x

Sampai Ada Penusuk dari Belakang, Mengapa Manchester City Dibenci?

Rabu, 15 Juli 2020 18:18 WIB
Penulis: I Made Dwi Kardiasa | Editor: Theresia Ruth Simanjuntak
Sampai ditusuk dari belakang oleh banyak klub Liga Inggris terkait pelanggaran FFP, mengapa Manchester City begitu dibenci?

INDOSPORT.COM - Beberapa pihak diketahui banyak yang tak senang setelah Manchester City lepas dari jerat hukuman UEFA terkait larangan main Liga Champions. Mengapa klub Liga Inggris ini sangat dibenci?

Seperti diketahui sebelumnya, sempat terjerat hukuman terkait Financial Fair Play (FFP) dari UEFA, Manchester City terancam hukuman larangan tampil di panggung Eropa selama dua musim. Akan tetapi pada akhirnya mereka bebas dari jerat hukum setelah membawa kasus ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS).

Jika pihak Manchester City menyambut dengan sukacita akan kebebasan mereka, berbeda dengan Jurgen Klopp selaku pelatih Liverpool dan juru taktik Tottenham Hotspur, Jose Mourinho. Dua rival mereka di Liga Inggris ini justru merasa keberatan.

Baca Juga
Baca Juga

Ada delapan klub Liga Inggris berisi Manchester United, Tottenham Hotspur serta Liverpool yang sejatinya melayangkan permintaan agar Manchester City tak menghambat berlangsungnya Liga Champions musim depan. Sebagian klub berharap The Sky Blues segera dapat hukuman agar ada satu slot kosong.

Tak hanya rival di kompetisi kasta atas Negeri Big Ben, Presiden LaLiga Spanyol, Javier Tebas pun menyayangkan keputusan CAS yang mengabulkan permintaan dari klub yang bermarkas di Etihad Stadium tersebut.

Melihat akan banyak kritik menjatuhkan tentu menunjukkan jika Manchester City memang banyak tak disukai oleh berbagai kalangan. Apa saja yang mendasari hal tersebut? Berikut INDOSPORT merangkum beberapa alasannya dilansir laman New York Times.

1. Kekuatan uang ialah mutlak

Era modern saat ini uang memang nampak menjadi kekuatan ampuh yang tak bisa dikalahkan bahkan oleh hukum. Itulah yang saat ini menyertai kelolosan Manchester City dalam jerat aturan FFP yang sudah ditetapkan oleh UEFA.

Mengingat kembali, The Citizens bukanlah klub pertama yang bebas karena tingkat kemakmuran terjamin ada klub lain di benua Eropa yang juga punya kasus spesial. Masih dalam sumber yang sama ada AC Milan dan kemudian PSG.

Ambil contoh dari PSG yang membeli membeli Neymar dan Kylian Mbappe dengan total nominal 400 juta dolar AS (Rp5,8 triliun). Menghabiskan dana fantastis itu tak sesuai dengan harta benda yang mereka miliki lewat bantuan sponsor atau penjualan dengan nilai setara sehingga melanggar FFP yang berlaku.

Alih-alih dilakukan penyelidikan lebih lanjut, pada akhirnya Les Parisiens bebas dari tuntutan Jose Narciso da Cunha Rodrigues selaku eks pengadilan tertinggi Eropa dan ketua Kontrol Finansial Klub UEFA. Ada satu sosok dibelakang keperkasaan mereka dan dia adalah Nasser Al-Khelaifi miliarder asal Qatar.

Baca Juga
Baca Juga

Serupa, Manchester City juga dimiliki oleh orang penting yang tidak diragukan lagi akan kekuatan finansialnya yang nyaris tak ada batasannya. Sosok Sheikh Mansour dipercaya sebagai alasan utama mereka tak tersentuh oleh UEFA.

Politisi Arab Saudi ini kabarnya sampai menyewa jasa pengacara kondang, Lord David Pannick agar nama baik City bersih kala membawa kasus ini ke CAS. Benar saja, ia bahkan berani bayar gaji pengacara terbaik itu dengan 20 ribu pounds (Rp363 juta) per hari.

Diganjar gaji nominal gila tersebut nampak senilai dengan jasa Pannick yang pernah mengalahkan orang sekelas Perdana Menteri Inggris, Theresa May, terkait kasus Brexit 2016 silam. Tak heran, kasus terkait masalah kompetisi sepak bola ini cenderung kecil baginya.


1. Alasan Manchester City Tak Disukai Banyak Kalangan

Pep Guardiola, pelatih klub Liga Inggris, Manchester City.

2. Penimbunan banyak pemain hebat

Masih sama seperti poin pertama, berkat tingginya angka finansial klub, Manchester City sangat gemar lakukan belanja pemain dengan nominal fantastis. Dibandingkan percaya akan jebolan akademinya, mereka lebih memilih pemain yang sudah jadi.

Sebagai contoh ada Jadon Sancho selaku jebolan akademi muda mereka yang justru gagal masuk skuat utama. Benar saja, ketika wonderkid asal Inggris itu pindah ke Borussia Dortmund 2017 lalu, ia malah bisa tampil gemilang dan kini punya harga sangat mahal.

Beberapa pemain yang dibelinya bahkan sebagian besar hanya menjadi cadangan saja karena tak mampu bersaing dengan pemain utama lain. Salah satu contoh ialah Aymeric Laporte dibeli dengan harga 60 juta euro (Rp1 triliun) dari Athletic Bilbao 2018 lalu, ia hanya tampil 15 kali musim ini.

Lebih banyak habiskan di bangku cadangan, Laporte sejatinya pernah jadi incaran tim rival Manchester City seperti Manchester United dan bahkan Chelsea 2015 lalu. Tapi setelah dibeli ia malah kalah saing dengan bintang veteran seperti Nicolas Otamendi atau John Stones di posisi bek tengah.

Inilah menjadi alasan mengapa Liverpool dan Manchester City sampai berlomba-lomba pecahkan rekor transfer untuk bintang berposisi bek. Alasannya hanya agar Virgil van Dijk (Liverpool) atau Harry Maguire (Manchester United) tak keduluan diambil alih oleh Manchester City.

3. Manchester City terlalu istimewa

Melansir laman berita Be Soccer terkait artikel berjudul 12 alasan mengapa Manchester City dibenci ada beberapa poin yang nampak membuat klub asal Manchester ini istimewa.

Sebut saja kehadiran Pep Guardiola yang menjadi juru latihnya, punya rekam jejak bagus dalam berbagai gelar bergengsi kala menukangi Bayern Munchen atau Barcelona. Saat berada di Manchester City pun ia bisa persembahkan gelar domestik berturut-turut.

Kehadiran Guardiola didukung oleh pemain yang membuat Manchester City sangat sulit ditaklukan. Sebut saja kehadiran Kevin De Bruyne, Raheem Sterling, Sergio Aguero, Riyad Mahrez, Ilkay Gundogan, dan David Silva.

Sepak terjang mereka sangat membuat frustasi sebut saja kala jadi penghadang Liverpool juara seantero Inggris musim lalu dan lampaui rekor 100 poin saat rebut tempat juara Liga Inggris 2017-2018.

Tak ayal karena berbagai hal yang membuat mereka nampak tangguh tak tertandingi ini buat beberapa klub menghalalkan segala macam cara. Salah satunya seperti saat ancaman hukuman yang menyertai klub asuhan Guardiola saat melanggar FFP.

Bukannya prihatin, delapan klub Liga Inggris memaksa agar The Citizens segera ditindak tegas. Beberapa dari mereka punya alasan sendiri. Liverpool yang tak mau ada saingan berat di Liga Champions, dan Manchester United yang hanya mementingkan tiket berlaga di kompetisi Benua Biru.

Akan tetapi pada akhirnya hukuman yang menerpa mereka tak jadi terlaksana setelah Manchester City lewat jalur arbitrasi. Puas akan tindakan sia-sia musuh di Liga Inggris, Guardiola pun meminta itikad baik pelatih lawan mainnya seperti Jurgen Klopp dan Jose Mourinho.

"Mereka boleh mengemukakan pendapatnya sendiri, Jose dan Jurgen, tapi saya katakan pada mereka ini merupakan hari yang indah bagi sepak bola, sangat indah malahan. Jose dan pelatih lain wajib tahu kami terluka dan harusnya minta maaf," ucap Guardiola dilansir Mirror.

"Sudah saya katakan berulang-ulang, jika kami lakukan hal yang salah maka kami bakal menerima keputusan dari EUFA dan CAS. Kami tak butuh bantuan dari klub lain, tapi kami punya hak untuk melawan. Buktinya bisa dilihat, kami tidak bersalah," tambahnya lagi.

Manchester UnitedLiverpoolManchester CityJose MourinhoUEFAFinancial Fair PlayJurgen KloppPep GuardiolaLiga Primer InggrisSheikh Mansour bin Zayed bin Sultan Al NahyanLiga InggrisSepak Bola

Berita Terkini