x

5 Catatan Positif Usai AC Milan Bantai Celtic di Liga Europa

Jumat, 23 Oktober 2020 14:04 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
Dalam kemenangan penting melawan Celtic di pekan perdana Grup H Liga Eurpa, terselip lima catatan positif yang berhasil ditorehkan AC Milan.

INDOSPORT.COM - Dalam kemenangan penting melawan Celtic di pekan perdana Grup H Liga Eurpa, terselip lima catatan positif yang berhasil ditorehkan AC Milan

AC Milan sukses meraup poin penuh kala bertandang ke markas Celtic pada pekan perdana Grup H Liga Europa musim 2020/21. Dalam laga yang digelar di Celtic Park itu, I Rossoneri menang dengan skor telak 3-1. 

Tiga gol kemenangan AC Milan dibuat oleh Rade Krunic (14'), Brahim Diaz (42'), dan Jens Petter Hauge (90+). Sementara satu gol balasan dari Celtic dibuat oleh Mohamed Elyounoussi pada menit ke 76'. 

Baca Juga
Baca Juga

Meski menang dengan skor besar, laga ini tidaklah mudah untuk Milan. Terbukti dari tekanan yang lebih dominan dilakukan oleh Celtic. 

Meski Milan memegang 55 persen penguasaan bola, namun Celtic mampu melepaskan 13 tembakan berbanding 6 yang dimiliki oleh AC Milan. 

Unggul cepat pada menit 14' membantu Milan untuk tampil lebih percaya diri. Apalagi ketika Brahim Diaz mampu menggandakan skor. 

Dalam laga penting ini, lima catatan positif pun berhasil ditorehkan AC Milan. Catatan-catatan ini menunjukkan perkembangan positif Milan di bawah Pioli. Lalu, apa saja catatan-catatan itu? Berikut ulasannya.

1. Penyelesaian Akhir Makin Sempurna

AC Milan akhirnya menemukan solusi persoalan mereka pada dua musim belakangan, yakni penyelesaian akhir. I Rossoneri berhasil mencetak tiga gol ke gawang Celtic hanya dari enam tembakan. 

Ini menunjukkan bahwa AC Milan semakin klinis di lini depan. Sebab, dalam dua musim terakhir, sektor ini jadi isu terbesar di AC Milan. 

Pada akhir musim 2018-2019, AC Milan hanya mencetak 55 gol yang akhirnya cuma membawa mereka ke posisi kelima. Sementara pada musim 2019-2020, AC Milan cuma mampu mencetak 28 gol sampai pekan ke-26.

Milan tertinggal jauh dari Napoli (41 gol), Atalanta (70), Roma (51), Lazio (60), Juventus (50), dan Inter (49) dalam periode pertandingan yang sama. 

Namun, mukjizat terjadi di seperempat akhir kompetisi pascajeda pandemi. Pelatih Stefano Pioli berhasil menyulap Milan menjadi tim yang paling subur. 

Dari cuma mencetak 28 gol pada pekan ke-26, Milan mengakhiri kompetisi dengan catatan 63 gol. Itu artinya, selepas jeda pandemi, Milan mencetak 35 gol dari 12 pertandingan. Dengan kata lain, Milan mencetak 2.9 gol per laga. 

Musim ini pun hal tersebut berhasil dipertahankan oleh skuad Stefano Pioli. Tak terkalahkan di 8 laga resmi awal kompetisi, Milan total telah mencetak 

2. Lepas dari ketergantungan Hakan

Catatan positif kedua yang berhasil ditorehkan AC Milan adalah fakta bahwa mereka bisa lepas dari ketergantungan terhadap Hakan Calhanoglu. 

Seperti diketahui, di bawah asuhan Stefano Pioli, Hakan Calhanoglu menjadi pemain sentral yang memberikan kontribusi besar bagi Milan di lini tengah. Namun, pada laga melawan Celtic ia berhalangan tampil karena cedera. 

Ternyata hal itu tidak jadi masalah sebab Milan memiliki sosok Brahim Diaz yang mampu menjalankan perannya dengan baik di tengah. Pada laga melawan Celtic, Diaz menyumbang satu gol kemenangan. 

Meski posisinya agak ke kiri, namun Diaz bisa menutup lubang yang ditinggalkan Hakan. Terlepas dari masalah cedera Hakan, AC Milan pun kemungkinan harus semakin terbiasa tanpa keberadaan bintang Turki itu .

Sebab, dari kabar transfer yang berembus, diskusi perpanjangan kontrak Calhanoglu dengan Milan mandek. Di saat bersamaan ada tim Juventus yang siap menawarkan gaji besar untuknya. 

3. Perpanjang Rekor

Kemenangan atas Celtic memperpanjang rekor tak terkalahkan AC Milan. Sejauh ini Milan tak terkalahkan di 21 laga resmi terhitung sejak musim lalu. 

Dari 21 laga itu Milan menang 17 kali dan seri 4 kali serta mencetak 54 gol. Rekor 21 laga unbeaten alias tak terkalahkan ini adalah yang terbaik semenjak tahun 1996. 

Tak cuma itu, Milan juga menorehkan rekor fantastis lainnya. Usai menghabisi Celtic, Ibrahimovic beserta koleganya mencatatkan dua gol atau lebih dalam 10 pertandingan beruntun.

Baca Juga
Baca Juga

Pencapaian ini adalah yang pertama kalinya semenjak tahun 1964 atau salah satu masa keemasan mereka di liga domestik dan panggung Eropa ketika itu


1. 4. Debut Manis Jens Petter Hauge

Pemain baru AC Milan, Jens Petter Hauge.

Kabar membahagiakan datang dari rekrutan muda AC Milan, Jens Petter Hauge. Dipercaya debut sebagai pemain pengganti, Hauge mampu membayar kepercayaan tersebut. 

Pemain 21 tahun ini turut menyumbang gol indah penuh skill di masa injury time. Dengan kata lain, ini adalah debut perdana Brahim Diaz di panggung Eropa bersama Milan yang langsung dihiasi dengan gol. 

Capaian pemuda Norwegia ini memang luar biasa di bulan Oktober. Pada tanggal 1 Oktober ia bergabung dengan Milan. Tiga hari kemudian, Hauge melakukan debut untuk Rossoneri . 

Pada tanggal 11 Oktober, Hauge melakukan debut di tim senior Norwegia, dan pada 22 Oktober ia mencetak gol pertamanya untuk AC Milan. AC Milan pun berharap performa Hauge terus meningkat dan bisa berkontribusi bagi tim di masa depan. 

5. Milan Bukan Tim 'Normal'

Pada laga melawan Celtic, untuk pertama kalinya pelatih Stefano Pioli menyebut Milan bukan tim yang normal. Itu artinya Milan kini telah berhasil berada di level yang lebih baik ketimbang musim-musim sebelumnya. 

“Sangat penting bagi kami untuk membuktikan bahwa kami bukan tim yang normal. Tim normal menunjukkan motivasi dan determinasi yang lebih sedikit setelah kemenangan yang mendebarkan seperti derby, tetapi kami membuktikan bahwa kami mengambilnya satu pertandingan pada satu waktu dan ingin terus menang,"

Pioli menggambarkan bahwa Milan saat ini seperti layaknya klub-klub besar Eropa yang bagus secara teknik dan mental dalam mempersiapkan tiap laga baik itu domestik maupun internasional seperti Liga Europa. Tentu ini sebuah kabar baik bagi AC Milan. 

Liga EuropaAC MilanGlasgow CelticCelticTRIVIABerita Liga Europa

Berita Terkini