi full-back kanan dan Bagus sebagai striker. Keduanya turut membawa timnas juara Piala AFF U-15 2018. Saat itu, Bagus tampil produktif sebagai predator lini depan dengan mencitakan 13 gol.

Dengan status Indonesia saat ini sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2021, keduanya digadang-gadang menjadi tulang punggung Timnas U-20.

Jawa TengahKas HartadiLiga IndonesiaGendut DoniAdityo DarmadiBagas KaffaBagus Kahfi

Berita Terkini