x

Sudah Sepatutnya AC Milan Rindukan Sosok Silvio Berlusconi

Senin, 26 Oktober 2020 20:17 WIB
Editor: Nugrahenny Putri Untari
Klub Serie A Liga Italia, AC Milan, sudah selayaknya merindukan sosok mantan presiden mereka, Silvio Berlusconi.

INDOSPORT.COM - Klub Serie A Liga Italia, AC Milan, sudah selayaknya merindukan sosok mantan presiden mereka, Silvio Berlusconi.

Seperti diketahui, Berlusconi adalah tokoh sentral yang membawa kejayaan untuk Rossoneri selama masa kekuasaannya dulu. Setelah ia pergi, AC Milan tidak akan pernah sama lagi.

Bahkan, terakhir kali mereka meraih scudetto adalah musim 2010-2011 silam. Setelahnya, prestasi Rossoneri semakin menurun dan hanya jadi klub medioker di Negeri Pizza.

Memang, kehadiran Berlusconi bak oase di padang pasir bagi AC Milan pada era 1980-an. Saat itu, sejalan dengan sepak bola Italia yang sedang dipenuhi skandal, kondisi Rossoneri juga carut-marut termasuk harus terdegradasi ke Serie B.

Sebelum kedatangan Berlusconi, AC Milan hanya bolak-balik dari Serie B ke Serie A dan begitu seterusnya. Meski sudah kembali ke kasta tertinggi pun skuat mereka bisa dibilang kurang meyakinkan.

Baca Juga
Baca Juga

Para suporter pun harus dihadapkan pada kenyataan pahit bahwa rival berat mereka, Juventus, mulai merebut panggung utama di Liga Italia. Akan tetapi, secercah harapan mulai muncul setelah Berlusconi mengambil alih AC Milan pada Maret 1986.

Bagaimana Silvio Berlusconi Mengubah AC Milan

Kedatangan pria kelahiran 23 September 1936 tersebut menjadi berkah tiada tara bagi kubu Rossoneri. Silvio Berlusconi mengemukakan ide-ide baru untuk menjadikan klubnya tersebut lebih berkualitas dan kekinian - seperti istilah zaman now.

Berlusconi berusaha mengombinasikan identitas Rossoneri sebagai sebuah klub sepak bola dengan elemen-elemen entrepreneur seperti membuka toko apparel dan menerbitkan majalah berjudul Forza Milan.

Rossoneri kemudian berkembang menjadi klub modern dengan profit yang meningkat tajam. Akan tetapi, hal ini saja belum cukup. Karena AC Milan adalah klub sepak bola, mereka wajib memiliki tim yang hebat pula.

Baca Juga
Baca Juga

Lagi-lagi dengan kecerdasannya, Berlusconi mendatangkan Arrigo Sacchi, seorang penjual sepatu yang berhasil menjadi pelatih klub Serie B, Parma, pada waktu itu. Langkah ini pun sempat menuai protes dari publik.

Namun bersama Adriano Galliani, Sachi pun mulai menyusul skuat idamannya, yang kemudian mendapat dukungan penuh dari Berlusconi. Ya, sang bos memang begitu royal menggelontorkan uang demi membeli pemain bintang.

Sudah punya aset-aset hebat seperti Paolo Maldini, Franco Baresi, dan Roberto Donadoni, AC Milan mendatangkan Ruud Gullit, Marco van Basten, dan Frank Rijkaard.


1. Silvio Berlusconi, Bos yang Royal Beli Pemain

Silvio Berlusconi memang membawa kejayaan bagi AC Milan.

Melihat perjalanan AC Milan beberapa tahun terakhir, rasanya sosok Silvio Berlusconi patut dirindukan. Apalagi, mengingat kontribusinya yang besar untuk klub yang ia urus.

Pria yang juga pernah menjabat perdana menteri Italia tersebut ikut terjun langsung dan berpartisipasi membangun performa tim, tidak ketinggalan pula soal urusan transfer.

Saat musim pertamanya, Rossoneri finis di urutan kelima klasemen Serie A Liga Italia. Musim berikutnya, berkat campur tangannya, mereka berhasil menjadi juara.

Suntikan dana segar yang terus diberikannya untuk AC Milan pun berbuah manis. Mereka memenangkan Liga Champions berturut-turut, yakni pada musim 1988-1989 dan 1989-1990.

Royalnya Silvio Berlusconi pun juga diakui oleh legenda AC Milan, Alessandro Costacurta, belum lama ini. Ia menyebut mantan klubnya tersebut memang membutuhkan sosok seperti Berlusconi.

“Dia melihat daftar peraih Ballon d’Or dan langsung membeli mereka. Saya selalu bersyukur ada Berlusconi meski saya mengkritik keterlibatannya dalam urusan politik,” ujar Costacurta seperti diwartakan laman Football Italia.

Selama satu dekade kepemimpinannya, Berlusconi telah menjadikan AC Milan salah satu klub terhebat di dunia, meski pada dekade keduanya pencapaian mereka tidak sementereng sebelumnya.

Selain itu, walau ada nama-nama hebat yang mulai lahir di AC Milan seperti Andriy Shevchenko, Andrea Pirlo, dan Kaka, masa kejayaan mereka bersama Berlusconi mulai menjamah garis akhir memasuki dekade ketiga sang presiden.

Apalagi, Berlusconi sempat terjerat sejumlah kasus mulai dari skandal seks sampai korupsi. Tuntutan hukum terhadap salah satu holding company-nya yakni Fininvest juga memengaruhi kondisi di AC Milan.

Akhirnya Berlusconi pun memutuskan menjual AC Milan kepada pengusaha China, Li Yonghong dan David Han Li. Kesepakatan ini sekaligus menandai berakhirnya era pria berjuluk Il Cavaliere itu bersama Rossoneri.

Sejak kepergiannya, pamor AC Milan pun semakin menurun. Sempat ditangani sejumlah pelatih, kini mereka tengah berada di bawah kendali Stefano Pioli yang menggantikan Marco Giampaolo pada tahun 2019.

Bersama Pioli, kini Rossoneri mulai menunjukkan tanda-tanda kemajuan sejak memasuki musim 2020-2021. Mereka bahkan menyapu bersih empat pertandingan pertama di Serie A Liga Italia dan sekarang mengoleksi 12 poin di klasemen sementara.

Para penggemar jelas berharap AC Milan yang kehilangan sentuhan cerdas Berlusconi bisa bangkit kembali. Setelah cukup berantakan di tangan Li Yonghong, Rossoneri kini diambil alih oleh Elliott Management.

Meski tidak sehebat Silvio Berlusconi, Paolo Scaroni masih punya cukup waktu untuk membuktikan diri sebagai bos hebat di AC Milan.

Serie A ItaliaAC MilanSilvio BerlusconiLiga ItaliaSepak BolaBerita Liga Italia

Berita Terkini